ISLAM MELARANG
MELUKIS WAJAH SEMUA NABI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Wajah Nabi
Muhammad tidak boleh dilukiskan dan digambar untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Pendapat ini diungkapkan ulama
Indonesia Quraish Shihab.
Melalui video YouTube resmi Najwa Shihab ‘Mengenal
Sosok dan Pribadi Nabi Muhammad SAW’.
Quraish
menceritakan detail mengapa wajah Nabi
Muhammad dilarang dilukis dan digambarkan.
Quraish mengungkap ciri-ciri
fisik Nabi Muhammad yang jarang disampaikan kepada masyarakat luas.
“Walaupun mungkin sebagian
sudah tahu, tetapi selalu senang untuk mendengar cerita dan deskripsi tentang
penampilan atau wajah Nabi
Muhammad SAW,” kata Najwa kepada ayahnya.
Quraish
mengatakan banyak riwayat yang berbicara tentang Nabi.
Berdasarkan hadis Nabi,
Quraish mengatakan sebenarnya kalau pun dilukis masih bisa.
Tapi
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka bentuk lukis, gambar,
terlebih lagi ditampilkan di film sangatlah dilarang.
“Banyak sekali riwayat yang
mengatakan tetang Nabi.
Nabi
sendiri pernah mengatakan, kalau mau dilukis bisa.
Tapi
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dilarang dilukis dan
dilarang ditampilkan di film-film.
Padahal
riwayat ciri fisik Nabi) sangatlah kompleks,” sambung Quraish.
Quraish
menjelaskan detail ciri fisik Nabi Muhammad kepada Najwa Shihab dengan
merujuk pada riwayat yang ada.
Quraish mengatakan postur
tubuh Nabi Muhammad sangat ideal tidak pendek dan juga tidaklah tinggi, tidak
juga gemuk tidak juga kurus.
Rambut Nabi Muhammad hitam
sedikit bergelombang yang selalu diurus dengan rapi hingga menyentuh telinga
Nabi.
“Tidak
pernah gondrong dalam pengertian kita sekarang.
Tapi,
sebenarnya itu tampak gondrong karena sampai ke ujung telinga bawah.” kata
Quraish.
Ada sahabat berkata, “saya
tidak pernah melihat orang berbaju merah dan berambut hitam sampai ke ujung
telinga setampan dan seindah Nabi Muhammad.”
Quraish mengatakan detail tentang dahi lebar, bola mata jernih berkilau, bulu
mata yang menghiasi lentik dan alis hitam tebal.
Di antara kedua alis Rasulullah
ada urat yang terlihat jelas ketika sedang amarah.
Jadi marahnya Rasulullah
tidak berucap, tetapi para sahabat tahu beliau sedang marah saat urat di antara
kedua alisnya tampak.
Jadi
itu sebagai bentuk menahan gejolak amarah agar tidak dikeluarkan kata-kata yang
sifatnya tidak elok untuk didengar,” ujar Quraish.
Mengapa Islam melarang visualisasi para nabi dan rasul?
Jawabannya karena Islam melarang menggambarkan secara jelas
wajah dan penampakan para nabi dan rasul.
Karena dikhawatirkan akan memunculkan
pengultusan dan pemujaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, visualisasi figur Rasulullah SAW,
dikhawatirkan tidak akan mempu menggambarkan pribadi dan figur Rasulullah SAW
yang sesungguhnya,'' kata pendiri Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, Prof M
Quraish Shihab.
Menurut ulama yang pernah menjadi menteri agama RI itu,
visualisasi figur Rasulullah SAW tidak menutup kemungkinan adanya pelecehan.
Bayangkan gambarnya lantas tersebar, mudah
diinjak-injak orang.
Bisa jadi gambar itu tidak sesuai benar dengan
apa yang sebenarnya.
Kalau difilmkan orang yang memerankan figur
Nabi dalam film kemudian melakukan hal-hal yang tidak sesuai perilaku Rasulullah
SAW.
Untuk menghindari itu semuanya, lantas dilarang
gambar itu,'' kata dia.
Menurut Quraish memvisualisasikan gambar Nabi Muhammad SAW
dalam kondisi yang baik saja dilarang.
Apalagi yang terjadi di media massa
sejumlah negara di Eropa itu justru untuk melecehkan Rasul.
Ketika ditanya kenapa dalam agama Nasrani ada
gambar Nabi Isa, tapi dalam Islam tidak boleh ada gambar Nabi Muhammad SAW.
Menurut Quraish dalam Islam gambar Nabi Isa pun
dilarang.
''Karena kemungkinan unsur pelecehannya ada.
Bukan hanya Nabi Isa tapi semua nabi-nabi tidak
boleh digambar.''
Quraish menjelaskan, gambaran Rasulullah SAW sebetulnya ada
dalam hadis.
Dirawikan oleh banyak sahabatnya, antara lain
wajahnya bulat, rambutnya hitam sampai ujung telinga, alisnya tebal, di antara
alisnya ada urat yang nampak, kalau marah matanya bulat sangat hitam, hidungnya
mancung, giginya rapih.
Kendati begitu, visualisasi Muhammad SAW,
sesuai ijtihad ulama, tetap dilarang.
''Dasar pelarangan itu adalah sadduzzaro'i,
menutup kemungkinan lahirnya sesuatu yang buruk,'' tambahnya.
(Sumber
internet)



