PRO KONTRA NABI MUHAMMAD BUTA HURUF
Oleh: Drs. H.M. Yusron
Hadi, MM
Pro dan kontra bahwa Nabi
Muhammad buta hruuf.
1. Nabi
Muhammad buta huruf.
2. Nabi
Muhammad tak buta huruf.
3. Nabi
Muhammad awalnya buta huruf.
Tapi setelah diangkat
menjadi utusan Allah.
Tak buta huruf lagi.
Al-Quran surah Al-Muzzammil
(surah ke-73) ayat 1-5.
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
Hai orang berselimut
(Muhammad).
قُمِ
اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
Bangunlah (untuk salat)
di malam hari, kecuali sedikit (darinya).
نِصْفَهُ
أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
(Yaitu) seperduanya
atau kurangi dari seperdua itu sedikit.
أَوْ
زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
Atau lebih dari
seperdua itu. Dan bacalah Al-Quran dengan pelan.
إِنَّا
سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Sesungguhnya Kami akan menurunkan
kapadamu kalimat yang berat.
Ayat di atas bisa dipahami.
Bahwa wahyu diturunkan
kepada Nabi Muhammad.
Berupa ucapan.
Wahyu bukan berupa
lembaran kertas.
Tapi wahyu berupa
perkataan yang berat.
Karena wahyu memuat
hikmah yang hebat.
Al-Quran surah Al-Qiyamah
(surah ke-75) ayat 16-19.
لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ
لِتَعْجَلَ بِهِ
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Quran
karena hendak cepat (menguasai)nya.
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ
وَقُرْآنَهُ
Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ
قُرْآنَهُ
Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikuti
bacaannya.
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami
penjelasannya.
Ayat di atas bisa dipahami.
Bahwa wahyu disampaikan
oleh malaikat Jibril.
Kepada Nabi Muhammad.
Berupa ucapan atau
bacaan.
Nabi Muhammad didikte
untuk ditirukan.
Kemudian Nabi Muhammad
menirunya.
Al-Quran surah Al-A’la
(surah ke-87) ayat 6-8.
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَىٰ
Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan
lupa.
إِلَّا
مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ
Kecuali jika Allah
menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.
وَنُيَسِّرُكَ
لِلْيُسْرَىٰ
8Dan Kami akan memberi
kamu taufik ke jalan mudah.
Ayat di atas dipahami.
Bahwa wahyu ayat Al-Quran dibacakan
oleh malaikat Jibril
Kepada Nabi Muhammad.
Dan Nabi Muhammad dijamin tak
akan lupa.
Al-Quran surah Al-Buruj
(surah ke-85) ayat 21-22.
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ
Bahkan yang didustakan mereka itu Al-Quran yang mulia.
فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz.
Al-Quran surah Al-Waqiah
(surah ke-56) ayat 77-79.
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan sangat mulia.
فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ
Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuz).
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا
الْمُطَهَّرُونَ
Tidak menyentuhnya, kecuali orang
yang disucikan.
Ayat di atas dipahami.
Bahwa Al-Quran asli tersimpan di Lauh Mahfuz.
Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Hanya berupa copynya.
Pada wahyu wal.
Al-Quran asli ditampakkan kepada Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad disuruh membacanya.
Nabi Muhammad menjawab,
“Saya tak bisa membaca”.
Kemudian malaikat Jibril mendiktekan wahyu Allah.
Dan ditirukan oleh Nabi Muhammad.
Al-Quran surah Al-A’raf
(surah ke-7) ayat 158.
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ
وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakan: "Hai manusia
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang punya
kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-Nya (kitab-Nya)
dan ikuti dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
Al-Quran surah Al-Ankabut
(surah ke-29) ayat 48.
وَمَا
كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا
لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ
Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah)
menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan
menulis), benar-benar ragu orang yang mengingkari(mu).
Al-Quran menegaskan.
Bahwa Nabi Muhammad
tidak pernah membaca buku.
Dan tidak pernah
menulis satu kata pun.
Sebelum datangnya
wahyu Al-Quran.
Arti Nabi yang ummi
Yaitu tak pernah membaca
kitab sebelumnya.
Dan tak penah menulis
kitab sebelumnya.
Ayat Al-Quran secara pasti
menyatakan.
Bahwa Nabi Muhammad tidak
pandai membaca dan menulis.
Jika Nabi Muhammad pandai
baca dan tulis.
Maka akan muncul
tuduhan.
Bahwa Al-Quran buatan
Nabi Muhammad.
Ada skenario besar.
Agar Al-Quran terjaga
sampai kiamat.
Dan benar wahyu firman
Allah.
Bukan karangan Nabi Muhammad.
Sebagian ulama berpendapat.
Meskipun kemudian Nabi
menganjurkan umatnya.
Agar belajar membaca
dan menulis.
Tapi Nabi sendiri
tidak melakukannya.
Karena Allah
menjadikan Nabi sebagai bukti.
Bahwa info yang
diperolehnya.
Benar bersumber dari
Allah.
Sebagian ulama
memahami.
Bahwa nabi tidak mampu
membaca dan menulis.
Hanya terbatas sebelum
terbukti kebenaran ajaran Islam.
Setelah kebenaran
Islam terbukti.
Artinya setelah Nabi
hijrah dari Mekah ke Madinah.
Nabi sudah pandai
membaca dan menulis.
Pendapat ini
dikuatkan dengan kata “sebelumnya”.
Pada Al-Quran surah
Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.
Kata “ummi” hanya ditemukan 2 kali dalam Al-Quran.
Yaitu:
Surah Al-A'raf (surah
ke-7) ayat 157 dan 158.
Keduanya diturunkan di
Mekah .
Dan menjadi sifat Nabi
Muhammad.
Al-Quran surah
Al-A’raf (surah ke-7) ayat 157-158.
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ
الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي
التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ
فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي
أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi
yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan
belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Quran), mereka orang-orang beruntung.
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ
وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Katakan: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang punya kerajaan langit dan bumi;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-Nya (kitab-Nya) dan ikuti dia, agar kamu
mendapat petunjuk".
Kata “ummi” ada dalam
Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 2.
Yang diturunkan di
Madinah.
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي
الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي
ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dia yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan
mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan nyata.
Masyarakat pada zaman
Nabi.
Menganggap mampu
membaca dan menulis.
Adalah bukti kelemahan
seseorang.
Karena alat dan sarana
tulis-menulis amat langka.
Sehingga masyarakat
mengandalkan hafalan.
Orang yang menulis.
Dianggap tidak mampu
menghafal.
Dan ini kekurangan.
Memang, nilai dalam
masyarakat berubah.
Sesuatu yang dianggap
baik sekarang.
Mungkin sebelumnya
dinilai buruk.
Zaman terus
berubah.
Pada zaman sekarang.
Kemampuan orang untuk
menghafalkan sesuatu.
Tidak amat penting
masa lampau.
Karena alat dan sarana
prasarana untuk tulis-menulis.
Sangat gampang
diperoleh.
Kesimpulan
1. Sebelum
diangkat jadi Rasulullah.
Nabi Muhammad ummi.
Tak pandai baca tulis.
2. Setelah
diangkat menjadi Rasulullah.
Malaikat Jibril mengajari
Nabi Muhammad membaca dan menulis.
3. Kemudian
Rasulullah mengajar umat lslam.
Tentang baca tulis dan
hikmah.
(Sumber Agus Mustafa)


