Friday, January 7, 2022

12269. PRO KONTRA NABI MUHAMMAD BUTA HURUF

 

 






PRO KONTRA  NABI MUHAMMAD BUTA HURUF

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

 

Pro dan kontra bahwa Nabi Muhammad buta hruuf.

 

1.      Nabi Muhammad buta huruf.

 

2.      Nabi Muhammad tak buta huruf.

 

3.      Nabi Muhammad awalnya buta huruf.

Tapi setelah diangkat menjadi utusan Allah.

Tak buta huruf lagi.

 

 

Al-Quran surah Al-Muzzammil (surah ke-73) ayat 1-5.

 


يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ

 

Hai orang berselimut (Muhammad).

 

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

 

Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya).

 

نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

 

(Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit.

 

 

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

 

Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Quran dengan pelan.

 

 

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

 

Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu kalimat yang berat.

 

 

Ayat di atas bisa dipahami.

 

Bahwa wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad.

 

Berupa ucapan.

Wahyu bukan berupa lembaran kertas.

Tapi wahyu berupa perkataan yang berat.

 

Karena wahyu memuat hikmah yang hebat.

 

 

Al-Quran surah Al-Qiyamah (surah ke-75) ayat 16-19.

 

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ

 

Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Quran karena hendak cepat (menguasai)nya.

 

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

 

Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.

 

 

فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ

 

Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikuti bacaannya.

 

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ

 

Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami penjelasannya.

 

Ayat di atas bisa dipahami.

 

Bahwa wahyu disampaikan oleh malaikat Jibril.

Kepada Nabi Muhammad.

Berupa ucapan atau bacaan.

 

Nabi Muhammad didikte untuk ditirukan.

 

Kemudian Nabi Muhammad menirunya.

 

Al-Quran surah Al-A’la (surah ke-87) ayat 6-8.

 

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَىٰ

 

Kami akan membacakan (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa.

 

إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ

 

Kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

 

وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ

 

8Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan mudah.

 

Ayat di atas dipahami.

Bahwa wahyu ayat Al-Quran dibacakan oleh malaikat Jibril

Kepada Nabi Muhammad.

 

Dan Nabi Muhammad dijamin tak akan lupa.

 

Al-Quran surah Al-Buruj (surah ke-85) ayat 21-22.

 

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ

 

Bahkan yang didustakan mereka itu Al-Quran yang mulia.

فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

 

Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz.

 

Al-Quran surah Al-Waqiah (surah ke-56) ayat 77-79.

 

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ

 

Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan sangat mulia.

 

فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ

 

Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuz).

 

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

 

Tidak menyentuhnya, kecuali orang yang disucikan.

 

 

Ayat di atas dipahami.

Bahwa Al-Quran asli tersimpan di Lauh Mahfuz.

 

Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Hanya berupa copynya.

 

Pada wahyu wal.

Al-Quran asli ditampakkan kepada Nabi Muhammad.

 

Nabi Muhammad disuruh membacanya.

 

Nabi Muhammad menjawab,

“Saya tak bisa membaca”.

 

Kemudian malaikat Jibril mendiktekan wahyu Allah.

Dan ditirukan oleh Nabi Muhammad.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 158.

 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

 

Katakan: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang punya kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-Nya (kitab-Nya) dan ikuti dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

 


Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.

 

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

 

Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragu orang yang mengingkari(mu).

 


Al-Quran menegaskan.

Bahwa Nabi Muhammad tidak pernah membaca buku.

 

Dan tidak pernah menulis satu kata pun.

 

Sebelum datangnya wahyu Al-Quran.

 

Arti Nabi yang ummi

Yaitu tak pernah membaca kitab sebelumnya.

Dan tak penah menulis kitab sebelumnya.

 

 

Ayat Al-Quran secara pasti menyatakan.

 

Bahwa Nabi Muhammad tidak pandai membaca dan menulis.

 

Jika Nabi Muhammad pandai baca dan tulis.

Maka akan muncul tuduhan.

Bahwa Al-Quran buatan Nabi Muhammad.

 

Ada skenario besar.

Agar Al-Quran terjaga sampai kiamat.

 

Dan benar wahyu firman Allah.

Bukan karangan Nabi Muhammad.

 

 


 Sebagian ulama berpendapat.

 

Meskipun kemudian Nabi menganjurkan umatnya.

Agar belajar membaca dan menulis.

 

Tapi Nabi sendiri tidak melakukannya.

 

Karena Allah  menjadikan Nabi sebagai bukti.

 

Bahwa info yang diperolehnya.

Benar bersumber dari Allah.

 

Sebagian ulama memahami.

Bahwa nabi tidak mampu membaca dan menulis.

 

Hanya terbatas sebelum terbukti kebenaran ajaran Islam.

 

Setelah kebenaran Islam terbukti.

 

Artinya setelah Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah.

 

Nabi sudah pandai membaca dan menulis.

 

 Pendapat ini dikuatkan dengan kata “sebelumnya”.

 

Pada Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.


 Kata “ummi” hanya ditemukan 2 kali dalam Al-Quran.

Yaitu:

Surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 157 dan 158.

 

Keduanya diturunkan di Mekah .

Dan menjadi sifat Nabi Muhammad.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 157-158.

 

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka orang-orang beruntung.

 

 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

 

Katakan: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang punya kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-Nya (kitab-Nya) dan ikuti dia, agar kamu mendapat petunjuk".

 

 Kata “ummi” ada dalam Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat  2.

Yang diturunkan di Madinah.

 

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

 

Dia yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan nyata.

 

 

Masyarakat pada zaman Nabi.

Menganggap mampu membaca dan menulis.

 

Adalah bukti kelemahan seseorang.

 

Karena alat dan sarana tulis-menulis amat langka.

 

Sehingga masyarakat mengandalkan hafalan.

 

Orang yang menulis.

Dianggap tidak mampu menghafal.

 

Dan ini kekurangan.

 

Memang, nilai dalam masyarakat berubah.

 

Sesuatu yang dianggap baik sekarang.

 

Mungkin sebelumnya dinilai buruk.

 

 Zaman terus berubah.

Pada zaman sekarang.

Kemampuan orang untuk menghafalkan sesuatu.

Tidak amat penting masa lampau.

 

Karena alat dan sarana prasarana untuk tulis-menulis.

 

Sangat gampang diperoleh.

 

Kesimpulan

 

1.      Sebelum diangkat jadi Rasulullah.

Nabi Muhammad ummi.

Tak pandai baca tulis.

 

 

2.      Setelah diangkat menjadi Rasulullah.

 

Malaikat Jibril mengajari Nabi Muhammad membaca dan menulis.

 

3.      Kemudian Rasulullah mengajar umat lslam.

 

Tentang baca tulis dan hikmah.

 


(Sumber Agus Mustafa)

 

0 comments:

Post a Comment