BAHASA ARAB 12 JUTA
KATA BAHASA INGGRIS 600 RIBU KATA
Oleh: Drs. H. Yusron
Hadi, M.M.
Ungkapan dalam bahasa
Arab banyak terkait dengan Tuhan.
Bahasa Arab
kental dengan dimensi teologis, misalnya:
1. Al-salamu alaikum wa
rahmatullahi wa barakatuhu.
2. Alhamdulillah.
3. Masya Allah.
4. Insya Allah.
5. Subhanallah.
6. Mabruk.
7. Barakallahu fik.
8. La haula wa la quwwata
illa billah.
9. Wallahi.
10. Dan lainnya.
Dalam bahasa lain memang
terkadang ada dimensi ketuhanannya.
Dalam bahasa Inggris,
misalnya:
1. Oh my God.
2. God bless you.
3. In God we trust.
Seperti tertulis dalam
mata uang dolar Amerika.
Tetapi, bahasa Arab
tetap lebih sarat dimensi ketuhanannya dibanding bahasa apa pun dan mana pun!
Ternyata orang Nasrani
di Lebanon juga mengucapkan kata-kata mengandung “Allah” seperti itu.
Rupanya di Arab,
Allah adalah nama Tuhan bagi orang beragama Kristen
atau Masihiyyin.
Bangsa Arab memang
dikenal sebagai bangsa yang bertuhan.
Apalagi
kenyataannya semua Nabi dan Rasul yang 25 itu lahir di Arab atau Timur Tengah.
Juga semua agama
samawi, yaitu:
1. Yahudi.
2. Kristen.
3. Islam.
Saking tebalnya dalam
bertuhan, sampai ateisme di kalangan bangsa Arab pun berbeda dengan atheisme
Barat.
Ateisme di Barat
benar-benar tidak percaya adanya Tuhan, bahkan anti Tuhan.
Tapi ateisme di
Arab adalah hanya menolak kenabian dan wahyu, tapi tidak menolak
ketuhanan.
Orang ateis Arab
tetap percaya pada Tuhan.
Dan menamakan Tuhannya
dengan Allah.
Tetapi mereka
menolak adanya Nabi atau konsep kenabian.
Mereka beriman kepada
Tuhan, tapi menolak nabi yang membawa wahyu.
Di negara Arab seperti
Suriah, Irak, Palestina, dan lainnya, ada pengikut komunisme.
Di Iran secara politik
didominasi kaum Mullah dan Ayatullah, ternyata ada Partai Komunis,
meskipun bergerak di bawah tanah.
Tapi mereka bukan
ateis dalam definisi tidak bertuhan.
Pakar Arab mengatakan
bahwa banyak sekali ucapan dalam bahasa Arab yang melibatkan Tuhan.
1. Jika orang mengucapkan
“mabruk” (مبروك).
2. Anda
menjawab “Allah baraka fik” (برك الله فيك).
3. Kalimat itu artinya
“Semoga Tuhan Allah memberi berkah kepadamu”.
Banyak sekali ucapan
bahasa Arab yang melibatkan Tuhan seperti itu.
Jika kita
berbicara dalam bahasa Arab kepada seseorang, maka kita telah mengaitkan bukan
hanya melalui bahasa, tapi juga keimanan kepada Allah SWT.
Sangat meyakinkan
dimensi ketuhanan yang kental dalam bahasa Arab karena pengaruh Al-Quran.
Pasalnya, bahasa Arab
adalah bahasa Al-Qur’an (لغة القران).
Semua orang sudah tahu
fakta dan kenyataan itu.
Bahkan ada orang Arab
yang secara agak berlebihan mengatakan bahwa Tuhan dan Malaikat-Nya berbicara
dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab juga
sering disebut sebagai bahasa Islam.
Meskipun banyak juga
orang Arab yang beragama Kristen.
Seperti orang
Arab di Lebanon, Syria, Mesir, Yordania, Palestina, dan lainnya.
Mereka itu juga
berbicara dan sangat bangga dengan bahasa Arab.
Ada pandangan sangat
kuat tentang kesejajaran antara keislaman dan kearaban.
Pandangan seperti ini
bukan hanya dalam umat Islam belaka.
Tapi juga di kalangan
non-Islam.
Dr Anton
Wessels, seorang Teolog Kristen dan guru besar di Vrije Universiteit,
Amsterdam.
Dalam
bukunya Arabier an Christen: Christelijke kerken in het
Midden-Oosten (1983), juga mengabadikan kesan serupa.
Meskipun dia
mengklarifikasinya.
Dalam bukunya
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Arab dan
Kristen: Gereja-Gereja Kristen di Timur Tengah (terj. Tati S.L.
Tobing-Kartohadiprojo, BPK Gunung Mulia, Cet Kedua, 2002).
Wessels
mengatakan bahwa banyak orang yang begitu mendengar sebutan orang Arab
pikirannya segera terarah pada orang Islam.
Bahkan, setiap membaca
atau mendengar bahasa Arab orang segera terbayang kata Islam.
Wessels sampai
mengingatkan sebuah ungkapan sangat terkenal di kalangan orang Arab Kristen.
Yang berbunyi: “Bahasa
Arab tak dapat dikristenkan”.
Bahasa Arab adalah
satu-satunya bahasa di dunia ini yang kental dengan dimensi ketuhanan dan
keagamaan lslam.
Mungkin faktor
ketuhanan dan keislaman inilah bahasa Arab punya kemampuan bertahan yang luar
biasa.
Jika dihitung sejak
turunnya Al-Quran kepada Rasulullah.
Maka usia bahasa Arab
yang juga bahasa Al-Quran sudah lebih dari 1.400 tahun.
Padahal sebelum Nabi
Muhammad SAW lahir, bahasa Arab sudah ada dan hidup.
Bahasa Arab sudah
berusia ribuan tahun dan masih bertahan kuat sampai sekarang.
Sungguh sebuah bahasa
yang punya kemampuan bertahan yang luar biasa!
Bahasa Arab adalah
satu-satunya bahasa Semitik yang telah berusia ribuan tahun.
Yang sampai hari ini
masih bertahan hidup.
Ada 4 bahasa paling
berpengaruh dalam sejarah manusia, yaitu:
1. Sanksekerta.
2. Yunani.
3. Latin.
4. Arab.
Bahasa Sanksekerta,
Yunani, dan latin sudah mati.
Tapi bahasa Arab
tetap hidup.
BAHASA
SANKSEKERTA, YUNANI DAN LATIN
Jika orang sekarang
ingin membaca buku berbahasa Latin yang ditulis 200 tahun lalu, pasti sangat
kesulitan.
Demikian juga dengan
buku berbahasa Yunani dan Sanksekerta.
Tapi jika orang mau
membaca kitab berbahasa Arab.
Jangankan kitab
berusia 200 tahun lalu.
Bahkan kitab berusia
1.000 tahun lalu masih bisa dibaca dengan mudah.
Bahkan
syair Jahiliah yang ada sejak zaman sebelum Rasulullah, masih bisa
dinikmati dengan mudah.
Dr. Nurcholish Madjid menyebut
bahasa Arab secara dramatis sebagai mukjizat Ilahi.
Bahasa Arab memang
betul mukjizat kebudayaan.
Karaena bahasa
Arab sudah tua tetapi tetap bertahan hidup.
Bahasa Arab juga
dikenal sebagai bahasa paling indah di dunia.
Bukan hanya
paling indah, tapi juga sangat kaya raya dengan kosa kata.
Bahasa Arab konon
punya 12.302.912 kata.
Baca: 12 juta kata
lebih.
Bandingkan
dengan bahasa lain, misalnya:
1. Bahasa Inggris 600.000
kata.
2. Bahasa Perancis
150.000 kata.
Dalam konteks dan
perspektif ini sungguh sangat rugi orang Islam yang tidak belajar bahasa Arab.
Pasalnya, dengan
menguasai bahasa Arab maka orang akan memperoleh dimensi:
1. Ketuhanan.
2. Keislaman.
3. Kebudayaan sangat
kaya!
Jika seorang muda
keturunan Arab yang tinggal di Amerika Utara berkata,
“I forgot my
Arabic tongue.
and lost my homeland
in the process.
I feel like I’m slowly
becoming more and more disconnected from my Arab roots’’.
Maka izinkan saya
menambahkan dengan kalimat penutup sebagai berikut:
“Saya telah melupakan
bahasa Arab.
Maka saya dalam proses
kehilangan roh ketuhanan dan keislaman.
Karena pelan tapi
pasti saya akan terpisahkan dari akar-akar ketuhanan dan keislaman”.
(Sumber Hajriyanto
Y. Thohari)
0 comments:
Post a Comment