UANG GANTI
RUGI HARUS DIBELIKAN ASET PRODUKTIF
Oleh Drs. HM Yusron
Hadi,MM
Terselip
cerita sedih warga.
Dalam
unjuk rasa warga 6 desa terdampak.
Pembangunan
PT Pertamina Rosneft Pengolahan.
Dan
Petrokimia (PRPP) Kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban.
Soal
rekrutmen pekerjaan.
Para warga
cerita.
Mereka hanya
menghabiskan tabungan.
Karena tak
ada pekerjaan.
Setelah
tanah dibeli PT PRPP.
Padahal sebelumnya.
Mereka
menjadi miliarder.
Dengan
uang ganti rugi.
Mencapai
miliaran rupiah.
Tapi
karena tak ada penghasilan.
Uangnya tergerus.
Untuk
mencukupi kebutuhan tiap hari.
Salah satu
warga kampung miliader di Tuban.
Yang kini menyesal.
Setelah
tanahnya dijual.
Ke pihak
proyek kilang Tuban.
Yaitu Musanam
(umur 60 tahun).
Warga Desa
Wadung, Kecamatan Jenu.
Musanam mengaku menyesal.
Telah
menjual rumah.
Dan tanah
ladangnya yang produktif.
Seluas 2,4
hektare.
Pada tahun
lalu.
Dengan
harga lebih dari Rp 2,5 miliar.
Dia menyesal.
Karena tak
punya penghasilan tetap.
Dan tak bisa
bekerja lagi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehari-hari
bersama keluarga.
Dia terpaksa
harus menjual satu demi satu sapi ternaknya.
Yang
selama ini dipelihara.
"Saya
punya 6 ekor sapi.
Tapi saya jual
3 ekor.
Dan kini sisa
3 ekor.
Sapi itu
saya jual.
Untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," tutur Musanam di sela aksi demo.
Di depan
kantor proyek GRR Tuban, Senin (24/1/2022).
Musanam bercerita.
Dulu
sebelum lahan pertanian dijual.
Saat panen
ia mendapat Rp 40 juta tiap kali panen jagung.
Atau
tanaman lainnya.
Saat
proyek kilang minyak akan dibangun.
Dia dirayu
agar tanahnya bisa dibeli pihak proyek.
Keluarga Musanam juga dijanjikan pihak perusahaan.
Akan
diberi pekerjaan.
Tapi setelah
1 tahun lebih.
Janji itu
tak kunjung didapatkan.
Keluarganya
tak juga diberikan pekerjaan.
Warga lain mengaku bernasib sama.
Yaitu Mugi,
umur 60 tahun.
Wanita tinggal
di kampung miliarder.
Kini
nyaris tak punya pekerjaan.
Usai tanah
seluas 2,4 hektare miliknya dijual
"Ya saya menyesal.
Sudah
menjual lahan pertanian saya.
Dulu lahan
saya ditanami jagung dan cabai.
Tiap kali
panen bisa menghasilkan Rp 40 juta.
Tapi sejak
dijual.
Saya sudah
tidak lagi punya penghasilan," keluh Nenek Mugi.
Lahan pertanian seluas 2,4 hektare milik Mbah Mugi.
Dibeli
dengan harga Rp 2,5 miliar.
Uangnya untuk
kebutuhan sehari-hari.
Dan sisanya
ditabung.
Mugi mengaku dulu tak ingin menjual tanahnya.
Tapi
karena seringnya.
Pihak
proyek datang.
Saat ia di
sawah.
Dia akhirnya
bersedia lahannya dijual.
"Setiap saya di kebun.
Saya
didatangi dan dirayu.
Anak-anak
saya akan diberikan pekerjaan.
Pokoknya janjinya
enak-enak.
Tapi
sekarang mana, gak ada," keluh Mugi.
Kedua warga kampung miliader.
Ikut demo bersama
ratusan warga Desa Wadung, Mentoso, Sumurgeneg.
Dan
beberapa desa di kawasan ring 1 Pertamina.
Menggelar
aksi unjuk rasa.
Mereka
menuntut agar pihak proyek menunaikan janjinya.
Yang
sebelumnya disampaikan kepada masyarakat.
Kampung
miliader Jenu, Tuban.
Tahun lalu.
Muncul
fenomena warga satu desa di Tuban.
Mendadak
jadi miliarder.
Setelah
mendapat ganti rugi.
Pembebasan
lahan proyek kilang.
Tapi selang
1 tahun.
Ternyata
warga banyak jatuh miskin.
Hingga
menjual hewan ternaknya.
Untuk
bertahan hidup.
Perencana
Keuangan.
Eko
Endarto menyebut.
Bahwa ada
yang salah dalam mengelola keuangan warga.
Saat menerima
uang besar.
Butuh pengetahuan
tentang cara mengelola uang.
"Mengelola uang sedikit.
Berbeda dengan
uang besar.
Makin
besar uang.
Artinya keinginan
makin besar.
Menurut
Perencana Keuangan Andi Nugroho.
Dalam
mengelola uang.
Perlu
pemahaman yang baik.
Belajar dari fenomena itu.
Dia mengajak
masyarakat untuk memahami.
Bahwa uang
ganti rugi yang mereka terima.
Untuk membayar
aset produktif.
Berupa
ladang lahan pertanian.
Yang
sebelumnya sumber pendapatan warga.
Seharusnya uang ganti rugi.
Untuk
membeli aset produktif lagi.
Yang bisa
mengganti aset sebelumnya.
Bukan untuk
konsumtif.
Seperti
membeli mobil mewah.
Misalnya uangnya
dibelikan mobil.
Dan renovasi
rumah.
Artinya mata pencahariannya.
Berupa ladang
hilang.
Dan dipakai
untuk konsumtif.
Dia mengingatkan.
Warga yang
mendapat uang ganti rugi.
Agar uang
itu.
Dipakai untuk
membeli aset produktif lain.
Sehingga sumber
pendapatan mereka tidak hilang.
Karena ada ganti sumber penghasilannya.
(Sumber detik.com)
0 comments:
Post a Comment