RUANG KE-3 INTERAKSI SETARA
TANPA TEMPAT SAMPAH
Oleh Drs. HM Yusron
Hadi, MM
Gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan menceritakan ruang
ke-3.
Yang ingin diwujudkan
di Jakarta.
Ada 3 ruang
dipakai warga Jakarta, yaitu:
1. Ruang ke-1.
Rumah tempat tinggal.
2. Ruang ke-2.
Kantor tempat kerja
dan belajar.
3. Ruang ke-3.
Tempat manusia setara.
RUANG KE-1
Ruang pertama.
Yaitu rumah tempat
tinggal.
Untuk bersama
keluarga.
RUANG KE-2
Ruang ke-2.
Untuk tempat kerja dan
belajar.
RUANG KE-3
Ruang ke-3.
Berada di
antara ruang 1 dan 2.
Tempat manusia dalam
kondisi setara.
Berupa fasilitas umum.
Banyak penduduk
Jakarta.
Menghabiskan waktu.
Dari ruang 1 ke ruang
2.
Beraktivitas apa pun.
Lalu kembali ke
ruang 1.
Ada ruang di antara
ruang ke-1 dan ke-2.
Yaitu ruang ke-3.
Ruang Ketiga.
Yaitu tempat manusia
berinteraksi.
Dalam kondisi setara.
Tanpa melihat pangkat
dan jabatan.
Tanpa melihat orang
kaya atau miskin
Biasanya ruang ke-3.
Terlewatkan dalam
membangun kota.
“Kita secara serius
membangun ruang ke-3.
Untuk memberi tempat
bagi warga.
Agar bisa mendapat
ruang alternatif.
Di luar ruang 1 dan
2.”
Lewat ruang ke-3.
Gubernur Jakarta.
Anies Baswedan.
Ingin mewujudkan kota.
Yang bisa dijadikan
rumah.
Bagi semua warganya.
Selama ini.
Sudah ratusan
fasilitas umum.
Sebagai ruang ke-3.
Yang telah dibangun.
Ruang ke-3.
Meliputi taman kota.
Hingga ruang kota.
Bukan hanya
memperindah kota.
Tapi bisa dijadikan
tempat interaksi warga.
“Sejak tahun
2018-2021.
Kita membangun dan
merevitalisasi:
1) 296 taman kota.
2) 29 hutan kota.
3) 154 jalur hijau.
“Ini adalah ruang
ke-3.
Yang dibangun untuk
berinteraksi,” ungkap Anies.
Anies memberi contoh
ruang ke-3.
Yang dibangun untuk
interaksi.
Seperti konversi
kawasan.
Yang semula untuk kendaraan
roda 2 atau 4.
Diubah menjadi kawasan
untuk pejalan kaki.
Di kawasan Dukuh Atas.
Ada jalan Kendal.
Ada jembatan.
Yang semula Jalan
Raya.
Diubah menjadi khusus
pejalan kaki.
Sudah ada penataan 8
stasiun, yakni:
1. Stasiun Tanah Abang.
2. Stasiun Senen.
3. Stasiun Juanda.
4. Stasiun Sudirman.
5. Stasiun Palmerah.
6. Stasiun Tebet.
7. Stasiun Manggarai.
8. Stasiun Gondangdia.
Warga bukan langsung
ke tempat kendaraan berikutnya.
Tapi ada ruang.
Tempat warga bisa
berinteraksi.
Hal itu contoh.
Kita membangun ruang
ke-3.
Mulai taman
dijadikan tempat bermain.
Trotoar dijadikan
tempat interaksi.
Dan mendapat
pengalaman.
Kawasan stasiun diubah
menjadi interaksi.
Kawasan jalan raya.
Diubah menjadi jalan
pejalan kaki,” jelas Anies.
Prinsipnya dalam membangun
ruang ke-3, yaitu:
1. Memberi perasaan
setara.
Tanpa membedakan kaya
dan miskin.
Tanpa melihat pangkat
dan jabatan.
2. Memberi perasaan
inklusif.
Tempat interaksi dan
kegiatan.
3. Memberi pengalaman
tinggal di kota.
Anies Baswedan
berharap.
Jakarta bisa menjadi rumah bagi semua warga.
Tanpa membedakan kaya
dan miskin.
Tanpa membedakan
pangkat dan jabatan.
Ruang ke-3 di
Jakarta tanpa tempat sampah.
Untuk melatih warga.
Agar menyimpan
sampahnya sendiri.
Sampahnya dibawa
pulang.
Dan dibuang di tempat sampah.
Sehingga ruang ke-3
tetap bersih.
(Sumber Anies
Baswedan)
0 comments:
Post a Comment