BANJIR DALAM
KOTA DIATASI RESAPAN DAN KEBERSIHAN
Oleh Drs HM Yusron Hadi, MM
Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan.
Bahwa bencana
banjir tidak bisa disamakan dengan gempa bumi.
Gempa bumi
tak bisa diprediksi oleh manusia.
Kekuatan
gempa diukur dengan skala Richter.
Jika
terjadi gempa.
Dengan
skala Richter rendah.
Tapi
bangunan rusak.
Maka yang
salah cara membangunnya.
Jika
terjadi gempa.
Dengan
skala Richter tinggi.
Dan
bangunan rusak.
Ya wajar
memang skalanya tinggi.
Tingginya curah
hujan.
Diukur
dengan alat penakar hujan.
CARA MENGUKUR
CURAH HUJAN
1. Curah hujan adalah jika dalam waktu 24 jam.
Terkumpul
curah hujan dalam tabung kolektor.
Lebih dari
0,5 mm.
2. Pengamatan dilakukan tiap hari pukul 07.00 waktu setempat.
3. Air dalam tabung kolektor.
Diukur
dengan gelas pengukur.
4. Curah hujan itu hasil curah hujan hari sebelumnya.
5. Hasil curah hujan dicatat tiap hari.
6. Direkap tiap bulan.
Jadi curah
hujan bulanan.
7. Direkap tiap tahun.
Jadi curah
hujan tahunan.
8. Data dicatat dengan satuan mm (mili meter).
9. Jika tak hujan.
Maka ditulis (0).
10.
Jika tak
mencatat.
Maka ditulis
(-).
11.
Jika curah
hujan rendah.
Yaitu 0-0,5
mm.
Maka ditulis
(+).
12.
Nilai
curah hujan adalah jumlah air terukur dalam gelas ukur.
Satuannya
mm.
13.
Jika
memakai gelas ukur volume.
Satuannya
mL.
Maka:
Cara
konversinya = air tertampung (mL) dibagi 100 mm kuadrat.
14.
Contoh
perhitungan.
Air pada
tabung kolektor 250 mL.
Maka curah
hujannya:
250 mL
dibagi 100 cm kudarat.
Hasilnya
2,5 cm
Atau 25
mm.
DAYA TAMPUNG
CURAH HUJAN DI JAKARTA
Daya
tampungnya 100 mm.
Jika di
atas 100 mm.
Maka pasti
meluap.
Analognya.
Daya
tampung sebuah gelas 1 liter air.
Jika gelas
diisi lebih dari 1 liter.
Maka pasti
meluber.
Maka tugas
manusia.
Harus
mengatasi air yang meluber.
Agar cepat
menyusut.
Saat
terjadi gempa.
Media
melaporkan tingkat skala Richternya.
Tapi saat
terjadi banjir.
Media tak
melaporkan tingkat curah hujannya.
Hanya foto
banjirnya.
Hal itu
tak adil dan tak fair.
Banjir adalah
limpahan air hujan.
Mestinya
banjir bisa dikendalikan oleh manusia.
"Kalau
gempa bumi.
Hal itu di
luar kendali manusia.
Tapi jika air
hujan.
Mestinya
bisa dikendalikan oleh manusia," kata Anies Baswedan.
Anies Basweadan
mengatakan.
Bahwa tiap
bencana banjir.
Karena tingginya
intensitas hujan harus dievaluasi.
Ada
identifikasi.
Mengapa
daratan bisa banjir.
Dan harus
ada perbaikan.
"Tiap
kita melewati satu fase gelombang baru.
Apakah
curah hujan ekstrem.
Atau
kiriman air ekstrem.
Harus ada
perbaikan yang diidentifikasi," kata Anies.
Jakarta dibagi
wilayah operasi berbasis teritori.
Semua
sumber daya ditempatkan di wilayah operasinya masing-masing.
Agar semua
titik lokasi yang mendapat penanganan.
Jakarta menghadapi
3 front, yaitu:
1. Banjir karena curah hujan ekstrem.
2. Banjir banjir karena air kiriman.
3. Banjir karena luapan air laut.
Cara
menghadapi 3 front berbeda-beda.
1. Di tepi pantai disiapkan tanggul pantai.
2. Air mengalir dari kawasan pegunungan.
Disiapkan penampung
waduk.
Sebelum
masuk hilir.
3. Di dalam kota.
Dengan sistem
drainase bersih.
Tidak ada
hambatan.
Sumur
resapan.
Dan
lainnya.
(Sumber
Anies Baswedan)
0 comments:
Post a Comment