ISLAM ITU MUDAH JANGAN
DPERSULIT
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Agama lslam adalah agama yang gampang.
Pada suatu hari, sepasang suami istri menjumpai Nabi Muhammad.
Si istri berkata,
”Wahai Rasulullah, suamiku, Sofwan, sering menghardikku, ketika aku
salat.
Dan memaksaku membatalkan puasaku ketika aku puasa sunah.
Serta suamiku sering mengerjakan salat Subuh, ketika
matahari sudah terbit.”
Nabi Muhammad mendengarkan keluhan tersebut.
Sambil menoleh dengan seluruh badan beliau.
Begitulah cara Nabi Muhammad menoleh.
Nabi Muhammad menghadap ke arah suaminya
dan bertanya,
”Benarkah itu, wahai Sofwan?
“Benar, ya Rasulullah,” jawab Sofwan tulus.
Sofwan melanjutkan,
”Saya menghardiknya, karena bacaan salatnya
panjang.
Setelah membaca surah Al-Fatihah, istriku
membaca dua surah yang panjang pada setiap rakaatnya.
Saya sudah menegurnya berkali-kali.
Tetapi, dia tetap saja begitu.”
“Benar, ya Rasulullah, saya menyuruh istriku
membatalkan puasanya, ketika dia puasa sunah.
Karena saya lelaki sehat yang sering tidak
mampu menahan birahi,” lanjut Sofwan.
Sofwan menambahkan,
“Memang benar, saya sering mengerjakan salat
Subuh, ketika matahari hampir terbit.
Karena keluargaku terbiasa bangun siang.
Sehingga saya sulit bangun tepat pada waktu
Subuh.”
Nabi Muhammad membenarkan sikap Sofwan dan
bersabda,
”Segeralah melakukan salat Subuh, ketika
kamu bangun!”
Nabi Muhammad bersabda kepada istri Sofwan,
”Persingkatlah salatmu.
Dan jika berpuasa sunah kamu harus izin
suamimu.”
Al-Quran surah Al-Haj (surah ke-22) ayat 78.
وَجَاهِدُوا
فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي
الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ
الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا
عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ
الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Berjihadlah
kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu.
Dia tidak menjadikanmu dalam agama suatu kesempitan. Ikuti agama orang tuamu
Ibrahim. Allah menamakanmu sekalian orang-orang muslim sejak dahulu. Begitu
pula dalam Al-Quran ini. Agar Rasul menjadi saksi atas dirimu. Supaya kamu
semua menjadi saksi atas segenap manusia. Dirikan salat, tunaikan zakat.
Berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia Pelindungmu. Dia sebaik-baik Pelindung
dan sebaik-baik Penolong.
Para ulama menjelaskan bahwa salah satu
kaidah hukum Islam ialah kesulitan melahirkan kemudahan.
Artinya jika orang mengalami kesulitan dalam
menjalankan agama.
Maka mendapat pengecualian.
Sehingga dia memperoleh kemudahan.
Para ulama enggan memopulerkannya.
Dan jarang mendakwahkan keringanan dan
kemudahan dalam beragama.
Karena khawatir umat Islam akan mengabaikan
ajaran Islam.
Sikap ini benar dalam satu sisi.
Tetapi salah dalam sisi yang lain.
Jika ajaran agama tidak dijalankan sama
sekali.
Karena tidak tahu keringanan dan
kemudahannya.
Umat Islam perlu memahami keringanan dan
kemudahan dalam beragama.
Contohnya berwudu biasanya memakai air.
Tetapi boleh diganti dengan bertayamum
(pengganti wudu).
Untuk bersuci dari hadas kecil atau besar.
Dengan menggunakan debu, pasir, atau tanah
karena tidak ada air.
Atau sebab halangan memakai air, misalnya
sakit.
Kemudahan agama Islam lainnya.
Misalnya salat jamak (salat yang
dilaksanakan dengan mengumpulkan 2 salat
wajib dalam 1 waktu).
Seperti salat Zuhur dan Asar atau salat Magrib dan Isya.
Salat jamak takdim (penggabungan 2 salat dalam 1 waktu.
Dengan cara memajukan salat yang belum masuk ke dalam salat
yang telah masuk waktunya).
Seperti penggabungan salat Zuhur dan salat
Asar pada waktu Zuhur.
Atau salat Magrib dan salat Isya pada waktu Magrib.
Salat jamak takhir (penggabungan 2 salat dalam 1 waktu.
Dengan cara mengundurkan salat yang sudah masuk ke dalam waktu
salat yang berikutnya.
Seperti penggabungan salat Zuhur dengan
salat Asar pada waktu Asar.
Atau salat
Magrib dan Isya pada waktu Isya.
Salat jamak qasar (penggabungan dan
sekaligus penyingkatan salat wajib).
Misalnya salat 4 rakaat disingkat menjadi 2
rakaat, kemudian digabung pelaksanaannya.
Mungkin ada yang kaget bahwa Nabi Muhammad
membolehkan orang yang tertidur.
Untuk melaksanakan salat Subuh, sesudah
terbitnya matahari.
Sehingga dia tidak berdosa karena terlambat
salat.
Tentu saja, hal ini tidak berlaku bagi orang
yang berleha-leha dan begadang.
Yang tidak ada manfaatnya pada malam hari.
Serta tidak berlaku bagi orang terlambat bangun karena malas.
Daftar
Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
4. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
6. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.
7. Tafsirq.com online



