SILATURAHMI ATAU SILATURAHIM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
MANA YANG BENAR SILATURAHMI ATAU SILATURAHIM?
Silaturahim
atau “silaturahmi” berasal dari bahasa
Arab.
Yang
terdiri atas 2 kata, yaitu “silat” dan “ar-rahim” atau ar-“rahmi”.
(صلة
الرحم)
Silat,
terdiri atas 3 huruf, yaitu:
1.
Shad.
2.
Lam.
3.
Tak marbuthah.
(صلة)
1)
“Tak marbuthah” tetap
diucapkan “tak” jika diidhofahkan (disambungkan) dengan kata lain.
2)
Tapi
jika disebut secara terpisah, maka “tak marbuthah” diucapkan “silah” diakhiri “h”.
Transliterasi
(penyalinan huruf abjad ke huruf abjad lain).
“Silat” atau “silah” sebenarnya
kurang tepat.
Karena
huruf pertama adalah “shad”, bukan “sin”.
“Silat” atau “silah” artinya:
1)
Sambungan.
2)
Menyambung.
3)
Menjalin.
4)
Menghubungkan.
“Rahim”
atau “rahmi” bersalal dari akar kata yang sama.
Yaitu “rahima – yarhamu”.
Transliterasinya
ada yang menulis:
1)
Ar-rahim
atau ar-rahmi.
2)
Al-rahim
atau al-rahmi.
Dari
“rahima – yarhamu” menghasilkan 2 bentuk masdar (kata
infinitif) berbeda.
Dan punya arti berbeda pula.
1.
Rahima – yarhamu – ruhman – wa
ruhuman – wa rahmatan – wa rahamatan – marhamatan.
Yang artinya “kasih sayang”.
2.
Rahima – yarhamu – rahman – wa
rahaman – wa rahamatan.
Yang artinya “rasa sakit pada
rahim wanita setelah melahirkan”.
Bahasa
Arab punya makna luas.
Sehingga
tidak salah jika kita mengatakan:
1.
Silatur
ruhmi.
2.
Silatur
ruhumi.
3.
Silatur
rahmati.
4.
Silatur
rahamati.
5.
Silatul
marhamati.
Tapi yang paling tepat adalah “silaturahim“.
Karena
“silaturahim” banyak disebut dalam hadis.
Boleh
mengatakan “silatur rihmi”.
“Ar-rihmi”
sama dengan “ar-rahim” punya 3 arti, yaitu:
1.
Rahim
wanita.
2.
Kekerabatan.
3.
Kerabat.
Kerabat
adalah orang-orang yang ada ikatan nasab
atau keturunan.
“Silaturahim” atau “silaturahmi” sangat
populer di Indonesia.
Dan masuk ke dalam bahasa
Indonesia tanpa perlu diterjemahkan.
Hal ini, seperti istilah Islam
lainnya misalnya:
Salat, haji, amar makruf nahi mungkar,
dan lainnya.
Silaturahim adalah menyambung
atau menjalin kasih sayang dengan
kerabat dan kenalan.
Dengan cara memberi sedekah, salam,
bantuan, pertolongan, atau mengunjunginya.
Yang
paling tepat adalah “silaturahim” atau “silaturrihmi“.
Tapi,
bahasa Arab yang menjadi bahasa lndonesia.
Maka
boleh ditulis atau diucapkan yang mudah bagi lisan kita.
Bahasa
selau berkembang dan mengalami modifikasi.
Apalagi
ketika disalin atau diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Dan
itu bukan kesalahan menurut syariat lslam.
(Sumber suara.muhammadiyah)



