Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label guru wajib. Show all posts
Showing posts with label guru wajib. Show all posts

Friday, August 21, 2009

15. Evaluasi diri: Guru wajib dan haram di sekolah kita

GURU “WAJIB” DAN GURU “HARAM”


DI SEKOLAH KITA



Oleh : Drs. Yusron Hadi, MM (Kepala SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo)





(Dimuat majalah Media Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur

Edisi Februari 2003 halaman 6 dan 7)









PENDAHULUAN

Penggolongan guru di sekolah kita didekati dengan istilah hukum dalam agama Islam, pendekatan ini bukanlah untuk mencampuradukkan atau merendahkan nilai istilah hukum tersebut. Tetapi hanya sekedar untuk memudahkan pemahaman kita, karena arti dari istilah hukum tersebut sangat akrab bagi kita.

Abdullah Gymnastiar (2002), mengatakan : “Tanpa diawali keberanian menilai dengan jujur diri sendiri, maka tidak akan ada perubahan dan perbaikan. Orang yang tidak berani melihat kekurangan dirinya berarti sudah menipu dirinya sendiri.”



I. GURU “WAJIB”

Tipe guru ini memiliki ciri : keberadaannya sangat disukai, dibutuhkan, harus ada. Sehingga jika dia tidak ada, akan membuat para siswa, guru, dan pegawai yang lain merasa sangat kehilangan. Dia disenangi karena pribadinya yang sangat mengesankan. Wajahnya selalu jernih dengan senyum tulus yang dapat menyenangkan siapapun yang berjumpa dengannya.

Tutur katanya santun, tidak pernah melukai hati siapapun. Pembicaraannya sangat bijak, dia ramah, sabar dan bersedia memahami tiap murid, suka membantu, adil dan tegas terhadap murid – muridnya. Dia pandai mengajar dan membangkitkan motivasi serta memiliki rasa humor yang menyegarkan, sehingga dia sangat disenangi murid-muridnya.

Penampilannya selalu rapi, bersih dan bersahaja, tidak sombong meskipun ilmu, kedudukan dan kekayaannya sangat tinggi. Dia tidak suka membedakan dan menonjolkan diri, dia sabar, pemaaf dan tidak pernah memendam perasaan benci dan dendam kepada siapapun.

Etos kerjanya sangat tinggi, sehingga lingkungannya terpengaruh semangat kerjanya. Dia sangat menyenangi pekerjaannya sebagai guru. Baginya bekerja adalah ibadah, dan kepuasan batin lebih diutamakan dibanding kesejahteraan dirinya.

Tidak ada istilah cari muka, jilat ke atas, sikut samping atau injak bawah. Ibadahnya sangat baik, tanpa ada pihak manapun yang terganggu. Setiap berdoa, dia selalu menambahkan doa khusus untuk murid-muridnya, agar kelak menjadi manusia dewasa yang lebih berhasil dibandingkan dirinya. Dia tidak pernah sungkan bertanya dan minta pendapat kepada siapapun. Hal ini membuat dia cepat berubah dalam memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya. Semangat menambah ilmu sangat tinggi. Dia selalu menyediakan waktu, dana, dan tenaga untuk memperluas wawasan. Dia tidak memandang muridnya sebagai bawahan, tetapi sebagai mitra potensial. Dia tidak mengharapkan muridnya kelak berterima kasih padanya, dia melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan antusias, semangat, tenang dan senang.

Keadaan keluarganya yang serasi, harmonis, dan tampak berbahagia menjadi contoh pribadi yang berusaha menjaga keseimbangan hak dan kewajiban dalam bekerja, bermasyarakat, maupun berumah tangga.



GURU “SUNNAH”

Tipe guru ini memiliki ciri : kehadiran dan keberadaannya memang menyenangkan. Tetapi jika dia tidak ada, kelihatannya para siswa, guru, dan pegawai yang lain tidak terlalu merasakan sebagai suatu kehilangan. Sebenarnya tipe guru ini hampir mirip dengan guru “Wajib”. Dia berprestasi, pribadi menyenangkan, dan etos kerjanya tinggi. Hanya saja ketika dia tidak ada, lingkungannya tidak terlalu merasa kehilangan. Mungkin kualitas ketulusannya belum membekas dalam hati, sebab kenangan indah dalam hati hanya bisa diukir dengan perbuatan yang berasal dari hati juga. Barangkali sikap, perilaku, dan prestasi kerja yang dilakukannya hanyalah demi uang, pangkat, dan pujian semata.



GURU “MUBAH”

Ciri tipe guru ini adalah ada dan tiadanya sama saja. Kehadirannya tidak membawa manfaat atau kerugian apapun, dan kepergiannya tidak membuat kehilangan. Dia tidak memiliki semangat, tidak mempunyai motivasi. Dia melaksanakan tugasnya sebagai guru hanya asal mengajar, asal bekerja. Sehingga kehidupannya tidak menarik, datar- datar saja. Dia hanya menghabiskan jatah umur saja.



GURU “MAKRUH”

Ciri Tipe guru ini adalah kehadirannya akan menimbulkan masalah, dan ketidakhadirannya tidak menjadi masalah. Ketika dia berada di sekolah akan menjadi masalah, karena kehadirannya akan membuat suasana tidak nyaman. kenyamanan terwujud justru ketika dia tidak ada. Kemunculannya akan mengganggu lingkungan sekitar. Tercium bau keringatnya, dan bau mulutnya tidak segar. Jika berbicara menyinggung perasaan, dan waktu bergurau sangat vulgar, sehingga membuat malu pendengarnya. Pekerjaannya sebagai guru tidak tuntas, mengajar seenaknya dan mengganggu kinerja yang lain.



GURU “HARAM”

Tipe guru ini sangat merugikan dan tidak diharapkan kehadirannya. Akhlak dan perilakunya sangat buruk. Dia sering menfitnah, mengadu domba, penuh tipu daya dan tidak jujur. Dia tidak melaksanakan kewajibannya sebagai guru, dan suka mengambil yang bukan haknya. Dia hanya melakukan sesuatu yang dianggap menguntungkan dirinya saja, tanpa peduli aturan dan hak-hak orang lain. Etos kerjanya sangat buruk, dia bukan menyelesaikan masalah, tetapi pembuat masalah. Ketika dia tidak ada, maka lingkungannya akan slametan dalam suasana bergembira ria.



KESIMPULAN

Tentu saja, siapa pun boleh menambahkan ciri-ciri yang lain pada setiap tipe guru di atas. Semoga hal tersebut dapat menjadi bahan renungan buat kita semua, agar mampu mengubah diri kita menjadi lebih baik, dan selalu berusaha untuk  menjadi “guru yang wajib ada”, semoga!



DAFTAR RUJUKAN

Gymnastiar, Abdullah, 2002 : Lima Tipe Karyawan / Pejabat di Kantor Kita. Penerbit : MQS Pustaka Grafika, Bandung.

Harefa, Andrias, 2001: Pembelajaran di Era Otonomi. Penerbit Buku Kompas, Jakarta