Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label UBAH NASIB RAKYAT TAK CUMA FOTO. Show all posts
Showing posts with label UBAH NASIB RAKYAT TAK CUMA FOTO. Show all posts

Tuesday, July 25, 2023

19259. UBAH NASIB RAKYAT TAK CUMA FOTO SAJA

 


UBAH NASIB RAKYAT KECIL BUKAN HANYA FOTO SAJA  

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Haedar Nashir.

Pemimpin Merakyat.

Harus Mampu Ubah Nasib Rakyat.

 

Ketua Umum PP Muhammadiyah.

Haedar Nashir jelaskan.

 

Bangsa Indonesia.

Mudah terkecoh.

 

Soal pemimpin merakyat.

1)                Lewat retorika.

2)                Model narasi.

 

Padahal rekam jejaknya.

Tak memadai.

 

Tak ada bukti nyata.

Dia bela rakyat.

 

Hal itu.

Contoh pikiran:

 

1)        Komunal irasional.

2)Pikiran serba goyah.

 

3)Mudah termakan isu kulit.

Bukan isi pokok.

Bukan soal utama.

 

Lalu ganti isu lain.

Tanpa solusi.

Tanpa jawab apa pun.

 

"Di era medsos.

Orang tak berbuat apa-apa.

 

Dia masuk pasar.

Hanya jual tampang saja.

 

Dia kebetulan tokoh.

Disebut merakyat.

 

Padahal cuma lewat.

Dia tak berdayakan orang di pasar.

 

Agar lebih baik.

Agar berubah naik kelas.

 

Agar kelas UMKM.

Naik jadi kelas menengah.

Atau kelas atas," kata Haedar.

 

Senin (24/7/2023).

 

Dia cuma lewat.

Atau mampir beli nasi pecel.

 

Tapi dia.

Tak ubah nasib penjual nasi pecel.

 

Penjual nasi pecel.

Nasibnya  tetap menderita.

 

Dalam glamor tokoh.

Atau siapa pun.

 

Tokoh dapat untung.

Dari gambar kemiskinan," tambahnya.

 

Haedar sayangkan.

Pemimpin tampak merakyat.

 

Tapi dia tak ubah.

Nasib rakyatnya.

Agar lebih sejahtera.

 

 "Tapi orang Indonesia.

Suka model begitu.

 

Lalu terkesan.

Wah dia tokoh merakyat.

 

Mestinya.

Tokoh merakyat.

 

Harus bisa ubah nasib rakyat .

Agar lebih sejahtera," ungkapnya.

 

Jika bangsa Indonesia.

Bisa keluar.

 

Dari model.

Pikuiran komunal irasional

 

Didukung pengembangan.

Pusat keunggulan mumpuni.

 

Maka daya saing bangsa Indonesia.

Bisa naik kelas.

 

Mulai layak promosi.

Gagasan ke dunia luar.

 

"Selain ubah pola pikir.

Komunal irasional.

 

Kepada cara berpikir:

 

1)        Lebih rasional.

Masuk akal sehat.

 

2)        Objektif .

Apa adanya.

 

3)        Meritokrasi.

Sesuai bidang ahlinya.

 

4)        Berbasis sistem good governance.

Pemerintahan yang baik.

 

Muhammadiyah.

Insya Allah siap.

Masuk sistem seperti ini.

 

Tapi jika pakai sistem.

Gontok-gontokan.

Pakai otot, bukan otak.

 

Kuat-kuatan.

Diskusi kasar.

 

Tak bisa diskusi.

Dengan cara baik.

 

Maka kita.

Tak pernah naik kelas.

 

Sebagai bangsa.

Dan sebagai umat," jelasnya.

 

(Sumber sindo)