Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label GUNUNG SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label GUNUNG SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN. Show all posts

Sunday, December 20, 2020

8148. GUNUNG SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN

  


GUNUNG SEBAGAI PASAK  MENURUT  AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

SIKLUS AIR MENURUT AL-QURAN

 

 

Pada tahun 1508, Bernard Palissy menemukan konsep siklus air.

 

 

Dia menggambarkan air menguap di lautan kemudian mendingin dan membentuk awan.

 

 

Awan bergerak ke daratan, mengembun, dan jatuh menjadi hujan.

 

 

Air ini berkumpul, kembali ke danau, sungai, dan mengalir ke laut.

 

Siklus terus menerus berputar.

 

 

Pada abad ke-7, Thales Miteus yakin bahwa permukaan air di lautan terbawa oleh angin dan turun di daratan menjadi hujan.

 

 

 

Zaman dahulu, orang-orang tidak mengetahui sumber air bawah tanah.

 

 

Mereka menyangka air di lautan terbawa dan terdorong ke benua karena pengaruh angin.

 

 

Mereka yakin ada jalan rahasia atau jurang rahasia tempat air kembali yang disebut Tartarus sejak zaman Plato.

 

Descartes seorang pemikir abad ke-18 yakin tentang hal itu.

 

 

Pada abad ke-19, muncul Teori Aristoteles yang menyatakan air terkondensasi dalam gua-gua pegunungan yang sejuk dan membentuk danau bawah tanah yang disebut springs.

 

 

Sekarang, ilmu pengetahuan modern memberi tahu bahwa air hujan merembes ke dalam tanah menuju bawah tanah.

 

Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 21.

 

 

 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطَٰمًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ


 

 

 

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar ada pelajaran bagi orang yang punya akal.

 

 


Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 24.


وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ يُرِيكُمُ ٱلْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَيُحْىِۦ بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ


 

 

 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.

 

 


Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 18.


وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ


 

 

 

Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.




 

Tak ada satu teks pun sejak 1.400 tahun lalu yang menjelaskan dengan gamblang sesuai fakta ilmiah tentang siklus air, selain Al-Quran.

 

 

 

ANGIN MENGAWINKAN AWAN MENURUT  AL-QURAN

 

Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 22.

 

 

وَأَرْسَلْنَا ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَٰكُمُوهُ وَمَآ أَنتُمْ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ


 

 

Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.

 

 

Kata “lawaaqih” berasal dari kata “laqaha” yanag artinya mengawinkan.

 

Dalam konteks ini makna mangawinkan berarti angin mendorong awan yang berkolaborasi
meningkatkan kondensasi hingga menyebabkan petir dan hujan.

 

 

Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 48.

 

 

ٱللَّهُ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُۥ فِى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ ۖ فَإِذَآ أَصَابَ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ


 

 

 

Allah, Dia yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.

 

 

Deskripsi Al-Quran sangat sesuai secara sempurna dengan data hidrologi modern.

 

 


GUNUNG SEBAGAI PASAK  MENURUT  AL-QURAN

 


Dalam geologi, fenomena “lipatan” adalah sebuah fakta ilmiah yang baru ditemukan.

 

Lipatan yang terjadi mengakibatkan terbentuk pegunungan.

 

 

Kerak bumi yang ditempati manusia seperti sebuah kulit yang padat.

 

 

Bagian dalam bumi berupa caairan panas, sehinga tak mungkin ada kehidupan di dalamnya.

 

Stabilitas pegunungan terkait dengan fenomena lipatan yang menyiapkan fondasi komponen pembentuk pegunungan.

 

 

Ahli geologi menyatakan jari-jari bumi sekitar 6.000 km dan kerak yang ditempati manusia berpijak sangat tipis sekitar 1-48 km.

 

karena tipisnya kerak bumi tempat berpijak manusia, maka kemungkinan bergetar sangat tinggi.

 

 

Gunung-gunung memberikan stabilitas daratan tempat manusia hidup.

 

 

Al-Quran secara sempurna mendeskripsikan hal ini dalam ayatnya.

 

 

Al-Quran surah An-Naba (surah ke-78) ayat 6-7.

 

 

 

أَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدً

وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا


 

 

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
dan gunung-gunung sebagai pasak?


Kata “autad” artinya pancang atau pasak yang biasanya dipakai untuk mendirikan tenda.

 

Sebuah buku berjudul “Earth” yang menjadi buku referensi ilmu geologi di universitas.

 

 

Salah satu penulisnya adalah Frank Press, Presiden Akademi Sains Amerika Serikat dan penasihat Presiden AS Jimmy Carter.

 

 

 

Dalam buku “Earth” penulis menggambarkan gunung berbentuk pasak dan permukaan gunung yang tampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan gunung itu.

 

Di bagian bawah permukaan tanah, gunung tampak seperti akar yang menghunjam sangat kuat.

 

Gunung berperan sangat penting dalam menstabilkan kerak bumi.

 

Al-Quran menyebutkan fungsi pegunungan sebagai penjaga stabilitas daratan bumi.

 

Al-Quran menggambarkan fakta ilmiah ini sesuai dengan ilmu geologi modern secara sempurna.

 

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 31.

 

وَجَعَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ


 

 

 

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.




 

Daftar Pustaka

1.      Naik, Zakir. Miracles of Al-Quran and Sunnah. Penerbit Aqwam, Jakarta. 2016.