GUNUNG
SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
SIKLUS AIR MENURUT
AL-QURAN
Pada
tahun 1508, Bernard Palissy menemukan konsep siklus air.
Dia
menggambarkan air menguap di lautan kemudian mendingin dan membentuk awan.
Awan
bergerak ke daratan, mengembun, dan jatuh menjadi hujan.
Air
ini berkumpul, kembali ke danau, sungai, dan mengalir ke laut.
Siklus
terus menerus berputar.
Pada
abad ke-7, Thales Miteus yakin bahwa permukaan air di lautan terbawa oleh angin
dan turun di daratan menjadi hujan.
Zaman
dahulu, orang-orang tidak mengetahui sumber air bawah tanah.
Mereka
menyangka air di lautan terbawa dan terdorong ke benua karena pengaruh angin.
Mereka
yakin ada jalan rahasia atau jurang rahasia tempat air kembali yang disebut
Tartarus sejak zaman Plato.
Descartes
seorang pemikir abad ke-18 yakin tentang hal itu.
Pada
abad ke-19, muncul Teori Aristoteles yang menyatakan air terkondensasi dalam
gua-gua pegunungan yang sejuk dan membentuk danau bawah tanah yang disebut
springs.
Sekarang,
ilmu pengetahuan modern memberi tahu bahwa air hujan merembes ke dalam tanah
menuju bawah tanah.
Al-Quran surah
Az-Zumar (surah ke-39) ayat 21.
أَلَمْ
تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَلَكَهُۥ يَنَٰبِيعَ فِى ٱلْأَرْضِ
ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِۦ زَرْعًا مُّخْتَلِفًا أَلْوَٰنُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُۥ حُطَٰمًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Apakah kamu
tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman
yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai. Sesungguhnya pada
yang demikian benar-benar ada pelajaran bagi orang yang punya akal.
Al-Quran surah
Ar-Rum (surah ke-30) ayat 24.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ يُرِيكُمُ ٱلْبَرْقَ خَوْفًا
وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَيُحْىِۦ بِهِ ٱلْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ
ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan
akalnya.
Al-Quran surah
Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 18.
وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ
فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ
Dan Kami
turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
Tak
ada satu teks pun sejak 1.400 tahun lalu yang menjelaskan dengan gamblang
sesuai fakta ilmiah tentang siklus air, selain Al-Quran.
ANGIN
MENGAWINKAN AWAN MENURUT AL-QURAN
Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 22.
وَأَرْسَلْنَا
ٱلرِّيَٰحَ لَوَٰقِحَ فَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَسْقَيْنَٰكُمُوهُ وَمَآ
أَنتُمْ لَهُۥ بِخَٰزِنِينَ
Dan Kami
telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan
hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya.
Kata “lawaaqih” berasal dari
kata “laqaha” yanag artinya mengawinkan.
Dalam konteks ini makna
mangawinkan berarti angin mendorong awan yang berkolaborasi
meningkatkan kondensasi hingga menyebabkan petir dan hujan.
Al-Quran surah Ar-Rum (surah ke-30) ayat 48.
ٱللَّهُ
ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُۥ فِى ٱلسَّمَآءِ كَيْفَ
يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَٰلِهِۦ ۖ فَإِذَآ
أَصَابَ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Allah, Dia
yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya,
tiba-tiba mereka menjadi gembira.
Deskripsi
Al-Quran sangat sesuai secara sempurna dengan data hidrologi modern.
GUNUNG SEBAGAI PASAK MENURUT AL-QURAN
Dalam geologi, fenomena “lipatan”
adalah sebuah fakta ilmiah yang baru ditemukan.
Lipatan
yang terjadi mengakibatkan terbentuk pegunungan.
Kerak
bumi yang ditempati manusia seperti sebuah kulit yang padat.
Bagian
dalam bumi berupa caairan panas, sehinga tak mungkin ada kehidupan di dalamnya.
Stabilitas
pegunungan terkait dengan fenomena lipatan yang menyiapkan fondasi komponen
pembentuk pegunungan.
Ahli
geologi menyatakan jari-jari bumi sekitar 6.000 km dan kerak yang ditempati
manusia berpijak sangat tipis sekitar 1-48 km.
karena
tipisnya kerak bumi tempat berpijak manusia, maka kemungkinan bergetar sangat
tinggi.
Gunung-gunung
memberikan stabilitas daratan tempat manusia hidup.
Al-Quran
secara sempurna mendeskripsikan hal ini dalam ayatnya.
Al-Quran surah An-Naba
(surah ke-78) ayat 6-7.
أَلَمْ
نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدً
وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًا
Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,
dan gunung-gunung sebagai pasak?
Kata
“autad” artinya pancang atau pasak yang biasanya dipakai untuk mendirikan tenda.
Sebuah
buku berjudul “Earth” yang menjadi buku referensi ilmu geologi di universitas.
Salah
satu penulisnya adalah Frank Press, Presiden Akademi Sains Amerika Serikat dan
penasihat Presiden AS Jimmy Carter.
Dalam
buku “Earth” penulis menggambarkan gunung berbentuk pasak dan permukaan gunung
yang tampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan gunung itu.
Di
bagian bawah permukaan tanah, gunung tampak seperti akar yang menghunjam sangat
kuat.
Gunung
berperan sangat penting dalam menstabilkan kerak bumi.
Al-Quran
menyebutkan fungsi pegunungan sebagai penjaga stabilitas daratan bumi.
Al-Quran
menggambarkan fakta ilmiah ini sesuai dengan ilmu geologi modern secara sempurna.
Al-Quran surah
Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 31.
وَجَعَلْنَا
فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ
يَهْتَدُونَ
Dan telah
Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang
luas, agar mereka mendapat petunjuk.
Daftar
Pustaka
1. Naik,
Zakir. Miracles of Al-Quran and Sunnah. Penerbit Aqwam, Jakarta. 2016.
0 comments:
Post a Comment