MANUSIA MUDAH MARAH TAPI SULIT
BERSYUKUR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
PERSAAN SYUKUR SUMBER BAHAGIA
Ada dermawan gedung menebar banyak uang lembaran
dari puncuk gedung bertingkat:
Rp. 5.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 100.000,-
Di bawah gedung berkerumun banyak orang saling
berebut memunguti uang yang berserakan.
TANPA ADA YANG PEDULI sumber uang itu berasal dari
SIAPA.
Pada hari lain.
Sang dermawan naik lagi keatas gedung itu.
Dan kali ini dia menebar banyak kerikil
kecil mengenai orang yang berkerumun di bawah.
Ada yang terkena di kepala, bahu,
tangan, punggung dan anggota tubuh lainnya.
Orang yang berkerumun di bawah gedung
yang kejatuhan kerikil langsung panik dan marah.
mereka langsung menengadah ke atas.
Berusaha MENCARI TAHU dari mana sumber
dari kerikil dijatuhkan.
Pada umumnya itu sikap dari manusia.
Saat menerima NIKMAT, BERKAH, dan hal
yang menguntungkan, semuanya serba sibuk tanpa peduli siapa yang memberi.
Dan sedikit sekali yang mampu berterima
kasih dan mau mengucap syukur.
Tapi saat masalah datang, hampir semuanya
spontan mencari sumber masalahnya.
Dan marah menyalahkan orang lain tanpa
mau cari solusi lagi.
.Apakah kita hanya mau menerima yang
baik saja, tetapi tidak mau menerima yang buruk ?
Tanpa mau tahu bahwa dalam hidup ini
sudah satu paket.
Baik dan buruk, senang dan susah, semuanya
satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Jika menjalani hal-hal buruk, maka
jalani dengan sabar dan berdoa segere berakhir.
Jika menerima hal yang baik, maka banyak
bersyukur kepada Allah agar nikmatnya selalu ditambah.
Al-Quran surah Ibrahim (surah
ke-14) ayat 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
(Sumber internet)



