Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label IMAM HANAFI TENTANG QADA DAN QADAR. Show all posts
Showing posts with label IMAM HANAFI TENTANG QADA DAN QADAR. Show all posts

Monday, January 25, 2021

8426. IMAM HANAFI TENTANG QADA DAN QADAR

 


IMAM HANAFI TENTANG QADA DAN QADAR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Imam Hanafi tak mau membahas masalah takdir bertele-tele.

 

 

lmam Hanafi berkata,

 

“Masalah takdir sangat sulit dipahami seperti masalah yang tertutup, tapi kuncinya hilang.”

 

 

“Membahas masalah takdir seperti orang di bawah terik matahari, semakin lama memandang, maka dia semakin bingung.”

 

 

Imam Hanafi membedakan Qada dan Qadar.

 

 

1.      Qada adalah ketetapan Allah yang tercantum dalam wahyu-Nya.

 

 

2.      Qadar adalah tempat berlakunya kekuasaan-Nya.

 

 

Allah telah menetapkan beberapa hal untuk manusia di zaman azali dan memerintahkan mereka berdasar wahyu-Nya.

 

Perbuatan manusia berlangsung berdasar ketetapan-Nya di zaman azali itu.

 

 

 

ZAMAN AZALI

 

adalah zaman  hanya ada Allah saja dan belum ada ciptaan Allah.

 

 

lmam Hanafi membagi Qada 2 bagian, yaitu:

 

1.              Perintah.

2.              Ketetapan

 

 

Qada Perintah dibagi 2 macam, yaitu:

 

 

1.      Perintah bersifat kauniyah yang pasti terjadi.

 

2.      Perintah berupa wahyu yang harus dilaksanakan.

 

 

Perintah bersifat kauniyah

 

adalah landasan perbuatan manusia di dunia ini.

 

 

Perintah berupa wahyu

adalah hal yang harus dilaksanakan dan menjadi landasan pemberian balasan di akhirat.

 

Qada Ketetapan berupa:

 

1.      Allah tidak menakdirkan manusia menjadi kafir.

 

2.      Allah tidak memerintahkan manusia menjadi kafir.

 

3.      Bahkan Allah melarang manusia menjadi kafir.

 

 

lmam Hanafi membahas masalah takdir hanya dalam batas tertentu.

 

 

Yaitu beriman kepada qada dan qadar, serta luasnya ilmu Allah atas alam semesta.

 

 

Amal manusia mustahil bisa terjadi tanpa izin Allah.

 

Manusia diberi kebebasan untuk memillih patuh atau ingkar kepada Allah, sehingga akan mendapat balasan yang sesuai.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Asy-Syinawi, Abdul Aziz. Biografi Empat Mazhab. Penerbit Beirut Publishing. Ummul Qura. Jakarta, 2013. 

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.      Tafsirq.com online.