USAHA JEGAL ANIES
BASWEDAN JADI CALON PRESIDEN 2024
Untung Ada Firli
Bahuri.
Yang Mau Jegal Anies Baswedan
Oleh Asyari Usman
Semua ada hikmahnya.
Ada ibrahnya.
Selalu ada sisi
positif.
Di samping kentalnya
tujuan negatif.
Suatu tindakan atau
kejadian.
Termasuk upaya Ketua
KPK.
Komjen Pol Firli Bahuri.
Untuk menjegal Anies Baswedan.
menjadi calon presiden.
–yang hampir pasti.
Akan jadi presiden—
D pilpres tahun 2024.
Ini pun ada
hikmahnya.
Nah, apa kira-kira
hikmah.
Di balik upaya Firli
itu?
Banyak hikmahnya.
Banyak pelajaran
yang bisa diambil.
Antara lain:
1.
Deklarasi capres Anies Baswedan.
jadi lebih awal.
Setelah Firli.
Menurut laporan
Koran Tempo.
Punya misi politik.
Untuk menjadikan
Anies.
Sebagai tersangka.
Kasus Formula E.
Langkah Partai
NasDem.
Mempercepat
deklarasi.
Membuat posisi Anies
lebih pasti.
Puluhan juta relawan
pendukung.
Jadi lega.
2.
Rakyat jadi paham sempurna.
Tentang Firli Bahuri.
Mengapa dulu.
Didukung Jenderal
Pol Tito Karnavian.
Jadi Ketua KPK.
Pemilihan Firli.
Sebagai ketua KPK.
Pada 13/9/2019.
Tanpa pungutan suara.
Di Komisi III DPR.
Waktu itu.
Kapolri dijabat oleh
Tito.
Suara bulat Komisi
III.
Memilih Firli.
Diwarnai dugaan
“operasi senyap”.
3.
Paham konstelasi politik elit Polri.
Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tito sebagai
Mendagri.
Dan Firli sebagai
KPK.
Bukan penempatan random.
Bukan kebetulan.
Tito mengendalikan
kementerian strategis.
Lebih strategis lagi.
Karena pileg dan
pilpres 2024.
Jadi penentu
Indonesia.
Terus di bawah
kedaulatan Oligarki bisnis.
Berkomplot dengan
Oligarki politik.
Atau Indonesia kembali.
Di bawah kedaulatan
rakyat.
Di pilpers 2019.
Kapolri Tito
Karnavian.
Dan jajaran Polri.
Sampai tingkat
polsek.
Dijadikan alat mempertahankan.
Kekuasaan petahana.
Polisi diperalat.
Untuk memenangkan
Jokowi.
Polisi di bawah
kendali Tito.
Waktu itu berubah.
Jadi timses Jokowi.
Bahkan lebih dari
sekadar timses.
Polisi juga salah
gunakan kekuasaan.
Untuk tujuan ini.
Analisis ini terasa
melebar.
Sesungguhnya tidak.
Semata-mata
meletakkan.
Upaya penjegalan
Anies oleh Firli.
Dalam konteks keterlibatan
Polri.
Dalam politik
praktis.
Dalam arti.
Upaya Firli untuk
menjegal Anies.
Bukan manuver berdiri
sendiri.
Bukan langkah hukum
murni.
Jelas omong kosong.
Jika disebut penegakan
hukum semata.
Firli sendiri pun.
Sesuai laporan Tempo
mengakui.
Bahwa menjadikan
Anies.
Sebagai tersangka.
Sesudah dia
dideklarasi sebagai capres.
Akan timbul gejolak
politik.
Itu sebabnya.
Dia mendesak tim
penyelidik.
Formula E di KPK.
Agar meningkatkan
status kasusnya.
Jadi penyidikan.
Dan Anies dijadikan
tersangka.
Mumpung belum
deklarasi.
Firli masih tetap
bisa menjadikan Anies tersangka.
Kemudian menahan Anies
Baswedan.
Yang sekarang paling
kuat.
Dalam berbagai
survei.
Atau jajak pendapat.
Cuma, risikonya
sangat tinggi.
Anies sudah
terlanjur.
Punya basis kekuatan
massa pendukung.
Yang terbentuk.
Tanpa inisiatif dia
sendiri.
Jadi, begitulah
Kekuatan Alam bekerja.
Firli jadi Ketua KPK.
Agar Anies segera
deklarasi.
Sebagai capres.
Sekaligus.
Firli untuk menambah
beban berat Polri.
Yang bertahun-tahun
ini.
Tertanam di memori
banyak orang.
Sebagai institusi.
Yang sewenang-wenang
terhadap rakyat.
Hari ini.
Semuanya terbuka otomatis.
Kesewenangan (mantan
Irjen Pol) Ferdy Sambo.
Dan jaringan
mafianya di Polri.
Bertemu dan menyatu.
Dengan upaya Komjen
Pol Firli Bahuri.
Untuk menjegal Anies
Baswedan.
Kedua polisi senior
ini.
Termasuk binaan
Jenderal Pol Tito Karnavian.
Sewaktu jadi Kapolri
hingga 2019.
Itulah hikmah dari
upaya politik Firli.
Untuk menghalangi
Anies.
Terkuaklah benang
merah.
Atau lebih tepatnya
“bold line” (garis tebal).
Yang menghubungkan
Firli-Tito-Ferdy.
Jadi, untung ada
Firli.
Yang mau menjegal
Anies.
Semuanya jadi
terang-benderang.
5 Oktober 2022
(Jurnalis Senior
FNN)



.png)