Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BEDA PENDAPAT NABI MUHAMMAD TAK BISA BACA TULIS. Show all posts
Showing posts with label BEDA PENDAPAT NABI MUHAMMAD TAK BISA BACA TULIS. Show all posts

Friday, January 7, 2022

12264. BEDA PENDAPAT NABI MUHAMMAD TAK BISA BACA TULIS

 





BEDA PENDAPAT NABI MUHAMMAD TAK BISA BACA TULIS

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM


Beberapa ayat Al-Quran berbicara tentang Nabi Muhammad.

Sebelum diangkat menjadi utusan Allah.

 

Al-Quran surah Ad-Duha (surah ke-93) ayat 6-8.

 

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?

 

 

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ

 

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

 

وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَىٰ

 

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberi kecukupan.

 

 Dalam penjelasan diterangkan.

Yang dimaksud dengan “bingung”.

Yaitu bingung untuk mendapat kebenaran.

Yang tidak bisa dicapai akal maanusia.

 

Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad.

 

Sebagai jalan untuk memimpin umat.

Agar selamat dunia dan akhirat.

 


Ayah Nabi.

Yaitu Abdullah bin Abdul Muttalib.

Wafat umur 25 tahun.

Saat Nabi Muhammad belum lahir.

 

Ibu Nabi.

Yaitu Aminah wafat.

Saat Nabi umur 6 tahun.

 

Kemudian Nabi dijaga dan dilindungi.

Oleh paman dan kakek beliau.

 

Nabi hidup resah dan bimbang.

 

Melihat sikap masyarakatnya.

 

Lalu Allah memberi petunjuk.

Dan mengangkat sebagai Nabi dan Rasul.

 


Nabi Muhammad hidup miskin.

 

Karena ayahnya.

Hanya meninggalkan warisan beberapa ekor kambing.

Dan harta lainnya.

Yang tidak berarti.


Kemudian Allah memberi nikmat.

Nabi hidupnya cukup.

 

Terutama menjelang dan saat hidup berumah tangga.

Dengan istrinya.

 

Yaitu Khadijah binti Khuwailid.


Para ulama berpendapat.

Ayat Al-Quran yang bicara masa kecil Nabi Muhammad.

 

Yaitu surah Alam Nasyrah (surah ke-94) ayat 1.

 

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

 

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

 

Kata “nasyrah” dikaitkan sesuatu bersifat materi.

Artinya “memotong” atau “membedah”.

 

Jika dikaitkan dengan sesuatu bersifat non-materi.

 

Maka kata “nasyrah” artinya:

1.       Membuka.

2.      Memberi pemahaman.

3.      Menganugerahkan ketenangan.

4.      Dan semaknanya.

 


Para ulama mengaitkan dengan hal materi berpendapat .

 

Bahwa ayat ini bicara “pembedahan”.

 

Yang pernah dilakukan para malaikat.

 

Terhadap Nabi Muhammad.

Saat masih remaja.


Dalam Al-Quran.

Kata “nasyrah” dengan berbagai bentuknya.

Terulang 5 kali.

 

Dan tidak satu pun.

Dipakai dalam arti harfiah.

 

Yang maksudnya “memotong”.

Atau “membedah”.

 

Al-Quran surah Taha (surah ke-20) ayat 25-28.

 

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي

 

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku.

 

وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي

 

Dan mudahkan untukku urusanku.

 

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي

 

Dan lepaskan kekakuan  lidahku.

 

يَفْقَهُوا قَوْلِي

 

Agar mereka mengerti perkataanku.

 

Dalam penjelasan diterangkan.

Bahwa Nabi Musa.

Mohon kepada Allah.

Agar dadanya dilapangkan.

 

Untuk menghadapi Raja Fir'aun.

Yang terkenal  sebagai raja kejam.

 


Al-Quran menegaskan.

Bahwa Nabi Muhammad tidak pernah membaca buku.

 

Dan tidak pernah menulis satu kata pun.

 

Sebelum datangnya wahyu Al-Quran.

 


 Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.

 

وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ

 

Dan kamu (Muhammad) tidak pernah membaca sebelumnya (Al-Quran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragu orang yang mengingkari(mu).

 

 

Ayat Al-Quran secara pasti menyatakan.

 

Bahwa Nabi Muhammad.

Adalah tidak pandai membaca dan menulis.

 


 Sebagian ulama berpendapat.

 

Meskipun kemudian Nabi menganjurkan umatnya.

Agar belajar membaca dan menulis.

 

Tapi Nabi sendiri tidak melakukannya.

 

Karena Allah  menjadikan Nabi sebagai bukti.

 

Bahwa info yang diperolehnya.

Benar bersumber dari Allah.

 

Sebagian ulama memahami.

Bahwa nabi tidak mampu membaca dan menulis.

 

Hanya terbatas sebelum terbukti kebenaran ajaran Islam.

 

Setelah kebenaran Islam terbukti.

 

Artinya setelah Nabi hijrah dari Mekah ke Madinah.

 

Nabi sudah pandai membaca dan menulis.

 

 Pendapat ini dikuatkan dengan kata “sebelumnya”.

 

Pada Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 48.


 Kata “ummi” hanya ditemukan 2 kali dalam Al-Quran.

Yaitu:

Surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 157 dan 158.

 

Keduanya diturunkan di Mekah .

Dan menjadi sifat Nabi Muhammad.

 

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 157-158.

 

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

 

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka orang-orang beruntung.

 

 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

 

Katakan: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang punya kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-Nya (kitab-Nya) dan ikuti dia, agar kamu mendapat petunjuk".

 

 Kata “ummi” ada dalam Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat  2.

Yang diturunkan di Madinah.

 

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

 

Dia yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan nyata.

 

Masyarakat pada zaman Nabi.

Menganggap mampu membaca dan menulis.

Adalah bukti kelemahan seseorang.

 

Karena alat dan sarana tulis-menulis amat langka.

 

Sehingga masyarakat mengandalkan hafalan.

 

Orang yang menulis.

Dianggap tidak mampu menghafal.

 

Dan ini kekurangan.

 

Memang, nilai dalam masyarakat berubah.

 

Sesuatu yang dianggap baik sekarang.

 

Mungkin sebelumnya dinilai buruk.

 

 Zaman terus berubah.

Pada zaman sekarang.

Kemampuan orang untuk menghafalkan sesuatu.

Tidak amat penting masa lampau.

 

Karena alat dan sarana prasarana untuk tulis-menulis.

 

Sangat gampang diperoleh.

 

 


Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2