ARTI POLITIK DALAM ISLAM
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Dalam
kamus bahasa Arab modern, kata “politik” diterjemahkan dengan kata “siyasah”.
Yang
terambil dari akar kata “sasa-yasusu” yang diartikan “mengemudi”,
“mengendalikan”, “mengatur”, dan sebagainya.
Dari
akar kata “sasa-yasusu” ditemukan kata
“sus” yang artinya “penuh kuman, kutu”, atau “rusak”.
Uraian Al-Quran tentang politik ditemukan
pada ayat yang berakar kata “hukm”.
Yang awalnya
berarti “menghalangi atau melarang dalam rangka perbaikan”.
Dari akar kata “hukm” terbentuk kata “hikmah”
yang awalnya berarti “kendali”.
Makna
ini sejalan dengan “sasa-yasusu-sais
siyasat”, yang artinya
“mengemudi, mengendalikan, pengendali, dan cara pengendalian”.
“Hukm” dalam bahasa Arab tidak selalu
sama artinya dengan kata “hukum” dalam bahasa Indonesia, yang oleh kamus
dinyatakan antara lain berarti “putusan”.
Dalam
bahasa Arab, kata “hukm” berbentuk kata jadian, yang bisa mengandung berbagai makna.
Bukan
hanya bisa dipakai dalam arti “pelaku hukum” atau “diperlakukan atasnya hukum”, tetapi bisa berarti “perbuatan dan sifat”.
Sebagai
“perbuatan” kata “hukm” berarti “membuat atau
menjalankan keputusan”.
Sebagai
“sifat” yang menunjuk kepada “sesuatu yang diputuskan”.
Kata
“hukm” jika dipahami “membuat atau menjalankan keputusan”, maka pembuatan dan upaya
menjalankannya, baru tergambar jika ada kelompok orang yang terhadapnya berlaku
hukum itu, hal ini menghasilkan upaya politik.
Kata “siyasat” yang diartikan dengan
“politik” bisa disamakan dengan kata “hikmat”.
Hikmat
adalah kebijaksanaan, atau kemampuan menangani suatu masalah, sehingga
mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat.
Dalam
Al-Quran ditemukan 20 kali kata
“hikmah”, semuanya dalam konteks
pujian.
Al-Quran
surat Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 269.
يُؤْتِي
الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
“Allah menganugerahkan hikmah (kefahaman yang
dalam tentang Al-Quran dan Sunah) kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugrahi hikmah itu, dia benar-benar telah
dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakal yang bisa
mengambil pelajaran (dari firman Allah)”.
Dalam Al-Quran ditemukan beberapa ayat bicara
tentang “hukm” (Arab) secara tegas menetapkan hukum adalah hak Allah.
Al-Quran
surah Al-An'am (surah ke-6) ayat 57.
قُلْ إِنِّي
عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَكَذَّبْتُمْ بِهِ ۚ مَا عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ
بِهِ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ يَقُصُّ الْحَقَّ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ
Katakan:“Sesungguhnya aku (berada) di atas
hujjah yang nyata (Al-Quran) dari Tuhanku sedangkan kamu mendustakannya.
Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan
kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanya hak Allah. Dia menerangkan yang
sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik”.
Al-Quran surah
Yusuf (surah ke-12) ayat 40.
مَا تَعْبُدُونَ
مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ
اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Kamu tidak menyembah yang selain Allah
kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu
membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama
itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu
tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.
Al-Quran surah
Yusuf (surah ke-12) ayat 67.
وَقَالَ
يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ
ۖ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۖ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ
ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
Dan
Yakub berkata, “Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun daripada (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku
bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal berserah
diri”.
Al-Quran surah Al-An'am (surah ke-6) ayat 62.
ثُمَّ رُدُّوا
إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۚ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ
Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan
kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum
(pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dia Pembuat perhitungan yang paling cepat.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 213.
كَانَ النَّاسُ
أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ
مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ
ۚ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۖ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ
الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Manusia adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka
perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah
didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka
Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 58.
۞ إِنَّ
اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ
بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ
بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan
amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruhmu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.
Dengan
memperhatikan seluruh ayat Al-Quran yang
bicara pengambilan keputusan, dapat disimpulkan llah telah memberi wewenang
kepada manusia untuk menetapkan kebijaksanaan.
Manusia yang
baik adalah yang memperhatikan kehendak yang memberi
wewenang, yaitu kehendak Allah Yang Maha Adil.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver
3.2
5.
Tafsirq.com online.



