Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DASAR UTAMA TAFSIR AL-QURAN ASBABUN NUZUL DAN TAKWIL. Show all posts
Showing posts with label DASAR UTAMA TAFSIR AL-QURAN ASBABUN NUZUL DAN TAKWIL. Show all posts

Tuesday, January 18, 2022

12422. DASAR UTAMA TAFSIR AL-QURAN ASBABUN NUZUL DAN TAKWIL






DASAR UTAMA TAFSIR AL-QURAN ASBABUN NUZUL DAN TAKWIL

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ada 2 dasar utama dalam penafsiran Al-Quran, yaitu:

1.      Asbabun Nuzul.

2.      Takwil.

 

 

ASBABUN NUZUL

 

Asbabun Nuzul adalah penyebab turunnya ayat Al-Quran.

 

Al-Quran tidak turun dalam suatu masyarakat yang hampa budaya.

 

Dalam menafsirkan ayat Al-Quran harus memahami konteks “asbabun nuzulnya”.

 

Yaitu faktor penyebab turunnya ayat Al-Quran.

 

Atau hal yang menyebabkan ayat Al-Quran diturunkan.

 

Mayoritas ulama punya kaidah:

 

“Patokan dalam memahami ayat Al-Quran adalah redaksinya yang bersifat umum.

 

Bukan khusus terhadap (pelaku) kasus yang menjadi sebab turunnya”.

 

Ulama lain berkaidah sebaliknya.

Yaitu:

“Patokan dalam memahami ayat ialah kasus yang menjadi sebab turunnya.

 

Bukan redaksinya yang bersifat umum”.

 

Dalam “asbabun nuzul” pasti mencakup 3 hal, yaitu:

 

1.                                    Peristiwa.

2.                                    Pelaku.

3.                                    Waktu.

 

Selama ini pandangan menyangkut “asbabun nuzul”.

 

Dan pemahaman ayat.

Sering hanya menekankan kepada “peristiwa”.

 

Dengan melupakan “pelaku” dan “waktu”.

 

Pengertian “asbabun nuzul” dapat diperluas.

 

Mencakup “kondisi sosial” pada zaman turunnya Al-Quran.

 

Pemahamannya dapat dikembangkan melalui “kias”.

 

Kias adalah alasan hukum berdasar perbandingan.

 

Atau persamaan dengan hal yang telah terjadi.

 

  

TAKWIL (PENYINGKAPAN)

 

Takwil atau penyingkapan.

Pemahaman literal terhadap teks ayat Al-Quran sering  menimbulkan problem.

 

 Atau ganjalan dalam pemikiran.

 

Ketika pemahaman itu dihadapkan dengan kenyataan sosial, hakikat ilmiah, atau keagamaan.

 

Zaman dahulu.

 

Sebagian ulama merasa puas dengan menyatakan,

 

“Allahu a’lam”.

 

Artinya “Allah Yang Maha Mengetahui”.

 

Tetapi, sekarang hal ini kurang memuaskan.

 

Para mufasir memakai takwil, tamsil, atau metafora.

 

Takwil adalah penyingkapan.

 

Tamsil adalah perumpamaan dengan misal.

 

Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata.

Bukan dalam arti sebenarnya.

  

Literalisme sering mempersempit makna.

 

Berbeda dengan “takwil”.

 

Bisa memperluas makna yang tidak menyimpang.

 

 

Ada 2 syarat pokok dalam menakwilkan ayat Al-Quran, yaitu:

 

1.      Makna yang dipilih harus sesuai dengan hakikat kebenaran yang diakui para ahli yang punya otoritas.

 

2.      Arti yang dipilih harus dikenal secara popular oleh masyarakat Arab pada zaman awal.

 

 

Takwil sangat membantu dalam memahami dan membumikan Al-Quran.

 

Dalam masyarakat modern sekarang dan masa depan.

 

 

Daftar Pustaka

1.                                            Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.                                            Shihab, M. Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.