DASAR UTAMA TAFSIR AL-QURAN ASBABUN NUZUL DAN TAKWIL
Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Ada 2 dasar utama dalam penafsiran Al-Quran, yaitu:
1. Asbabun Nuzul.
2. Takwil.
ASBABUN NUZUL
Asbabun Nuzul adalah penyebab turunnya ayat Al-Quran.
Al-Quran tidak turun dalam suatu masyarakat yang
hampa budaya.
Dalam menafsirkan ayat Al-Quran harus memahami
konteks “asbabun nuzulnya”.
Yaitu faktor penyebab turunnya ayat Al-Quran.
Atau hal yang menyebabkan ayat Al-Quran diturunkan.
Mayoritas ulama punya kaidah:
“Patokan dalam memahami ayat Al-Quran adalah
redaksinya yang bersifat umum.
Bukan khusus terhadap (pelaku) kasus yang menjadi
sebab turunnya”.
Ulama lain berkaidah sebaliknya.
Yaitu:
“Patokan dalam memahami ayat ialah kasus yang menjadi
sebab turunnya.
Bukan redaksinya yang bersifat umum”.
Dalam “asbabun nuzul” pasti mencakup 3 hal, yaitu:
1. Peristiwa.
2. Pelaku.
3. Waktu.
Selama ini pandangan menyangkut “asbabun nuzul”.
Dan pemahaman ayat.
Sering hanya menekankan kepada “peristiwa”.
Dengan melupakan “pelaku” dan “waktu”.
Pengertian “asbabun nuzul” dapat diperluas.
Mencakup “kondisi sosial” pada zaman turunnya
Al-Quran.
Pemahamannya dapat dikembangkan melalui “kias”.
Kias adalah alasan hukum berdasar perbandingan.
Atau persamaan dengan hal yang telah terjadi.
TAKWIL (PENYINGKAPAN)
Takwil atau penyingkapan.
Pemahaman literal terhadap teks ayat Al-Quran
sering menimbulkan problem.
Atau ganjalan dalam pemikiran.
Ketika pemahaman itu dihadapkan dengan kenyataan
sosial, hakikat ilmiah, atau keagamaan.
Zaman dahulu.
Sebagian ulama merasa puas dengan menyatakan,
“Allahu a’lam”.
Artinya “Allah Yang Maha Mengetahui”.
Tetapi, sekarang hal ini kurang memuaskan.
Para mufasir memakai takwil, tamsil, atau metafora.
Takwil adalah penyingkapan.
Tamsil adalah perumpamaan dengan misal.
Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata.
Bukan dalam arti sebenarnya.
Literalisme sering mempersempit makna.
Berbeda dengan “takwil”.
Bisa memperluas makna yang tidak menyimpang.
Ada 2 syarat pokok dalam menakwilkan ayat Al-Quran,
yaitu:
1. Makna yang dipilih harus sesuai dengan hakikat
kebenaran yang diakui para ahli yang punya otoritas.
2. Arti yang dipilih harus dikenal secara popular oleh
masyarakat Arab pada zaman awal.
Takwil sangat membantu dalam memahami dan membumikan
Al-Quran.
Dalam masyarakat modern sekarang dan masa depan.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah
Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.


