Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label INDONESIA DAN ISLAM SEPERTI TUMBU KETEMU TUTUP. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA DAN ISLAM SEPERTI TUMBU KETEMU TUTUP. Show all posts

Friday, January 1, 2021

8248. INDONESIA DAN ISLAM SEPERTI TUMBU KETEMU TUTUP

 


INDONESIA DAN ISLAM SEPERTI TUMBU KETEMU TUTUP

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Ketum Muhammadiyah Tak Habis Pikir dengan Narasi yang Membenturkan Islam

 

 

Narasi yang menyebutkan Islam berbenturan dengan Pancasila dan  keindonesiaan masih terus terjadi.

 

 

Hal ini membuat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir tak habis pikir.

 

 

 

Dalam forum daring Refleksi Akhir Tahun tentang Moderasi Keislaman dan Keindonesiaan Universitas Muhammadiyah, Yoygakarta, Rabu (30/12/2020).

 

 

Haedar menjelaskan kesenyawaan Indonesia dan Islam secara historis.

 

 

 

 

Haedar menjelaskan, awalnya Indonesia adalah kepulauan yang menjadi tempat bertemunya berbagai suku dan bangsa.

 

 

 

Dari Timur dan Barat, kemudian saling berinteraksi secara adaptif.

 

 

 

“Proses ini terus menggumpal.

 

 

Dalam konteks agama itu juga moderat.

 

 

Dulu dari agama setempat mayoritas Hindu, lalu Islam masuk dan demografi berubah.

 

 

 

Transisi konversi dari Hindu ke Muslim ini prosesnya juga damai.

 

 

Ini contoh dari Indonesia yang moderat bahkan dalam relasi agama,” ujar Haedar.

 

 

 

Menurut guru besar Sosiologi ini, dalam relasi antar etnis, Indonesia juga mengutamakan sikap moderat dan kompromi.

 

 

 

Contohnya yakni pemilihan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

 

 

 

Meski etnis Melayu berjumlah kecil daripada mayoritas suku Jawa.

 

 

 

 

“Nanti ketika (merdeka) nama Indonesia dipilih juga bukan Nusantara atau Melayu.

 

 

 

Ketika semua pemuda sepakat namanya adalah Indonesia.

 

 

 

Dan ketika proklamasi namanya adalah proklamasi Indonesia.

 

 

 

Bukan proklamasi Nusantara, proklamasi Melayunesia, atau Insulinda,” ujarnya.

 

 

 

Bagi Islam sendiri, nilai moderasi secara konstruktif terangkum dalam jiwa dan pokok pikiran Islam melalui konsep umat tengahan (ummatan wasathan).

 

 

 

“Banyak contoh-contoh yang bisa kita rujuk baik dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi di mana prinsip moderat itu satu jiwa, satu nafas dengan karakter Islam itu sendiri”.

 

 

lndonesia dan lslam bisa diibaratkan tumbu ketemu dengan tutupnya.

 

 

(Sumber internet)