Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label SUMUR USMAN BIN AFFAN DI MADINAH. Show all posts
Showing posts with label SUMUR USMAN BIN AFFAN DI MADINAH. Show all posts

Tuesday, December 22, 2020

8187. SUMUR USMAN BIN AFFAN DI MADINAH

 




SUMUR USMAN BIN AFFAN DI MADINAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Sumur Usman (bahasa Arab: بئرعثمان‎) atau sumur Raumah adalah sebuah sumur bersejarah di Madinah, Arab Saudi.

 

 

 Sumur ini terletak di sekitar Wadi Aqiq di daerah Azhari.

 

 

Sekitar 3,5 kilometer dari Masjid Nabawi.

 

 

Atau sekitar 1 kilometer dari Masjid Qiblatain.

 

 

Sumur ini sekarang berada di bawah tanggung jawab Kantor Pengairan dan Pertanian Pemerintah Arab Saudi.

 

 

Alamat tempat sumurnya adalah Bir Uthman, Madinah 42331, Arab Saudi.

 

 

Koordinatnya adalah 24°29′34.39″N 39°34′38.91″E..

 

 

Diriwayatkan pada masa Nabi Muhammad kota Madinah pernah mengalami panceklik hingga kesulitan air bersih.

 

 

 

Kaum Muhajirin yang datang dari Mekah sudah terbiasa minum dari air zamzam di Mekah.

 

 

Satu-satunya sumber air yang tersisa di Madinah adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi.

 

 

Yang disebut Sumur Raumah yang rasa airnya pun mirip dengan air dari sumur zam-zam di Mekah.

 

 

Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antre untuk membeli air bersih milik orang Yahudi tersebut.

 

 

 

Rasulullah prihatin dengan kondisi umatnya.

 

 

Rasulullah bersabda, “Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga”.

 

 

 

Usman bin Affan berniat membeli sumur Raumah itu dan mendatangi Yahudi pemilik sumur.

 

 

Dan menawarnya dengan harga yang sangat tinggi.

 

 

 

Yahudi pemilik sumur tetap menolak menjualnya,

 

 

“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Usman, aku tidak punya penghasilan setiap hari”.

 

 

 

Usman bin Affan tidak kehilangan akal dalam menghadapi penolakan Yahudi ini.

 

 

 

Usman bin Affan menawar,

 

 

“Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu”.

 

 

 

“Bagaimana maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.

 

 

 

“Begini, jika engkau setuju, kita akan memiliki sumur ini bergantian.

 

Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu.

 

Kemudian lusa menjadi milikku lagi.

 

 

Demikian selanjutnya berganti satu-satu hari, bagaimana?” jelas Usman bin Affan.

 

 

 

Yahudi berpikir cepat,

 

 

”Saya mendapat uang besar dari Usman bin Affan tanpa harus kehilangan sumur milikku”.

 

 

 

Akhirnya Yahudi setuju menerima tawaran Utsman bin Affan.

 

Dan disepakati harga separuh sumur Raumah adalah 12.000 dirham (3 milyar rupiah).

 

 

 

Usman bin Affan segera mengumumkan kepada penduduk Madinah.

 

 

Boleh mengambil air dari sumur Raumah secara gratis untuk kebutuhan selama 2 hari.

 

 

 

Keesokan harinya, Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli.

 

 

Karena penduduk Madinah masih punya persedian air di rumahnya.


Si Yahudi mendatangi Usman bin Affan dan berkata,

 

 

 “Wahai Usman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin”.

 

 

 

Usman bin Affan setuju dan dibelinya sumur itu total seharga 20.000 dirham (5 milyar rupiah).

 

 

 

Usman bin Affan mewakafkan sumur Raumah untuk masyarakat umum.

 

 

 

Sejak itu sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk Yahudi pemilik lamanya.

 

 

 

Beberapa waktu kemudian, tumbuhlah di sekitar sumur itu beberapa pohon kurma yang terus bertambah.

 

 

 

Sekarang, Kerajaan Arab Saudi (Departemen Pertanian Arab Saudi) menjual hasil kebun kurma ini ke pasar-pasar.

 

 

 

Keuntungannya untuk membantu keperluan anak-anak yatim dan fakir miskin.

 

 

Serta disimpan dalam bank atas nama Usman bin Affan sampai sekarang.

 

 

 

Hasilnya juga untuk untuk membeli sebidang tanah dan membangun hotel yang cukup besar di salah satu tempat yang strategis dekat Masjid Nabawi.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.         Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.         Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.         Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. SejarahMekah. Mekah 2017.   

4.         Kisah Para Sahabat.

5.         Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,

6.         Tafsirq.com online.