APAKAH
MUSIBAH TAKDIR ALLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

A. Memahami
takdir Allah.
1. Terdapat
sifat buruk yang sering tidak kita sadari.
2. Yaitu jika
terkena musibah, maka dengan cepat kita ucapkan datangnya musibah ini takdir Allah.
3. Tetapi
sebaliknya.
4. Jika berhasil
meraih sukse, maka kita katakan sukses itu hasil kerja keras dan kerja cerdas
saya sendiri.
5. Sikap
seperti ini tidak sejalan dengan petunjuk Al-Quran.
6. Al-Quran
surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 79.
مَا أَصَابَكَ
مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ
وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah
dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah
Allah menjadi saksi.
B. Manusia
tidak bisa melepaskan diri dari takdir Allah.
1. Tapi
takdir dari Allah untuk manusia tidak hanya satu.
2. Manusia
diberi “takdir” oleh Allah “kemampuan memilih berbagai takdir” .
3. Misalnya,
runtuhnya tembok rapuh dan berjangkitnya wabah penyakit adalah takdir Allah berdasar
“hukum alam” yang ditetapkan Allah.
4. Jika tidak
menghindar dari wabah penyakit, maka pasti dia menerima akibatnya.
5. Dan
itu adalah takdir Allah.
6. Tetapi,
jika menghindar dan luput dari musibah, maka itu pun takdir Allah.
C. Allah memberi
takdir kepada manusia untuk bisa memilih.
1. Allah memberi
manusia berupa “takdir” kemampuan memilih.
2. Keliru,
jika orang hanya mengingat takdir pada saat terjadi musibah.
3. Tambah
keliru lagi, jika orang menyalahkan “takdir” untuk musibah yang menimpanya.
4. Al-Quran
menyebut kematian adalah musibah.
5. Tapi
itu hanya menurut pandangan orang yang ditinggal.
6. Bagi
orang yang meninggal, setelah mati bisa merasakan nikmat Allah.
7. Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 154.
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ
وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah
kamu mengatakan terhadap orang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati;
bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
8. Dalam
kehidupan dunia, manusia mirip telur ayam belum menetas.
9. Kesempurnaan
wujud anak ayam adalah dengan meninggalkan dunianya.
10. Yaitu
dunia telur.
11. Demikian
pula manusia.
12. Kesempurnaan
manusia hanya bisa dicapai dengan meninggalkan dunia fana ini.
13. Yaitu
meninggalkan tempat manusia hidup sekarang ini.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online



