Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label KISAH DEKRET PRESIDEN GUS DUR 23 JULI 2001. Show all posts
Showing posts with label KISAH DEKRET PRESIDEN GUS DUR 23 JULI 2001. Show all posts

Saturday, December 25, 2021

12075. KISAH DEKRET PRESIDEN GUS DUR 23 JULI 2001

 

 



KISAH DEKRET PRESIDEN GUR DUR 23 JULI 2001

 

 

Raut wajah Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Atau Gus Dur tampak serius.

 

Keningnya sesekali berkerut.

 

Intonasi suaranya diatur sedemikian rupa.

 

Membuat suasana ruangan.

Di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

 

Pada Senin 23 Juli 2001.

Pukul 01.30 WIB senyap.

 

Dini hari itu.

Menjadi catatan sejarah.

 

Untuk kedua kalinya Presiden RI.

Mengeluarkan dekret.

 

Setelah Bung Karno.

Pada 5 Juli 1959.

 

 

Saat hari masih gelap.

Gus Dur mengeluarkan dekret.

Yang pada akhirnya.

 

Justru membuat dirinya.

Terguling dari kursi Presiden ke-4 RI.

 

Ada 3 poin dalam dekret Presiden Gus Dur.

 

1.      Membekukan DPR-MPR.

 

2.      Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat.

 

Dan mengambil tindakan.

Serta menyusun badan untuk penyelenggaraan pemilihan umum dalam waktu 1 tahun.

 

3.      Menyelamatkan gerakan reformasi total.

Dari hambatan unsur-unsur Orde Baru.

Dengan cara membekukan Partai Golongan Karya (Golkar).

Sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung.

 

 

"Untuk itu.

Kami memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri.

 

Untuk mengamankan langkah penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Dan menyerukan seluruh rakyat Indonesia.

Tetap tenang.

 

Serta menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa," kata Juru Bicara Presiden Yahya Cholil Staquf.

 

Yang malam itu disuruh membaca isi dekret.

 

Pemberlakuan dekret.

 

Langsung ditanggapi keras lawan-lawan politik Gus Dur.

 

Megawati Soekarnoputri.

Yang menjabat Wakil Presiden.

 

Juga tidak sependapat dengan langkah.

 

Yang diambil cucu pendiri ormas Islam terbesar.

Nahdlatul Ulama (NU) itu.

 

Pimpinan parlemen.

Langsung melakukan perlawanan.

 

Dengan menggelar konferensi pers.

 

Amien Rais.

Yang menjabat Ketua MPR.

 

Mengajak seluruh masyarakat memboikot isi dekret.

 

Sidang istimewa MPR.

Yang semula akan digelar pada 1 Agustus 2001.

 

Dipercepat menjadi hari itu juga.

Atau Senin siang.

 

Sidang istimewa digelar.

 

Untuk memakzulkan Gus Dur.

Dari kursi presiden.

 

Meskipun tidak diikuti Fraksi PKB dan PDKB.

 

Sidang istimewa.

Juga untuk mengangkat Megawati.

 

Sebagai Presiden ke-5 RI.

 

Dan memilih Hamzah Haz.

Yang menjabat Ketum PPP.

 

Sebagai Wakil Presiden.

Lewat voting.

 

Pemakzulan Gus Dur.

Sebenarnya telah lama.

 

Disuarakan tokoh politik.

 

Yang berseberangan dengan kiai NU itu.

 

Desakan itu diserukan.

 

Seiring embusan isu kasus dana Yayasan Dana Bina Sejahtera.

 

Karyawan Badan Urusan Logistik (Yanatera Bulog).

 

Dan Bantuan Sultan Brunei.

Tapi tudingan itu tak pernah terbukti.

 

Selain itu.

Lawan politik Gus Dur.

 

Juga beralasan penggantian Kapolri.

 

Dari Jenderal Bimantoro kepada Jenderal Chairudin Ismail.

 

Secara sepihak.

 

Untuk mempercepat pelaksanaan sidang istimewa MPR.

 

Sebab, keputusan Gus Dur dinilai pelanggaran berat.

 

Karena tidak melibatkan DPR/MPR dalam pengangkatan Kapolri.

 

Pemakzulan Presiden ke-4 RI.

 

Yang dipimpin Amien Rais.

 

Memantik kemarahan para santri NU.

Dan simpatisan Gus Dur.

 

Basis massa yang dipelopori warga Nahdliyin.

 

Sempat mengepung Istana Presiden.

Dan Gedung DPR-MPR di Jakarta.

 

Semula Gus Dur bertekad tetap bertahan tinggal di istana.

 

Dengan dalih memperjuangkan kebenaran.

 

Tapi sikapnya berubah.

 

Setelah mendengar kabar.

 

Banyaknya massa santri.

Dan simpatisan dari Jawa Timur.

 

Yang akan datang ke Jakarta.

Untuk membelanya.

 

"Rupanya beberapa kiai.

 

Salah satunya Kiai Iskandar mengatakan.

 

Beberapa ribu santri sudah berdatangan.

 

Di depan istana berdemo.

 

Saling berbalas-balasan.

 

Saling adu suara.

 

Waktu itu.

 

Gus Dur mendapat laporan ribuan akan datang.

 

Dan siap berjihad untuk pemimpin mereka (Gus Dur)," kata putri Gus Dur, Alissa Wahid.

 

Saat memperingati haul ayahnya, Jumat 21 Desember 2018.

 

Tapi justru kabar itu.

 

Membuat Gus Dur tegas.

Untuk meletakkan jabatannya sebagai presiden.

 

Sebab, menurut Alissa.

 

Tak ada satu jabatan.

Yang patut dipertahankan Gus Dur.

 

Dengan mengorbankan masyarakatnya.

 

 

Salah satu momentum paling diingat.

 

Pada peristiwa ini.

Ketika Gus Dur keluar istana.

 

Dengan hanya mengenakan celana pendek.

Dan kaos kerah berwarna abu-abu.

 

Sambil melambaikan tangannya.

 

Saat itu.

Gus Dur keluar ke teras istana.

 

Didampingi putrinya, Yenny Wahid.

Dan beberapa orang dekatnya.

 

Peristiwa terjadi pada Senin 23 Juli 2001 malam.

 

Saat MPR melantik Megawati.

 

Sebagai Presiden RI mengganti Gus Dur.

 

 

Dalam buku 'Sisi Lain Istana'.

 

Karya wartawan senior J Osdar menyebutkan.

 

Kala itu Gus Dur keluar istana.

Untuk menyapa massa pendukungnya.

 

Gus Dur memberi arahan kepada massa pendukungnya.

 

Untuk tidak berbuat anarkis.

 

Terkait keputusan MPR memakzulkan dirinya.

 

Dan 3 hari setelah peristiwa itu.

 

Gus Dur keluar dari istana diiringi massa.

 

Yang rela mati untuknya.

 

Gus Dur sempat pidato di lapangan Monas.

 

Beberapa hari selepas momen itu.

 

Gus Dur berseloroh terkait momen dirinya.

 

Hanya mengenakan kaos dan celana pendek.

 

Saat menyapa pendukungnya.

Dari teras istana.

 

 "Itu lebih baik daripada tidak pakai celana."

 

J Osdar dalam bukunya menuliskan.

 

Sebenarnya Gus Dur sudah mengenakan pakaian komplet.

 

Yang lebih formil saat menyapa pendukungnya.

 

Tapi karena momen itu luput dari pantauan wartawan.

 

Maka Gus Dur ingin mengulangnya.

 

"Tetapi Gus Dur sudah keburu lepas pakaian.

Dan mengenakan celana pendek.

 

Gus Dur tidak keberatan untuk tampil begitu," tulis J Osdar.

 

(Sumber liputan6)