Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label INGIN HIDUP 1.000 TAHUN JADI TAMAK. Show all posts
Showing posts with label INGIN HIDUP 1.000 TAHUN JADI TAMAK. Show all posts

Friday, December 18, 2020

8126. INGIN HIDUP 1.000 TAHUN MENJADI TAMAK

 


INGIN HIDUP 1.000 TAHUN MENJADI TAMAK

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

 

 

Mati (menurut KBBI V) artinya sudah hilang nyawanya atau tidak hidup lagi.

Kematian manusia didefinisikan sebagai “ketiadaan hidup”, atau “antonim dari hidup”.

 

 

Al-Quran menjelaskan bahwa kematian manusia tidak hanya terjadi sekali, tetapi 2 kali kematian.

 

 

Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 11.

 

قَالُوارَبَّنَاأَمَتَّنَااثْنَتَيْنِوَأَحْيَيْتَنَااثْنَتَيْنِفَاعْتَرَفْنَابِذُنُوبِنَافَهَلْإِلَىٰخُرُوجٍمِنْسَبِيلٍ

 

 

 

Mereka menjawab,”Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari siksa neraka)?”

Kematian ke-1 dialami oleh manusia sebelum kelahirannya atau ketika  Allah belum menghembuskan ruh kehidupan kepadanya.

 

 

 

Kematian ke-2 adalah pada saat meninggalkan dunia yang fana ini.

 

 

Kehidupan ke-1 dialami oleh manusia pada saat manusia bisa bernapas di dunia ini.

 

 

Kehidupan ke-2 saat berada di alam barzakh, atau kelak ketika dibangkitkan di akhirat.

 

 

Al-Quran berbicara tentang kematian dalam banyak ayat.

 

 

Para ahli  memperkirakan sekitar 300-an ayat yang berbicara tentang berbagai aspek kematian dankehidupan sesudah kematian kedua.

 

 

Secara umum bisa disimpulkan bahwa pembicaraan tentangkematian adalah suatu hal tidak  yang menyenangkan, bahkan manusia ingin hidup 1.000 tahun lagi.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 96.

 

وَلَتَجِدَنَّهُمْأَحْرَصَالنَّاسِعَلَىٰحَيَاةٍوَمِنَالَّذِينَأَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّأَحَدُهُمْلَوْيُعَمَّرُأَلْفَسَنَةٍوَمَاهُوَبِمُزَحْزِحِهِمِنَالْعَذَابِأَنْيُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُبَصِيرٌبِمَايَعْمَلُونَ

 

 

 

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik, masing-masing mereka ingin agar diberikan umur seribu tahun, padahal umur panjang sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

 

 

 

Dikisahkan iblis berhasil merayu Nabi Adam dan Hawa melalui keinginan hidup kekal selamanya.

Al-Quran surah Thaha (surah ke-20) ayat 120.

 

 

فَوَسْوَسَإِلَيْهِالشَّيْطَانُقَالَيَاآدَمُهَلْأَدُلُّكَعَلَىٰشَجَرَةِالْخُلْدِوَمُلْكٍلَايَبْلَىٰ

 

 

 

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

 

 

Banyak faktor yang menyebabkan orang takut mati

 

 

1.             Tidak mengetahui hal yang akandihadapinya setelah kematian.

 

 

2.             Menduga harta kekayaan dan segala yang dimiliki di dunia sekarang ini adalah lebih baik daripada yang akan diperoleh nanti setelah kematian.

 

 

3.             Membayangkan betapa sulit dan pedih pengalaman mati dan sesudah mati.

 

 

4.             Khawatir memikirkan dan prihatin terhadapkeluarga yang ditinggalkan.

 

 

5.             Tidak mengetahui makna hidup dan mati, sehingga merasa cemas dan takut menghadapi kematian.

 

 

Muncul pandangan yang optimistis dan pesimistis terhadap kematian dan kehidupan, bahkan dari kalangan para pemikir .

 

 

Manusia dengan nalar dan pengalamannya tidak mampu mengetahui hakikat kematian.

 

 

 

Kematian dinilai sebagai salah satu gaib nisbi yang paling besar dan aneh.

Meskipun hakikat kematian adalah misteri dan sesuatu yang tidak diketahui.

 

 

 

Tetapi setiap menyaksikan peristiwa kematianyang merenggut nyawa makhluk yang hidup, manusia semakin terdorong untuk mengetahui hakikat kematian.

 

 

 

Setidaknya akanterlintas dalam benaknya, suatu ketika dirinya pasti akan mati.

 

 

 

Manusia sering menyaksikan datangnya kematian tidak melihat umur dan  tempat.

 

 

Kematian tidak menangguhkan kehadirannya sampai terpenuhi semua keinginan.

Kematian menimbulkan kecemasan bagi banyak orang, terutama bagi orang  yang menganggap bahwa hidup hanya sekali, yakni di dunia ini saja.

 

 

 

Ada orang yang menilai kehidupan ini adalah siksaan.

 

 

 

Untuk menghindar dari siksaan itu,mereka ingin melupakan kematian dan menghindari kecemasan yang ditimbulkannya.

 

 

 

Dengan melakukan apa saja secara bebas tanpa aturan, karena menilai kematian adalah akhir  dari segalanya.

 

 

Sebenarnya akal dan perasaan manusia pada umumnya enggan menjadikan kehidupan atau eksistensi mereka terbatas dalam beberapa puluh tahun saja.

 

 

 

=Meskipun manusia menyadari bahwa mereka harus mati, tetapi pada umumnya menilai kematian manusia bukan berarti kepunahan.

 

 

 

Keengganan manusia menilai kematian sebagai kepunahan tercermin melalui penciptaan berbagai cara untuk menunjukkan eksistensinya.

 

 

 

Misalnya,dengan menyediakan kuburan, atau tempat tersebut dikunjunginya secara rutin.

 

 

Sebagai manifestasi dari keyakinannya bahwa manusia yang telah meninggalkan dunia masih tetap hidup,meskipun jasadnya tidak ada.

 

 

Hubungan antara manusia yang hidup dengan orang yang telah meninggal amat berakar pada jiwa manusia.

 

 

 

Hal ini tercermin sejak zaman dahulu sebelum kehadiran agama besar yang dianut olehumat manusia sekarang.

 

 

Masyarakat Mesir Kuno meyakini keabadian manusia.

 

 

 

Mereka menciptakan teknik untuk mengawetkan mayat selama ratusan  tahun lamanya.

Socrates menulis, “Ketika aku menemukan kehidupan (dunia) kutemukan bahwa akhir kehidupan adalah kematian, tetapai ketika aku menemukan kematian, aku pun menemukan kehidupan abadi.

 

 

Oleh karena itu, kita harus prihatin dengan kehidupan (dunia) dan bergembira dengan kematian, karena kita hidup untuk mati dan mati untuk hidup”.

Para pemikir modern berpendapat bahwa keabadian manusia dibuktikan oleh karya besar mereka.

 

 

 

Filosof Jerman Goethe menjadikan kehidupan dunia ini sebagai arena bekerja keras, dan kematian adalah pintu gerbang menuju kehidupan baru guna merasakan ketenangan dan keterbebasan dari segala macam beban.

Daftar Pustaka

1.   Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.   Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.   Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.   Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.   Tafsirq.com online.