Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Shuffah
adalah sebuah lokasi di Madinah tempat menampung para pendatang dan fakir
miskin.
Kaum
Muhajirin hijrah dari Mekah adalah para pendatang belum punya rumah dan tidak punya kerabat di Madinah.
Mereka
tinggal di Shuffah dan bermalam di teras Masjid Nabawi.
Para
Ahli Shufah datang ke Madinah untuk menuntut ilmu agama Islam langsung kepada
Nabi Muhammad, agar nantinya mampu menyebarkan ilmu agama kepada kaumnya.
Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9)
ayat 122.
۞ وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً
ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى
ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Tidak sepatutnya orang-orang
mukmin semuanya pergi berperang. Mengapa tidak pergi di antara mereka.
Memperdalam pengetahuan tentang agama. Untuk memberi peringatan kepada kaumnya.
Apabila mereka telah kembali kepadanya. Agar mereka dapat menjaga dirinya.
Para Ahli Shuffah dianggap sebagai tamu Islam oleh Nabi Muhammad.
Mereka tinggal di teras Masjid Nabawi, di
sebelah utara rumah Aisyah (istri Rasululah).
Jumlah para Ahli Shuffah tidak menentu, yang
normal sekitar 70 orang, tetapi mereka bisa bertambah apabila banyak tamu dari
luar kota.
Jumlahnya mencapai 700 orang dan bisa
berkurang, ketika sebagian mereka bepergian.
Para Ahli Shuffah yang terkenal adalah:
1)
Abu Hurairah (perawi hadis ternama) yang berasal
dari Yaman.
2)
Salman Al-Farisi, pencetus Perang Parit,
berasal dari Persia.
3)
Bilal bin Rabah, mantan budak, muazin Nabi.
4)
Hanzalah bin Abi Amr yang mati syahid dalam
Perang Uhud, si pengantin baru belum mandi junub, sehingga dimandikan malaikat.
5)
Banyak lagi lainnya.
Jika Rasululah mendapat sedekah, beliau
segera mengirimkannya kepada Ahli Shuffah karena beliau tidak mengambil sedekah
sedikit pun.
Jika mendapat hadiah, maka Nabi Muhammad
mengirimkan kepada Ahli Shuffah dan beliau ikut makan bersama mereka.
Luas daerah Shuffah tidak diketahui secara
pasti, tetapi mampu menampung banyak orang.
Rasulullah pernah menjadikan tempat itu untuk
walimah, yang hadir sekitar 300 orang, sebagian duduk di sekitar kamar istri
Nabi yang berdempetan dengan Masjid Nabawi.
Penghuni pertama Shuffah ialah kaum
Muhajirin yang sering disebut “Shuffatul Muhajirin”.
Tempat Ahli Shuffah juga dipakai para
tamu yang menunggu Rasulullah.
Mereka ingin menyatakan masuk Islam, siap
melaksanakan perintah Nabi, dan berjuang bersama beliau.
Abu Hurairah adalah penanggung jawab
Ahli Shuffah yang mengatur penghuni Shuffah, yang singgah sebentar atau menetap
lama.
Beberapa kaum Ansar ikut bergabung, meskipun
mereka sudah mempunyai rumah, mereka ingin zuhud.
Misalnya: Kaab bin Malik, Hanzhalah bin
Abi Amir, dan Haritsah bin Nukman.
Kegiatan rutin para penghuni Shuffah
adalah belajar agama dan berjihad membela agama Islam.
Mereka terbiasa hidup prihatin dan terlatih
hidup kekurangan.
Mereka banyak iktikaf di Masjid Nabawi,
salat berjamaah, berzikir, belajar dan mengajar Al-Quran, belajar membaca dan
menulis.
Pernah ada murid Ahli Shuffah yang
memberi hadiah busur panah kepada guru yang mengajarinya.
Shuffah melahirkan banyak ilmuwan.
1)
Abu Hurairah, penghafal banyak hadis.
2)
Hudzaifah bin Yaman, spesialis hadis fitnah.
3)
Mereka tekun beribadah, rajin berperang bersama
Rasulullah dan beberapa orang penghuni Shuffah mati syahid.
Penghuni Shuffah sudah terbiasa prihatin,
kebanyakan mereka tidak memiliki pakaian yang memadai untuk menutupi seluruh
badan dan melindungitubuhnya dari dinginnya udara.
Abu Hurairah berkata,”Saya melihat 70
orang penghuni Shuffah, tidak ada yang memakai rida (kain penutup tubuh bagian
atas) dan hanya mengenakan kisa (semacam sarung), mereka mengikatkan kisa pada
lehernya, sebagian ada yang menjulur sampai kaki, menyatukan dengan tangan,
karena khawatir terlihat auratnya”.
Mereka sering mengosumsi kurma kering.
Nabi Muhammad mengirim kurma
setengah mud setiap hari (sekitar
segenggam tangan), sehingga sebagian
penghuni merasakan perutnya panas karena terlalu banyak makan kurma kering.
Rasulullah sering memberi semangat dan motivasi
agar mereka tetap tegar dan bersabar.
Terkadang mereka diundang makan kenduri,
dibawakan susu dan makanan istimewa lainnya.
Misalnya “tsarid” (berupa bubur gandum
bercampur minyak samin).
Rasulullah sering mengunjungi mereka, menanyakan
kondisi, duduk bersama, memotivasi mereka agar selalu tekun belajar Al-Quran.
Ketika Fatimah (puteri Rasulullah) melahirkan
Hasan bin Ali, Nabi menyuruh bersedekah kepada penghuni Shuffah seharga perak
seberat rambut Hasan yang dicukur.
Nabi Muhammad sering mengutamakan
penghuni Ahli Shuffah dibandingkan kepentingan keluarga beliau sendiri.
Rasulullah menganjurkan kepada para
sahabat untuk sering membantu para penghuni Shuffah.
Nabi Muhammad sering mengirim Ahli Shuffah
berdakwah ke luar daerah.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 273.
لِلْفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحْصِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ
ضَرْبًا فِى ٱلْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ ٱلْجَاهِلُ أَغْنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم
بِسِيمَٰهُمْ لَا يَسْـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ
فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
(Berinfaklah) kepada
orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah. Mereka tidak dapat
(berusaha) di muka bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya,
karena menjaga diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya. Mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah). Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui.
Demikian potret kehidupan awal Islamyang
dibangun dengan gotong royong, kebersamaan, dan saling menolong.
Islam dibangun dengan prinsip pihak yang
kelebihan membantu kebutuhan pihak yang kekurangan dengan ikhlas karena Allah.
Daftar
Pustaka
1. Syaikh
Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta.
2006.
2. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3. Ghani,
Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,
5. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment