MASUKAN PGRI UNTUK MENTERI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Masukan PGRI Untuk Menteri Nadiem, 4 November 2019 .
2. Sesuai yang
disampaikan Menteri Nadiem di acara lepas sambut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dua pekan lalu.
3. Bahwa 100 hari
pertamanya digunakan untuk mendengar, menerima masukan, dan belajar dari para
pakar, dan semua elemen pendidikan.
4. Senin, 4 November 2019
diadakan pertemuan bertajuk Forum Silaturahim Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
5. Pertemuan berlangsung
di ruang sidang Graha I, Gedung A Lantai 2 Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
6. Sesi pertemuan ini
mengambil topik memajukan profesi guru dan dimoderatori Dirjen GTK Kemendikbud,
Supriano.
7. Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) diundang bersama 22 organisasi lain dan beberapa perwakilan
komunitas pendidikan.
8. PGRI mendapat
kesempatan bicara yang kedua menyampaikan beberapa buah pikir sebagai bentuk
urun rembuk yang sebenarnya sejak lama selalu diberikan PGRI sebagai mitra
strategis pemerintah di bidang pendidikan.
9. Menurut Prof.Dr.
Unifah Rosyidi, M.Pd., Ketua Umum PB PGRI, sebagai mitra strategis pemerintah,
PGRI telah menyiapkan masukan baik secara konseptual maupun praktis berdasarkan
keadaan di lapangan untuk diberkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
10. “Siapa pun menterinya,
PGRI dengan anggota hampir mencapai 3 juta guru selalu memberikan masukan
berbagai permasalahan di lapangan dan urun rembuk solusinya”, ujar Unifah
Rosyidi.
11. Dalam pandangannya,
PGRI menyampaikan bahwa poin penting untuk memajukan pendidikan adalah guru.
12. Guru menjadi kata
kunci suksesnya suatu upaya peningkatan kualitas pendidikan.
13. Menurut Prof. Supardi,
Ketua PB PGRI, kunci Sumber Daya Manusia unggul itu terletak pada kualitas
guru.
14. Untuk mendapatkan guru
berkualitas, harus ada kebijakan revolusioner untuk menetapkan status guru
homogen (semua sebagai guru tetap).
15. Sehingga mendapatkan
punya kesempatan yg sama utk mengikuti diklat, kesejahteraan/penghasilan, dan
perlindungan.
1.
Hendaknya dibuat kebijakan bahwa profesi guru sebagai profesi
yang menarik dan menjanjikan.
2.
Aspek kesejahteraan maupun keistimewaan lainnya, dan tidak boleh
dicemburui oleh pegawai/profesi lainnya.
3.
Tujuannya agar anak-anak bangsa berkualitas super
berminat/tertarik menjadi guru.
4.
Selain itu, perlu didorong perubahan regulasi, agar pembagian
kewenangan pusat daerah didasarkan fungsi layanan SNP.
5.
Layanan Standar Pendidik & TK kewenangan pusat, untuk
Standar Pembiayaan, Sarpras, dan Standar Pengelolaan, kewenangam daerah, serta
4 SNP Lainnya (standar kurikulum dll) menjadi kewenangan satuan pendidikan.
6.
Pemerintah pusat cukup membuat standar kurikulum inti.
7.
Di masa mendatang hendaknya pemerintah memiliki kebijakan, bahwa
semua urusan pendidikan yang selama ini ada di kementerian lain, disatukan
dengan Kemendikbud, agar 20% APBN/D pendidikan menjadi efektif, dan pendidikan
ada dalam satu sistem, ujar Prof.Supardi menutup pembicaraan.
8.
Menurut Ketua Umum PB PGRI, secara lengkap, poin-poin gagasan
yang disampaikan oleh PGRI adalah sebagai berikut:
1) Tingkatkan terus kesejahteraan guru,
melalui pencairan dana sertifikasi tepat waktu dan melekat pada gaji sehingga
bisa cair tiap bulan.
2) PPG dilaksanakan bagi calon guru
atau para sarjana pendidikan yang akan menjadi guru, bagi guru-guru yang sudah
mengajar buka kembali program PLPG dan dibiayai pemerintah.
3) Kualitas guru perlu ditingkatkan
melalui diklat/workshop yang memuliakan guru dengan konsep diklat/workshop
living education, Inspiratif, dan motivatif.
4) Mempermudah administrasi guru,
kenaikan pangkat guru, memperpendek birokrasi pendidikan, dan mendorong guru
untuk lebih mengembangkan Pembelajaran yang Demokratis, Beragam, Kolaboratif n Kreatif,
Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan (PADEBERKINEM) melalui berbagai aplikasi
pembelajaran.
5) Pemetaan kualifikasi guru, kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan pemetaan kualitas sekolah berbasis kinerja.
6) Tunjangan kepala sekolah dan
pengawas harus segera direalisasikan.
7) Penilaian Kurikulum 2013 harus
direvisi karena masih bertentangan dengan hakikat kurikulum 2013 dan
menyulitkan guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran
serta masyarakat kesulitan membaca hasil penilaian kurikulum 2013.
8) Terjadi kembali kamar-kamar
pengembangan mutu yang sifatnya sektoral (pendidikan dasar tanggungjawab
kab/kota, pendidikan menengah tanggungjwab provinsi, dikti tanggung jawab
pemerintah pusat.
9) Harus ada kebijakan yang diskresi
untuk mengatasi ini melalui percepatan secara masif, terstruktur, dan
sistematis.
10) Dari mulai tata kelola guru,
kurikulum, sarana prasarana, pengembangan karier, dan harlindung.
11) Pemerintah segera mengabulkan 11
tambahan kemaslahatan dan penghasilan bagi guru berdasar UUGD.
12) Solusi bagi guru honorer dengan
memberikan tunjangan minimal UMR atau setara dengan golongan III a.
13) Pemerintah segera menerbitkan
Keppres terkait PGRI sebagai organisasi profesi.
14) Pemerintah bersinergi dengan PGRI
sebagai Organisasi Profesi dalam peningkatan mutu guru.
15) Pengelolaan dana BOS lebih
mementingkan subtansi dari pengelolaan yang memudahkan sekolah, bermakna bagi
peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan, terutama di SD tidak ada tenaga
administrasi yang khusus mengelola keuangan sekolah.
9.
Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, merespon positif
masukan PGRI. Karena keterbatasan waktu, maka tidak semua yang hadir dapat
menyampaikan secara lisan poin-poin gagasan kepada Mendikbud.
10.
Namun ada beberapa poin penting yang disampaikan Mendikbud
Nadiem bahwa tugasnya sebagai menteri bukan sebagai tukang pembuat aplikasi.
11.
Menteri berpesan kepada semua agar memikirkan apa yang harus
dibuat di ruang kelas dan di rumah sehingga berdampak positif pada peserta
didik.
12.
Jadi perlu ada kolaborasi antara sekolah dan orangtua.
13.
Mendikbud menekankan pentingnya lembaga pendidikan memberikan
perhatian agar anak-anak dapat berkembang nilai-nilai kemanusiaannya seperti
tanggung jawab, saling percaya, jujur, dan mau berkolaborasi.
14.
Dalam konteks perkembangan teknologi, sekolah-sekolah perlu
menjamin, agar anak-anak mampu bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi.
15.
Yang terpenting adalah bagaimana teknologi dapat membantu
anak-anak semakin mencintai dan menyenangi belajar.
16.
Masalah semangat/minat belajar ini yang menjadi keprihatinan
guru dan orang tua. Di tengah dunia yang semakin kompleks ini, diharapkan
guru-guru menjadi pembelajar dan inovator.
17.
Jakarta, 4 November 2019
1) Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
2) Prof.Dr. Supardi US
3) Drs. Huzaifah Dadang, M.Si.
4) Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.
5) Dudung Abdul Kodir, M.Pd.
6) Dr. Jejen Musfah, M.A.
0 comments:
Post a Comment