Tuesday, November 19, 2019

3755. PENDUDUK JAWA ASWAJA (3)


PENDUDUK JAWA ASWAJA
(Seri ke-3)
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    RISALAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
2.    Karya Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
3.    Tahun 1287 sampai 1366 Hijriah.
4.    Penjelasan penduduk Jawa berpegang kepada mazhab Ahlusunnah wal Jama’ah dan awal kemunculan bid’ah dan meluasnya di Jawa serta macam-macam ahli bid’ah di zaman ini.
5.     Umat Islam yang mendiami wilayah Jawa sejak zaman dahulu telah bersepakat dan menyatu dalam pandangan keagamaannya.
1)    Dalam bidang fikih, mereka berpegang kepada mazhab Imam Syafi‟i.
2)    Dalam bidang ushuluddin berpegang kepada madzhab Abu Hasan Asy‟ari.
3)    Dalam tasawuf berpegang kepada mazhab Abu Hamid Ghazali dan Abu Hasan Syadzili.
6.    Pada tahun 1330 H timbul saling bertentangan, isu bertebaran, dan pertikaian di kalangan para pemimpin.
7.    Ada yang berafiliasi pada kelompok Salafiyin yang memegang teguh tradisi para tokoh pendahulu.
8.    Mereka bermazhab kepada satu madzhab tertentu dan berpegang teguh kitab-kitab mu’tabar, kecintaan terhadap Ahlul Bait Nabi, para wali, dan orang-orang salih.
9.    Tabarruk dengan mereka yang masih hidup atau setelah wafat, ziarah kubur, mentalkin mayit, bersedekah untuk mayit, meyakini syafaat, manfaat doa dan tawasul serta lainnya.
10. Di antara mereka (sekte yang muncul pada kisaran tahun 1330 H.), terdapat juga kelompok yang mengikuti pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
11. Mereka melaksanakan kebid’ahan Muhammad bin Abdul Wahhab Najdi, Ahmad bin Taimiyah serta kedua muridnya, Ibnul Qoyyim dan Abdul Hadi. َ
12. Mereka mengharamkan hal-hal yang telah disepakati oleh orang-orang Islam sebagai sebuah kesunnahan.
13. Yaitu bepergian untuk menziarahi makam Rasulullah serta berselisih dalam kesepakatan lainnya.
14. Ibnu Taimiyah berfatwa,“Jika orang bepergian dengan keyakinan mengunjungi makam Rasulullah sebagai sebuah bentuk ketaatan, maka perbuatan tersebut hukumnya haram, sehingga keharaman tersebut harus ditinggalkan.”
15. Allamah Syaikh Muhammad Bakhit Hanafi Muth'i menyatakan dalam kitabnya Thathhir Fuad min Danas I‟tiqad (Pembersihan Hati dari Kotoran Keyakinan).
1)    Kelompok ini sungguh menjadi cobaan berat bagi umat Muslim, baik salaf maupun khalaf.
2)    Mereka adalah duri dalam daging (musuh dalam selimut) yang hanya merusak keutuhan Islam.
3)    Maka wajib menjauhi ajaran mereka, agar yang lain tidak tertular.
4)    Mereka laksana penyandang lepra yang mesti dijauhi.
5)    Mereka adalah kelompok yang mempermainkan agama mereka, yang hanya bisa menghina para ulama, baik salaf maupun khalaf. َ
6)    Mereka menyatakan, “Para ulama bukan orang yang terbebas dari dosa, maka tidak layak unutk diikuti, yang masih hidup maupun yang telah meninggal.”
7)    Mereka menyebarkan (pandangan/asumsi) ini pada orang-orang bodoh agar tidak dapat mendeteksi kebodohan mereka.
8)    Maksud propaganda ini adalah munculnya permusuhan dan kericuhan.
9)    Dengan penguasaan atas jaringan teknologi, mereka membuat kerusakan di bumi.
10) Mereka menyebarkan kebohongan tentang Allah, padahal mereka menyadari kebohongan tersebut.
11) Menganggap dirinya melaksanakan amar makruf nahi munkar.
12) Merecoki masyarakat dengan mengajak untuk mengikuti ajaran-ajaran syariat dan menjauhi kebid’ahan.
13) Padahal Allah Maha Mengetahui, bahwa mereka berbohong.

Daftar Pustaka.
1.    Internet Faza Media.
2.    Risalah Ahlussunnah Wal Jamaa’h: Karya Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim  Asy’ari (Tahun 1287 H sampai 1366 Hijriah).


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment