BERPEGANG
1 DARI 4 MAZHAB
(Seri
ke-4)
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. RISALAH
AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
2. Karya
Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
3. Tahun
1287 sampai 1366 Hijriah.
4. Penjelasan
Khitthah Ajaran Salaf Shaleh dan As-Sawadul A’dzam di era ini serta pentingnya
berpegang teguh pada salah satu mazhab yang empat .
5. Sesungguhnya
kebenaran yang hakiki berpihak pada kalangan Salafiyin generasi terdahulu yang
berpijak pada khitthah Salaf Shaleh.
6. Mereka
adalah as-Sawadul A’dzam.
7. Mereka
menyepakati konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama Haramain
Syarifain (Makkah dan Madinah) dan ulama al-Azhar yang mulia.
8. Kesemuanya
adalah menjadi panutan kelompok Ahlul Haq.
9. Di
sana banyak ulama yang tidak bisa dihitung berapa jumlahnya.
10. Tempat
domisili mereka menyebar di berbagai daerah, sebagaimana tidak dapat menghitung
bintang di langit.
11. Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak akan menghimpun umatku di atas kesesatan.
Dan Yad Allah di atas al-Jama‟ah.” (HR. at-Tirmidzi).
12. Ibn
Majah menambahkan (riwayat),“Maka jika terjadi perselisihan, berpeganglah pada
as-Sawadul A‟dzam yaitu al-haq dan ahlul haq.”
13. Dalam
kitab al-Jami‟ ash-Shaghir disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyelamatkan umatku
dari bersepakat atas perbuatan sesat.”
14. Mayoritas
mereka adalah pengikut al-Madzahib al-Arba’ah (mazhab yang empat).
1) Imam
Bukhari adalah bermazhab Syafi‟I, beliau mengambil dari Imam Humaidi, az –Za’farani
dan Karabi’isi.
2) Demikian
juga Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Nasa’i.
3) Imam
Junaid adalah pengikut Imam Tsauri,
4) Imam
Syibli adalah pengikut madzhab Maliki.
5) Imam
Muhasibi adalah pengikut madzhab Syafi‟i.
6) Imam
al-Jariry adalah penganut Imam Abu Hanifah (Hanafi).
7) Syaikh
Abdul Qadir Jailani bermazhab Hanbali dan Imam Abu Hasan Syadzili pengikut mazhab
Maliki. َ
15. َMaka
dengan mengikuti satu mazhab tertentu, akan lebih dapat terfokus pada satu
nilai kebenaran yang haqiqi.
16. Akan lebih
dapat memahami secara mendalam dan akan lebih memudahkan dalam
mengimplementasikan amalan.
17. Dengan
menentukan pada satu pilihan mazhab inilah berarti ia telah pula melakukan
jalan yang juga ditempuh oleh salafunas shalih.
18. Semoga
keridaan Allah tercurahkan kepada mereka semua.
19. Kami
menghimbau kepada kawan-kawan kami, orang awam dari mayoritas kaum Muslimin
agar senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.
20. Dan
senantiasa berharap agar tidak meninggalkan dunia yang fana ini kecuali sebagai
orang Islam.
21. Dan
agar melakukan rekonsiliasi dengan orang yang berselisih antara mereka,
merekatkan tali persaudaraan, bersikap dan berperilaku baik terhadap semua
tetangga, kerabat dan seluruh teman.
22. Dapat
memahami dan melaksanakan hak-hak para pemimpin, bersikap santun dan belas
kasihan terhadap kaum dhu‟afa dan kalangan wong cilik.
23. Kita
berusaha mencegah mereka dari segala bentuk permusuhan, saling benci-membenci,
memutuskan hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan membentuk sekte-sekte
baru yang mengkotakkan agama.
24. Kami
menghimbau pada mereka semua untuk bersatu, bersahabat, tolong-menolong dalam
kebaikan, berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh dan menghindari
perpecahan.
25. Hendaknya
tetap eksis berpedoman pada Kitab dan Sunah, dan apa saja yang menjadi tuntunan
para ulama panutan umat, semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam
Syafi‟i dan Imam Ahmad bin Hanbal.
26. Ijma’
menetapkan larangan keluar dari mazhab-mazhab mereka.
27. Hendaknya
mereka juga berpaling dari segenap bentuk organisasi baru yang bertentangan
dengan prinsip dasar yang dibangun oleh Salafus Shalih.
28. Rasulullah
bersabda,“Barang siapa memisahkan diri (dari mayoritas), maka ia akan terpisah di neraka.”
29. Untuk
itu hendaknya mereka tetap konsisten memegangi Jama’ah ala Thariqah Salaf Shalihin.
30. Rasulullah
bersabda, “Aku perintahkan kepada kalian semua untuk melaksanakan lima hal, karena
Allah telah memerintahkan hal itu padaku.”
31. Yakni bersedia
untuk mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan hijrah dan bergabung
masuk dalam bingkai Jama’ah.
32. Sesungguhnya
orang yang berpisah dari jamaah, mekipun hanya sejengkal, berarti dia telah
melepaskan ikatan tali keislamannya dari lehernya.
33. Sayidina
Umar bin Khatthab berkata, “Berpegangteguh kalian semua pada jama’ah. Hindarkan
diri kalian dari segala bentuk perpecahan.
34. Karena
sesungguhnya setan ketika menyertai orang yang sendirian saja, maka dengan
sangat mudah ia menaklukkannya, dibanding ketika ia menyertai dua orang yang
bersekutu.
35. Barang
siapa bermaksud dan ingin mendapat kenikmatan hidup dalam surga, maka tetaplah
bersama Jama’ah.”
Daftar
Pustaka.
1. Internet
Faza Media.
2. Risalah
Ahlussunnah Wal Jamaa’h: Karya Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari (Tahun 1287 H sampai 1366 Hijriah).
0 comments:
Post a Comment