Saturday, November 9, 2019

3681. MAULID NABI MUHAMMAD


MAULID NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Tangis bayi yang baru lahir terdengar dari sebuah rumah di kampung Bani Hasyim di Makkah pada 12 Rabiul Awwal 571 M.
2.    Bayi itu lahir dari rahim Aminah dan langsung digendong seorang bidan yang bernama Syifa', ibunda sahabat Abdurrahman bin Auf.
3.    Bayinya laki-laki.
4.    Aminah tersenyum lega.
5.    Tetapi seketika ia teringat mendiang suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, yang telah meninggal 6 bulan sebelumnya di Yastrib (Madinah).
6.    Bayi laki-laki itu oleh kakeknya diberi nama Muhammad (Yang Terpuji).
7.    Kelahiran bayi yatim yang kelak menjadi Rasul terakhir itu dituturkan dalam Alquran, ''Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?'' (QS Adh-Dhuha [93]: 6)

8.    Aminah, janda beranak satu itu, hidup miskin.
9.    Suaminya hanya meninggalkan sebuah rumah dan seorang budak, Barakah Al-Habsyiyah (Ummu Aiman).
10. Sementara sudah menjadi kebiasaan bangsawan Arab waktu itu, bayi yang baru dilahirkan akan disusukan kepada wanita lain.
11. Wanita yang dipilih biasanya adalah wanita dusun.
12. Alasannya supaya si anak dapat hidup di alam yang segar dan mempelajari bahasa Arab yang baku.
13. Menunggu jasa wanita yang menyusui, Aminah menyusui sendiri Muhammad kecil, selama tiga hari.
14. Lalu dilanjutkan oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab, paman Nabi Muhammad.
15. Kemudian Muhammad dan bayi kalangan terpandang Arab akan disusui oleh murdi'at (para wanita yang menyusui bayi).
16. Muhammad ditawarkan kepada murdi'at dari Bani Sa'ad yang sengaja datang ke Makkah mencari bayi-bayi yang masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah.
17. Namun, mereka menolak karena Muhammad adalah anak yatim.
18. Tapi, di antara mereka ada Halimah Sadiyah yang belum mendapatkan seorang bayi yang akan disusui.
19. Karena itu, ia mengambil Muhammad sebagai anak susuannya.
20. Halimah (yang berarti lemah lembut) lantas membawa Muhammad ke dusunnya.
21.  Keberadaan Muhammad kecil memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi kabilahnya.

22. Semula, Halimah hidup serba kekurangan.

23. Tapi semenjak mengasuh Rasulullah, kehidupan rumah tangga Halimah berubah total.
24. Keluarga tersebut kini hidup penuh kedamaian, kegembiraan, dan berkecukupan.
25. Dua tahun kemudian, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi ibunya.
26. Halimah memohon agar Muhammad diizinkan tinggal kembali bersama Bani Sa'ad.
27. Aminah pun menyetujui.
28. Selama 4 tahun Muhammad bersama mereka kembali.
29. Dusun itu bertambah keberkahan.
30. Domba-domba yang dipelihara Halimah menjadi gemuk dan banyak memberikan air susu walaupun rumput di daerah mereka tetap gersang.
31. Karena itulah, warga menyuruh anak-anak menggembalakan domba-domba mereka di dekat domba milik Halimah.
32. Harapannya agar domba milik mereka bisa berubah gemuk dan mengeluarkan banyak susu.
33. Selain itu, saat mengambil Muhammad sebagai anak susuan, susu Halimah bertambah banyak.
34. Ia pun heran.
35. Sebab, selama ini susunya bukan tidak ada tapi tidak begitu banyak.
36. Namun, semenjak mengasuh anak Fatimah, air susunya berlimpah.
37. Anehnya lagi ketika sudah menyusu di susu sebelah dan hendak diberikan sebelah lain lagi, Muhammad menutup mulut kuat-kuat.
38. Halimah faham Muhammad menginginkan susu yang sebelah adalah untuk saudara sesusuannya, Damrah.

39. Sejak kecil Allah SWT memang sudah memasukkan jiwa keadilan pada Muhammad kecil, dia tidak ingin mengambil bagian yang bukan untuknya.
40. Muhammad pun tak pernah menangis, tidak seperti anak kecil lainya yang pasti menangis.
41. Muhammad cilik baru dikembalikan ke Makkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada.
42. Suatu hari, dua malaikat datang menghampirinya dengan membawa bejana emas berisi es. Mereka membelah dada Muhammad dan mengeluarkan hatinya.
43. Hati itu dibedah dan dikeluarkanlah gumpalan darah yang berwarna hitam.
44. Kemudian dicuci dengan es. Setelah itu dikembalikan seperti semula.
45. Mendengar itu, Halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad cilik.
46. Ia dan suaminya sepakat mengembalikannya kepada ibunya.
47. Setelah diserahkan, Halimah sudah tidak mengetahui lagi kabar tentang Muhammad, sebab untuk mendapat informasi di zaman itu sangatlah susah.
48. Baru ketika usia Muhammad 40 tahun, terdengarlah berita oleh Halimah, rupanya anak susuannya menjadi Rasul Allah.
49. Namun, dia kesulitan menemui Rasulullah SAW.
50. Halimah memeluk Islam dari orang lain dan bukan dari Rasulullah SAW.
51. Hingga suatu hari akhirnya Halimah dapat berjumpa kembali dengan Rasulullah SAW.
52. Halimah pun merasakan kebahagiaan luar biasa.
53. Selepas itu Halimah meninggal dunia. Itulah terakhir kalinya dia berjumpa dengan Rasulullah SAW, putra susuannya itu.
54. صلو على النبي ...
55. Ditempa melampaui dosis tempaan umumnya manusia.
56. Bayangkan anak usia 6 tahun mengantarkan jenazah dan menyaksikan ibunya dikuburkan.
57. Betapa hancur hatinya.
58. Mata basah dalam tatapan kosong dan hampa.
59. Tinggal bersama kakeknya, 2 tahun kemudian kejadian sama berulang: kakeknya meninggal.
60. Lalu ia bersama pamannya dan kelak berulang: pamannya meninggal.
61. Semua yang dicinta, ia lepas berpulang.
62. Bahkan saat 2 bulan di kandungan, ayahnya berpulang.
63. Sejak dalam kandungan, semua yang dicinta pulang ke Rahmatullah.
64. Ia seakan diajarkan bahwa tiada tempat bergantung dan menggantungkan diri selain pada Sang Khaliq.
65. Tiada sumber aliran cinta, aliran kasih tanpa henti kecuali aliran dari Sang Maha Rahman, Sang Maha Rahim.
66.  Yang Abadi hanya dari Sang Pencipta.
67. Kisah masa pilu di mata manusia adalah cara Sang Maha Mengatur menyempurnakan derajatnya.
68. Gempuran mental luar biasa itu menghasilkan pribadi, yang akhlaqnya melampaui batas waktu dan batas geografis.
69. Tiada manusia lain, sepanjang usia bumi yang telah jutaan tahun ini, yang kisah hidupnya tercatat dengan lengkap dan bisa dibaca sampai 15 abad kemudian.
70. Semua detail kisahnya tercatat. Itulah manusia pilihan, itulah Sang Uswatun Hasanah...
71. Rindu kami padamu, Ya Rasul...
72. Rindu kami padamu, Ya Nabi...
73. Hari ini kami peringati peristiwa kelahiranmu.
74. Di hari ini Aminah melahirkan.
75. Bayi itu dikandung dari suami yang telah wafat. Abdullah, pria yang hidupnya diperpanjang dengan tebusan hingga 100 unta.
76. Belum pernah terjadi tebusan setinggi itu.
77. Seakan mengirimkan pesan tentang kemuliaan lelaki itu.
78. Tebusan perpanjangan nyawa itu hanya untuk sempat menikahi Aminah dan darinya lahir pribadi sempurna.
79. Kisah itu semua yang menambah ketakjuban dan kesempurnaan Sang Maha Merencanakan untuk memberikan bingkai hikmah atas rangkaian peristiwa seputar lahir-besarnya pribadi sempurna ini.
80. Tanggal 12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dikenang sepanjang masa.
81. Dari Mekkah, cahaya akhlaq dari pribadi itu memancar ke seluruh dunia.
82. Hingga kini cahaya akhlaqnya terus memancar.
83. Tidak pernah redup.
84. Itulah pribadi yang kita cintai, kita rindukan, dan kita junjung.
85. Itulah Nabi Besar Muhammad shalalahu alaihi wasalam.
86. Semoga kita semua terus jadi penjaga tradisinya, penerus sunahnya dan selalu didekatkan dengan sifat-sifatnya...
(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment