BELAJAR DENGAN GEMBIRA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. *Prof Agus Budiyono*
2. *KOLOM: KEGEMBIRAAN
DALAM BELAJAR:
3. Mematahkan Mitos NEM,
IPK dan Rangking*
4. Ada 3 konsep yang tidak
saya percayai sepenuhnya dalam sistem pendidikan yaitu: NEM, IPK dan rangking.
5. Saya mengarungi sistem
pendidikan selama 22 tahun (1 tahun TK, 6 tahun SD, 6 tahun SMP-SMA, 4 tahun
S1, 5 tahun S2&3).
6. Dan kemudian dilanjut
mengajar selama 15 tahun di universitas di 3 negara maju (AS, Korsel,
Australia) dan tanah air.
7. Saya menjadi saksi
betapa tidak relevannya ke-3 konsep di atas dengan apa yang secara normal
didefinisikan sebagai kesuksesan.
8. Ternyata sinyalemen saya
ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Thomas J. Stanley yang memetakan
100 faktor yang akan berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan seseorang
berdasarkan survey terhadap 733 millioner di US.
9. Berdasarkan hasil penelitian blio ternyata
nilai yang baik (yakni NEM, IPK dan tentu saja rangking) hanyalah faktor sukses
no ke 30!
10. Sementara itu faktor IQ
pada urutan ke-21 dan bersekolah ke universitas/sekolah favorit di urutan
ke-23.
11. Jadi saya ingin
mengatakan secara sederhana:
12. Anak anda nilai
matematikanya 45?
13. Tidak masalah.§
14. Tidak lulus ujian
fisika?
15. Bukan masalah besar.§
16. NEM tidak begitu sesuai
harapan?
17. Paling banter akibatnya
adalah tidak bisa masuk sekolah favorit.
18. Yang memang, menurut
hasil riset, tidak terlalu pengaruh ke kesuksesan aniwei.§
19. IPK termasuk golongan
dua koma (baik dua koma sembilan….belas maupun dua koma pas)?
20. Jangan sedih.
21. IPK pan hanya mitos.
22. Paling banter adalah
hanya alat ukur. Yang tidak akurat aniwei.§
23. Anak anda sekolah di SMA
11 dan bukan SMA 3 Bandung?
24. No worries.
25. Anak cemerlang akan
tetap menemukan bakatnya di mana saja berada.§
26. Anak anda lulusan
universitas swasta di Jakarta dan bukan di Harvard?
27. Not a big deal.
28. Steve Jobs dan Bill
Gates tidak lulus dari mana-mana.§
29. Anak anda pernah tidak
naik kelas atau mengulang mata kuliah?
30. Oooh ini banyak
temannya.
31. Hampir semua teman
kuliah saya di ITB ada di golongan ini.
32. Termasuk saya, yang
pernah tinggal kelas atau mengulang beberapa mata kuliah di ITB dulu.
33. Tidak pengaruh sama
sekali.
34. Paling akibatnya adalah
tidak bisa dapat predikat Cum Laude.
35. Yang tentunya, menurut
saya, hanya predikat yang sifatnya hanya untuk lucu-lucuan saja.
36. Nothing serious, karena
menurut penelitian itu sama sekali tidak termasuk dalam 100 faktor tadi.
37. Atau yang agak serius,
anak anda tidak selesai kuliahnya?
38. Baiklah saya akan
membagi.
39. Banyak para dropout yang
akhirnya menjadi orang besar yang karyanya sekarang anda pakai.
40. Ya, sekarang ini,
sebagian malah sedang anda pakai untuk membaca essay ini (Iphone, Ipad, Ipod,
PC, Macbook, Windows, OS, Oracle software…dsb).
41. Mereka adalah
orang-orang yang tidak selesai pendidikan formalnya.
42. Thomas Edison adalah
inventor yang paling produktif sepanjang sejarah manusia.
43. Namanya ada pada lebih
dari 1000 patent.
44. Blio antara lain adalah
penemu bola lampu, video camera, dan telepon.
45. Ibunya mengajari Thomas
kecil membaca dan menulis di rumah sesudah dia dikeluarkan dari sekolah karena
gurunya menganggap dia terlalu lamban belajar.
46. Pendidikan formal yang
diselesaikan adalah 3 bulan di high school.
47. Wright Brothers adalah
yang diterima secara aklamasi oleh dunia sebagai penemu “mesin terbang”.
48. Mereka yang pertama kali
menerbangkan pesawat udara pertama.
49. Batu bata pertama dari
industri pesawat terbang yang kelak akan menjadi Boeing dan Airbus.
50. Keduanya belajar di high
school tapi tidak pernah lulus.
51. Waktunya dihabiskan
untuk mengamati dan meneliti bagaimana burung itu bisa terbang dan ngoprek di
bengkelnya membuat berbagai jenis gliders.
52. Bill Gates adalah
seorang droupout yang merevolusi industri komputer.
53. Bersama Paul Allen
mendirikan Microsoft.
54. Paul hanya menyelesaikan
2 tahun pertama di University of Washington dan membujuk Bill untuk keluar dari
Harvard (dan berhasil) pada tingkat 2.
55. Keduanya menjadi
billionaire pada usia awal 30-an.
56. Michael Dell drop out
dari University of Texas pada umur 19 untuk mendirikan Dell Inc. perusahaan
komputer yang termasuk paling sukses di Amerika.
57. Steve Jobs
memperkenalkan Macintosh kepada dunia dan menjadi tokoh kunci dari revolusi
industri komputer.
58. Salah satu karya
kreatifnya adalah teknologi tablet (iPad) dan smart phone (iPhone) yang lantas
ditiru oleh perusahaan2 raksasa dunia lainnya (Microsoft, Samsung, LG, Sony,
Huawei, Oppo, Xiaomi, dll).
59. Karyanya memberi impact
kepada lebih dari 2 milyar penduduk dunia.
60. Contoh terakhir adalah
yang paling kontekstual.
61. Tanpa blio kita tidak
bisa memanfaatkan dan menikmati platform media sosial yang paling user friendly
dan efektif untuk ajang berinteraksi secara tertulis, arena untuk berlatih
menulis dan medium untuk presentasi dan bisnis.
62. Mark Zuckerberg hanya
menyelesaikan 2 tahun pertama di Harvard sebelum memutuskan untuk mendirikan
dan membesarkan Facebook.
63. Beautiful and highly
effective platform yang sekarang bisa kita manfaatkan dengan luas.
64. Lalu apakah faktor yang
menentukan kesuksesan seseorang itu?
65. Menurut riset Stanley
berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan:
1) Kejujuran (Being honest
with all people)
2) Disiplin keras (Being
well-disciplined)
3) Mudah bergaul (Getting
along with people)
4) Dukungan pendamping
(Having a supportive spouse)
5) Kerja keras (Working
harder than most people)
6) Kecintaan pada yang
dikerjakan (Loving my career/business)
7) Kepemimpinan (Having
strong leadership qualities)
8) Kepribadian kompetitif
(Having a very competitive spirit/personality)
9) Hidup teratur (Being
very well-organized)
10) Kemampuan menjual ide
(Having an ability to sell my ideas/products)
66. Hampir kesemua faktor
ini tidak terjangkau dengan NEM dan IPK.
67. Dalam kurikulum ini kita
kategorikan softskill.
68. Biasanya peserta didik
memperolehnya dari kegiatan ekstra-kurikuler.
69. Saya mengajarkan wawasan
ini sebagai bagian dari mata kuliah saya apapun subyek atau topiknya di tanah
air maupun di negara maju tempat saya mengajar.
70. Karena saya yakin bila
peserta didik sudah bisa masuk ke track atau rel yang tepat dan frekuensi yang
pas, everything else follows naturally.
71. Dalam konteks ini saya
ingin menggarisbawahi faktor “kecintaan pada apa yang dikerjakan” yang ternyata
mempunyai pengaruh sangat tinggi (urutan ke-6) yang menentukan kesuksesan
seseorang.
72. Saya sangat mempercayai
ini karena saya telah mengujinya selama 40 tahun terakhir karir saya sendiri
maupun mahasiswa-mahasiswa maupun junior yang saya bimbing.
73. Saya menemukan bahwa
bila kita bisa menemukan ‘klik’ pada apa yang kita kerjakan maka kita akan
mempunyai supply endorfin yang tidak ada habis-habisnya. Itu hukum alam.
74. Kita hanya perlu
menemukannya sekali dan setelah itu kita akan bergerak bersama semesta.
75. Ada orang yang
membahasakan Tuhan bersama kita.
76. Kita akan bangun jam 4
setiap pagi dalam kondisi segar dan baterei penuh untuk bisa menaklukkan dunia
pada hari itu.
77. We will be somebody to
whom the devil would say,”Damn, she is up”, upon our getting up in the morning.
78. Kita akan menjadi
seseorang yang tidak bisa dihalangi. Unstoppable.
79. Menjadi orang yang gagal
7 kali dan bangun 8 kali.
80. Ini resep yang
senantiasa saya bagi dalam kuliah saya.
81. Setiap kuliah saya akan
saya tailor berdasarkan audiens yang ada di depan saya.
82. Dalam kuliah di
Universitas Teknologi Sumbawa beberapa minggu yang lalu, saya paham sekali
bahwa yang diperlukan di sana adalah suntikan motivasi.
83. Persis seperti prinsip
yang saya gambarkan di atas.
84. Misinya membawa peserta
didik ini ke track yang benar dan frekuensi yang pas.
85. All the technicalities
follow.
86. Bahan-bahan tekniks
selalu bisa dicari dan dipelajari secara mandiri.
87. Tapi landasan spirit dan
motivasi harus kuat terpancang.
88. Hal ini pula yang
dititipkan oleh pak Direktur dan Co-founder UTS (bersama pak Gubernur
Zulkieflimansyah).
89. Saya mengerti dan paham saya berbicara di Nusa
Tenggara Barat bukan Jawa Barat, semua faktornya berbeda. Harapannya berbeda.
90. Kendalanya tidak sama.
91. Sumberdayanya berbeda.
92. Namun ada mimpi yang
sama: menjadi contender dalam dunia yang serba berubah dengan cepat ini.
93. Thriving.
94. Not only surviving.
95. Apapun kondisinya dan
dari mana saja titik mulainya.
96. Saya membaca seseorang
tidak harus dari resumenya.
97. Seringkali cukup dari
aura ketika mereka saya ajak bicara.
98. Ketika sesi kuliah umum
di depan ratusan mahasiswa, acara dimulai dengan pemutaran video dipandu Pak
Direktur yang menayangkan peristiwa bersejarah dimana beberapa tahun silam tim
Sumbawagen UTS berhasil meraih medali perunggu, best policy and practice
shout-out dan Chairman's awards 2014 pada sebuah kompetisi bergengsi di MIT.
99. Saya lantas
diperkenalkan sebagai seseorang yang belajar dan bekerja di MIT selama hampir
10 tahun.
100. Di kelas saya di UTS
saya membaca adanya semangat.
101. Adanya keberanian untuk
bermimpi.
102. Mimpi yang besar.
103. Ini harus didukung agar
sustainable.
104. Oleh karena itu saya
pagi itu memulai kuliah saya dengan kalimat pembuka: saya dulu ketika kecil
telat dan lama tidak bisa membaca.
105. Saya akan bercerita
bagaimana seorang yang didera ADHD kemudian bisa bangkit dan tumbuh sehingga
mempunyai empat gelar akademis, dua dari MIT.
106. If I can do it, you can
too.
107. Tidak perlu risau dengan
titik mulai sebagai daerah tertinggal dengan index kemajuan no 2 dari belakang.
108. Index ini mirip NEM, IPK
dan rangking yang tidak perlu sepenuhnya kita percayai. Fokus saja tiap hari
untuk mencari kegembiraan.
109.
Dalam dua hari kelas saya di UTS belajar dengan penuh
kegembiraan.
110.
Saya bisa merasakannya.
111.
Dan saya tahu, dengan kegembiraan itu mereka akan bisa berjalan
jauh dan mencapai sesuatu yang tinggi.
(Sumber: internet)
0 comments:
Post a Comment