PENYAKIT
ABU JAHAL
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Sindrom
Abu Jahal, Penyakit Penghapus Berkah
2. Ngelmu.co
– Sindrom Abu Jahal, penyakit penghapus berkah.
3. Penyakit
ini bukan hanya bisa menghapus keberkahan, bahkan di level berikutnya, penyakit
ini bisa menutup pertolongan Allah dalam hidup.
4. Apa
jadinya hidup ini ketika Allah sudah tidak mau lagi menolong kita?
5. Adakah
selain-Nya?
6. Sindrom
Abu Jahal, Penyakit Penghapus Berkah
7. ‘Warisan
Abu Jahal”, begitu saya menyebut penyakit ini.
8. Sindrom
yang betul-betul harus disadari, untuk kemudian kita buang jauh-jauh.
9. Allah
menyebutkan penyakit ini dalam QS. Al Anfal (8) ayat 47.
10. وَلَا تَكُونُوا
كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ
11. “Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya dengan
rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya)…”
12. Kaum
musyrik Mekah bergerak menuju Perang Badar, dengan kekuatan 1.300 pasukan,
persenjataan lengkap, dan persiapan sempurna.
13. Abu Jahal
(Amr bin Hisyam) memberikan arahan selaku komandan umum;
1) Kita
tidak akan pulang sebelum mengambil alih Badar.
2) Membinasakan
Muhammad dan para sahabatnya.
3) Menetap
di sana selama 3 hari sambil menyembelih unta, makan-makan, minum khamr, dan
menikmati nyanyian dari para biduan.
4) Hingga
seluruh bangsa Arab mendengar keberadaan dan cerita tentang kita.
5) Setelah
itu untuk selamanya bangsa Arab akan segan terhadap kita.
14. Sindrom
Abu Jahal
15. Kita
sudah tahu akhir cerita dari perang Badr.
16. Abu
Jahal terbunuh dalam Perang Badar.
17. Pasukan
musyrik Mekah harus merasakan kekalahan telak, padahal dalam keadaan yang lebih
siap, lebih banyak, dan lebih kuat.
18. Yang
ingin dibahas dalam tulisan ini adalah 2 penyakit yang menjadi sumber kerugian
dan kekalahan dalam hidup.
19. Dan 2
hal itu terbaca dengan jelas dalam pidato Abu Jahal di atas, yaitu:
1) Penyakit
kesombongan.
2) Penyakit
pamer dan ingin dilihat orang lain.
20. Penyakit
Arogansi (Kesombongan)
21. Ini
adalah satu hal pasti yang akan menghilangkan berkah dalam hidup, dan akan
menutup pertolongan Allah.
22. Sombong
itu bukan tentang berpakaian bagus atau berkendaraan mahal.
23. Rasulullah
bersabda,” Sombong adallah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.”
24. Gejala
penyakit sombong:
1) Merasa
lebih dari yang lain,
2) Memicingkan
mata kepada orang lain,
3) Merendahkan
sesama,
4) Berat dan
tidak mau menerima kritik,
5) Tidak
betah mendengarkan orang lain, lebih-lebih jika yang berbicara adalah orang
levelnya lebih rendah dalam pandangan duniawi.
6) Dan
turunan dari penyakit yang pertama ini adalah sindrom yang kedua.
25. Gejala
penyakit pamer dan ingin dilihat orang lain:
1) Niat
yang sempit, melakukan sesuatu hanya untuk dinilai manusia.
2) Berjuang
untuk bisa sukses dalam hidup di dunia saja.
3) Berkarya
dan berupaya bisa meraih pencapaian hebat dalam karir atau usaha, hanya untuk
membuat orang lain kagum.
4) Jika
sudah begitu, tak peduli sehebat apa pun, maka nol besar nilainya di sisi
Allah.
5) Gejala
pertama, ketika yang kita betul-betul pedulikan adalah, “Apa kata orang?”
6) Khawatir
sekali dengan, “Apa kata orang”
7) Memutuskan
sesuatu dengan pertimbangan “Apa kata orang”
8) Rela membayar
cicilan seumur hidup, hanya untuk,“Apa kata orang”
9) Kita meletakkan
kebahagiaan di mulut orang lain.
10) Mati-matian
melakukan apa pun demi mengesankan orang lain.
11) Ada
rasa puas yang luar biasa ketika berhasil membuat orang lain terkesan.
12) Seakan-akan
tidak terlalu menghiraukan bagaimana Allah melihat, yang penting bagaimana
orang lain melihat.
26. Gejala
penyakit kedua:
1) Mudah
tersinggung, mudah sakit hati,
2) Mudah
sekali merasa diremehkan.
3) Sangat
haus akan penghargaan dan pengakuan dari orang lain.
4) Ingin
selalu terlihat,
5) ingin
selalu tampil,
6) ingin
selalu dikenal,
7) ingin
selalu disebut,
8) ingin
selalu diketahui,
9) Ingin
selalu dihargai.
10) Ini
saya, ini saya…
11) Mudah
kecewa,
12) Mudah
marah,
13) Memang
selalu begitulah akhir ceritanya bagi siapa saja yang menaruh harapan pada
selain Allah.
27. Gejala
penyakit ketiga:
1) Biasanya
diikuti juga dengan gejala tambahan, yaitu kondisi perasaan yang amat
bergemuruh untuk bersaing dengan orang lain dalam urusan dunia.
2) Seolah-olah
hidup hanya tentang persaingan, untuk saling mengalahkan satu sama lain.
3) Hidup
yang dipenuhi dengan ambisi-ambisi sempit, yang menjadi hobinya adalah
membandingkan-bandingkan.
4) Jika
tidak segera disadari, yang paling bahaya dari itu semua adalah puncak penyakit
berupa hati yang penuh dengan kedengkian.
5) Susah
melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah.
6) Sungguh
cara hidup seperti itu sangat melelahkan.
Daftar
Pustaka
1. Internet.
2. Hatta,
DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah.
Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
3. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
4. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment