MAKNA
JALAN YANG LURUS
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Setiap
hari paling sedikit 17 kali umat Islam bermohon kepada Allah agar diantarkan
menuju “shiratal mustaqim”.
2. Shiratal
mustakim biasanya diterjemahkan dengan “jalan yang lurus”.
3. Al-Quran
surah Al-Fatihah (surah ke-1) ayat 6.
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjuki kami jalan yang lurus.
4. Dalam
bahasa Al-Quran, kata “shirat” artinya “jalan yang lurus”, yang dapat
diumpamakan semacam “jalan tol”.
5. Kata
“shirat” terambil dari akar kata yang artinya “menelan”.
6. Seolah-olah
“jalan” tersebut mampu “menelan” semua orang yang berada di sana.
7. Jika
seseorang menelusuri jalan tol, maka dia akan sampai ke tujuan dengan cepat.
8. Jalan
tol adalah jalan bebas hambatan.
9. Al-Quran
juga menggunakan kata “sabil” yang artinya “jalan”.
10. Tetapi
apabila diamati, kata “sabil” berbeda
dengan kata “shirat” yang digunakan oleh Al-Quran dalam bentuk tunggal dan
jamak serta dirangkaikan dengan sesuatu yang menunjuk kepada Allah.
11. Misalnya,
kata “sabilillah” dan "subula Rabbina", atau juga dirangkaikan dengan
hamba Allah yang “taat” dan yang “durhaka”, misalnya “sabilul muttaqin” dan
“sabilul mujrimin”.
12. Sehingga
apabila “banyak sabil” (banyak jalan) yang harus dilalui, maka menyebabkan
seseorang harus selalu berhati-hati jangan sampai terjerumus ke jalan yang
sesat.
13. Manusia
harus mencari jalan yang lurus yang tidak berliku-liku agar selamat.
14. Al-Quran
memberikan petunjuk bahwa jalan yang baik dihimpun mempunyai suatu ciri, yaitu
“kedamaian, ketenteraman dan ketenangan”.
15. Semua
jalan yang bercirikan “damai, tenteram, dan tenang”, pasti bermuara ke jalan
yang luas lagi lurus, yang disebut “shiratal mustagim".
16. Al-Quran
surah Ali-Maidah (surah ke-5) ayat 16.
يَهْدِي
بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ
إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Dengan kitab itu Allah menunjukkan
orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab
itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya
yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjukkan mereka ke jalan yang
lurus.
17. Para
ulama berpendapat bahwa Al-Quran berpesan agar manusia bersikap luas pandangan
dan berlapang dada.
18. Banyak
jalan menuju “shiratal mustaqim".
19. Yaitu
semua jalan yang bercirikan “kedamaian, ketenteraman, dan keselamatan” akan
menuju “shiratal mustaqim”.
20. Al-Quran
berpesan kepada manusia jangan mempersempit “shirat”.
21. Shirat
mampu menampung semua orang, semua aliran, semua pendapat, dan semua mazhab,
asalkan bercirikan "as-salam".
22. Jalan
menuju surga sangat lebar dan luas.
23. Siapa
pun dapat menelusurinya tanpa terganggu atau menganggu pejalan yang lain.
24. Benarkah
jalan “shiratal mustaqim” yang ditawarkan itu luas dan lebar?
25. Bukankah
banyak larangan agama yang menghambat lajunya lalu lintas kehidupan sehingga
jalan terasa sempit?
26. Jawabannya
adalah “Benarkah dengan adanya peraturan lampu-lampu lalu lintas akan
menghambat perjalanan seseorang?”
27. Benarkah
berhenti sejenak mematuhi isyarat lampu merah memperlambat seseorang sampai ke
tujuan?
28. Apakah
tidak sebaliknya?
29. Jika tanpa
adanya peraturan lampu lintas, maka akan mempersulit perjalanan dan
memperlambat arus.
30. Agama
menuntut manusia untuk mematuhi semua “rambu dan isyaratnya”.
31. Yang
terdapat sepanjang perjalanan dari ke rumah ke tempat tujuan dan sebaliknya.
32. Maupun
dalam perjalanan hidup dari rumah menuju ke hadapan Allah Yang Maha Kekal.
33. Jalan
yang disiapkan adalah jalan yang luas lagi lurus.
Daftar
Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment