Monday, September 7, 2009

24. Artikel:Dampak Tv


MENGHINDARI DAMPAK NEGATIF TELEVISI


Oleh : Drs H Yusron Hadi, MM

Kepala SMP Negeri 2 Buduran Sidoarjo







PENDAHULUAN

Televisi merupakan bagian perlengkapan rumah tangga yang sering dicintai secara berlebihan, namun kadang-kadang juga dicerca sebagai musuh yang harus dilawan. Televisi sangat berpengaruh terhadap anak dan komunikasi dalam keluarga. Komunikasi dalam keluarga sering terganggu karena anggota keluarga terlalu banyak menonton dan asyik menikmati acara siaran televisi.

Televisi memang sangat berpengaruh terhadap keluarga, baik pengaruh positif maupun negatif. Oleh karena itu, orang tua perlu mengatur waktu dan acara yang boleh ditonton anak-anaknya. Juga orang tua harus berupaya sebanyak mungkin mendampingi anak-anaknya dalam menyaksikan acara-acara televisi, agar orang tua mendapat kesempatan untuk membicarakan acara yang sedang ditonton.



ANAK DAN TELEVISI

Adalah suatu hal yang tidak dapat disangkal, bahwa acara-acara yang disuguhkan televisi sekarang ini sangat mempengaruhi perkembangan anak. Televisi dapat mempengaruhi anak untuk mempelajari hal-hal yang baru, merangsang anak untuk selalu berpikir dan bertanya. Tentu saja, hal demikian akan memperkaya kehidupan intelektual anak. Melalui televisi, anak dapat mempelajari tingkah laku yang baik seperti belajar mengenal dan menerapkan berbagai norma yang positif. Akan tetapi, perilaku yang negatif pun dapat diperoleh melalui acara televisi.

Memang, televisi juga dapat merugikan perkembangan anak. Mungkin saja anak akan mengenal kejahatan, teror, dan berbagai kejadian yang menyimpang sebelum waktunya. Anak yang berusia sekitar tiga sampai lima tahun umumnya belum dapat mencerna sesuatu yang dilihatnya pada layar televisi. Anak belum memahami isi pembicaraan yang panjang, mereka hanya melihat gerakan dan menduga sepintas lalu saja. Hal inilah yang berbahaya, ketika mereka belum memahami suatu peristiwa yang disaksikannya. Anak-anak akan mencontoh perbuatan tersebut, misalnya ada adegan memukul dan berkelahi, anak-anak pun akan cenderung meniru adegan itu tanpa mengetahui penyebabnya.

Acara menonton televisi dapat dinikmati oleh semua anak. Tetapi, tingkat kemampuan menyerap acara televisi tampaknya berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan usia anak. Televisi berpotensi sebagai alat pendidikan yang sangat menakjubkan. Televisi dapat menjelajah bagian dunia mana pun untuk disiarkan. Televisi menyediakan bagi pemirsa para tokoh, pembicara, dan ahli dari semua bidang.

Para ahli yang meneliti perkembangan anak, menyimpulkan bahwa anak berusia di bawah empat tahun tidak dianjurkan untuk menonton acara televisi, terutama yang gambarnya bergerak dengan cepat. Hal ini disebabkan gambar yang bergerak dengan cepat di televisi dapat membuat anak menjadi bingung, tegang, dan kadang-kadang sangat agresif. Anak-anak seusia ini memerlukan pengalaman yang lebih kaya daripada sekedar pengalaman audio-visual dari menonton acara televisi.

Anak akan memperoleh pengalaman yang lebih kaya apabila mereka memperolehnya melalui rangsangan yang diterima dari lingkungan, misalnya dengan bergaul dan bermain dengan teman-temannya, atau melalui dongeng dan cerita yang dikisahkan oleh orang tuanya. Hal seperti ini, tidak dapat diperoleh anak dari menonton acara televisi. Sebenarnya, banyak para ibu yang merasa tidak puas dengan acara yang biasa ditonton oleh anak-anak mereka. Tetapi, ketika para ibu melarang anak mereka untuk melihat acara tersebut atau membatasi waktu menonton acara televisi, anak-anak mengemukakan berbagai alasan untuk menolaknya. Mereka berdalih acara itulah yang terbaik, teman-teman mereka diperbolehkan menonton acara tersebut, hanya orang tuanyalah yang keras dan kolot sehingga membatasi dan melarang melihat acara itu.

Orang tua yang kuat pendiriannya akan tetap bertahan dengan pendapatnya, tetapi beberapa orang tua terpengaruh mendengar celaan dari anak-anak mereka, sehingga akhirnya ada yang menyerah. Ada beberapa orang tua yang bertahan beberapa malam saja, kemudian mengendur. Para orang tua ada yang curiga anak-anak mereka akan melihat acara yang dilarang tersebut, tetapi orang tua tidak dapat mengambil tindakan apapun. Memang televisi merupakan media yang memberi kesempatan membuka lapangan baru. Melalui televisi anak dapat mengenali hal-hal baru, misalnya tentang musik rakyat, tata cara dan adat istiadat dari daerah lain. Televisi adalah jendela dunia, karena dengan televisi kita dapat mengetahui informasi tentang berbagai hal, misalnya cara kerja suatu laboratorium, pabrik, dan kesenian dari berbagai daerah. Bahkan semua yang terjadi pada belahan bumi yang jauh sekalipun, termasuk perkembangan ilmu dan teknologi terbaru, dapat segera diketahui melalui layar televisi.

Televisi adalah media yang terlalu berharga untuk diserahkan begitu saja kepada kebijaksanaan anak sendiri. Tetapi semua bentuk larangan yang keras, tidak akan banyak bermanfaat. Hal ini malah dapat menimbulkan pengaruh negatif pada anak. Jika orang tua melarang anak menonton acara televisi, maka harus ada penggantinya sehingga anak tidak merasakannya sebagai suatu tekanan. Selain itu, orang tua juga diharapkan bisa menempatkan diri seperti alam pikiran anak-anak. Karena belum tentu anak mengganggap seram adegan pada layar televisi seperti yang dibayangkan oleh orang tuanya.



MENHINDARI DAMPAK NEGATIF TELEVISI

Sebagai orang tua, kita dapat melakukan sesuatu agar anak-anak kita terhindar dari dampak negatif acara televisi. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak-anak kita dapat menikmati acara televisi dan merasakan manfaatnya, tetapi dapat terhindar dari dampak negatifnya adalah sebagai berikut.

1. Orang tua harus bersikap selektif dalam memilih acara televisi yang boleh disaksikan oleh anak-anak. Segala sesuatu yang terlalu banyak justru akan berakibat buruk

2. Sebaiknya anak tidak dibiarkan menonton acara televisi seorang diri, paling sedikit separuh dari keseluruhan jam tontonnya. Sediakan waktu untuk menonton bersama dengan anak, baik acara untuk anak maupun untuk orang tua sendiri.

3. Apabila orang tua sedang sibuk dengan kegiatan yang lain sehingga tidak dapat mendampingi anak menonton acara televisi, sebaiknya peran ini digantikan oleh kakak atau orang dewasa yang lain.

4. Awasilah anak ketika menyaksikan acara televisi, jangan sampai anak menonton terlalu dekat atau terlalu lama. Hal ini akan mengganggu kesehatannya.

5. Seringkali hal yang disajikan dalam acara televisi berbeda dengan kenyataan sebenarnya. Oleh karena itu, orang tua harus mengenalkan pada anak tentang perbedaan tersebut, juga memberi tahu cara-cara untuk menghindari dan mengatasi pengaruh yang buruk misalnya tentang kekerasan.

6. Orang tua harus meneliti acara yang akan ditonton oleh anak, dan memilih acara yang dianggap berpengaruh baik terhadap perkembangan anak.



KESIMPULAN

Anak-anak jangan kita biarkan terlalu sering menonton acara televisi. Juga sebaiknya kita sebanyak mungkin ikut mendampingi mereka untuk menyaksikan televisi bersama-sama. Dengan demikian kita dapat ikut merasakan ketegangan dan emosi yang timbul pada anak-anak. Kita pun dapat menilai seberapa besar pengaruh acara tersebut ada anak-anak kita. Tentu saja, hal ini tidak mungkin dilakukan apabila pada satu kesempatan acara yang ditonton terlalu banyak dan beraneka ragam. Terlalu banyak menonton acara televisi akan menyebabkan terlalu banyak pula kesan yang ditimbulkan pada anak. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi pasif dan mungkin tidak mempedulikan lagi sesuatu yang dilihatnya.



DAFTAR PUSTAKA

Sobur, Alex, 1985, Komunikasi Orang Tua dan Anak. Penerbit Angkasa Bandung

Hadi, Yusron, 2003, Masalah Anak dan Gaya Orang Tua. Majalah Media Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Terbit bulan Agustus 2003.

0 comments:

Post a Comment