ANIES BASWEDAN TAK HINA LAWAN DAN JANGAN HOAKS
Oleh:
Drs HM Yusron Hadi, MM
Anies Baswedan menjelaskan.
Perbedaan dalam politik.
Seperti bermain badminton.
Lawan tanding bermain badminton
Bukan musuh.
Yang harus dimusnahkan.
Tapi lawan tanding.
Beda paham dalam politik.
Bukan musuh.
Yang harus disingkirkan.
Tapi lawan tanding.
Seperti main badminton.
Dalam bermain badminton.
Boleh melakukan smes.
Yaitu pukulan keras dan menukik.
Diarahkan pada lawan.
Tapi dilarang lempar raket.
Saat kita dismes.
Cukup dikembalikan dengan indah.
Dalam politik.
Boleh mengkritik.
Kritik model apa pun.
Cukup dijawab dengan indah.
Dengan bukti nyata.
Anies Baswedan berpesan.
Jangan menjelekkan lawan poltik.
Dan jangan sebar hoaks.
Di tengah gempuran serangan:
1)
Kritik.
2)
Hoaks.
3)
Fitnah.
Yang bertubi-tubi datang.
Anies Baswedan.
Tak pernah membalas.
Juga tak dibawa ke ranah hukum.
Jika ada kritik.
Maka dianggap masukan.
Tapi jika hoaks dan fitnah.
Anies membiarkan.
Dan anggap biasa saja.
Anies Baswedan.
Ingin agar pedoman
ini.
Juga dipakai para
relawan.
Yang mendukungnya.
Seperti disampaikan.
Dalam berbagai
kesempatan.
Termasuk acara
deklarasi.
Forum Kakbah Membangun.
Dan Forum Ulama
Membangun.
Di Grand Pacific
Hall, Sleman.
Rabu, 16 November
2022.
Anies Baswedan
berpesan.
“Jangkau semuanya.
Jangan menjelekkan
siapa pun.
Biasanya yang
menjelekkan itu.
Dia sedang jelek.
Kalau yang sudah
baik.
Tak perlu
menjelekkan yang lain.
Tunjukkan
kebaikannya.
Kalau sudah baik.
Untuk apa
menjelekkan.
Kalau kita baik.
Tunjukkan
kebaikannya.
Kenapa bicara
positif.
Karena Insya Allah.
Kita memang positif.
Kalau orang bicara
negatif .
Berarti dia sedang kondisi
negatif,” jelasnya.
“Pesan saya buat seluruh
relawan.
Jangan terbawa ikut menjelekkan.
Jika kita dijelekkan .
Maka dijawab.
Assalamu alaikum.
Artinya:
Semoga keselamatan terlimpah padamu.
Dan sampaikan pada semua.
Bahwa kita ingin bersatu.
Kita ingin bekerja bersama.
Hal itu.
Ikhtiar untuk semuanya.
Pesan saya:
1)
Jangan menjelekkan siapa pun.
2)
Jangan kirim pesan negatif.
3)
Bawa rekam jejak.
4)
Jangan ikut sebar hoaks.
Al-Quran surah Al-Furqan (surah ke-25) ayat 63.
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ
يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا
سَلَامًا
Dan hamba Tuhan yang Maha
Penyayang (ialah) orang-orang yang
berjalan di bumi dengan rendah hati lemah lembut.
Dan jika orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan salam.
Prof. Quraish Shihab.
Dalam Tafsir Al-Misbah.
Sebagian ulama.
Memahami kata “yamsyuna”.
Yaitu interaksi sesama
manusia.
Bagi orang mukmin.
Interaksi disebut “haunan”.
Artinya:
1)
Lemah lembut.
2)
Rendah hati.
3)
Penuh wibawa.
Ayat itu.
Tak sekadar menggambar cara jalan.
Atau sikap ketika berjalan.
Tapi interaksi dengan pihak lain.
Dalam kegiatan bermanfaat.
Bahkan lemah lembut.
Dan rendah hati.
Juga terhadap orang jahil.
Jahil bukan cuma bodoh.
Tapi hilang kontrol diri.
Sehingga melakukan hal tidak wajar.
Kesimpulan.
1.
Jika ketemu orang jahil.
Menyapa tak ramah.
Dan menghina.
Maka dijawab dengan salam.
Dan segera berlalu.
2.
Atau berdoa untuk kebaikan semua.
3.
Dilarang membalas ucapan jelek.
Dengan ucapan jelek pula.
Tapi balas yang lebih baik.
(Sumber kba)
0 comments:
Post a Comment