POLITIK
ADU DOMBA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Politik
Adu Domba
2. Domba
adalah nama binatang
3. Politik
Adu domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan dengan sengaja membuat
dan menciptakan permusuhan atau konflik di antara masyarakat.
4. Sebagian
kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok yang lain dengan tujuan agar
mereka menjadi lemah, sehingga gampang diatur dan dikalahkan.
5. Pihak-pihak
atau orang-orang yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan, dibantu atau
dipromosikan.
6. Pada
saat yang sama orang-orang dan pihak yang tidak bersedia bekerjasama akan
ditekan dan dipinggirkan.
7. Ketidakpercayaan
terhadap pucuk pimpinan partai atau kelompoknya sengaja diciptakan agar partai
atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid.
8. Adakalanya
tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun disemai.
9. Teknik
yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah.
10. Dan
praktik itu menjadi sangat subur di tengah perang media yang bebas tak
terkendali.
11. Belanda
penjajah itu misalnya, menggandeng beberapa pribumi untuk menjadi karyawan
mereka dan diberi kehidupan yang layak.
12. Tetapi
sadar atau tidak, mereka telah dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya
sendiri.
13. Raja atau
pemimpin di sebuah kerajaan diadu domba dengan raja yang lain.
14. Jika raja
tidak mau bekerja sama, maka putra mahkotanya yang diajak bekerja sama.
15. Jika raja
dan putranya tidak mau diajak bekerja sama, maka mereka mencari keluarga
dekatnya yang dapat diadu domba.
16. Yang
pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.
17. Di
tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah media yang sangat liberal, praktik
adu domba itu menjadi tontotan sehari-hari.
18. Kita
secara vulgar disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk
memperebutkan kekuasaan.
19. Mereka
saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang
sangat kasar dan kejam.
20. Penggiringan
isu dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan.
21. Kalau
masyarakat kita suka diadu-adu, mudah terpancing isu, melalap mentah-mentah
berbagai desas-desus, sehingga tanpa pikir panjang langsung terlibat dalam
konflik.
22. Maka
kita sebenarnya masih hidup seperti di zaman VOC Belanda, atau kita seperti
domba yang siap diadu kapan saja dan di mana saja.
(Sumber
: internet)
0 comments:
Post a Comment