Thursday, December 12, 2019

3976. POLITIK ADU DOMBA


POLITIK ADU DOMBA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
1.    Politik Adu Domba
2.    Domba adalah nama binatang
3.    Politik Adu domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan dengan sengaja membuat dan menciptakan permusuhan atau konflik di antara masyarakat.
4.    Sebagian kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok yang lain dengan tujuan agar mereka menjadi lemah, sehingga gampang diatur dan dikalahkan.
5.    Pihak-pihak atau orang-orang yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan, dibantu atau dipromosikan.
6.    Pada saat yang sama orang-orang dan pihak yang tidak bersedia bekerjasama akan ditekan dan dipinggirkan.
7.    Ketidakpercayaan terhadap pucuk pimpinan partai atau kelompoknya sengaja diciptakan agar partai atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid.
8.    Adakalanya tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun disemai.
9.    Teknik yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah.
10. Dan praktik itu menjadi sangat subur di tengah perang media yang bebas tak terkendali.
11. Belanda penjajah itu misalnya, menggandeng beberapa pribumi untuk menjadi karyawan mereka dan diberi kehidupan yang layak.
12. Tetapi sadar atau tidak, mereka telah dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya sendiri.
13. Raja atau pemimpin di sebuah kerajaan diadu domba dengan raja yang lain.
14. Jika raja tidak mau bekerja sama, maka putra mahkotanya yang diajak bekerja sama.
15. Jika raja dan putranya tidak mau diajak bekerja sama, maka mereka mencari keluarga dekatnya yang dapat diadu domba.
16. Yang pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.
17. Di tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah media yang sangat liberal, praktik adu domba itu menjadi tontotan sehari-hari.
18. Kita secara vulgar disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan kekuasaan.
19. Mereka saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang sangat kasar dan kejam.
20. Penggiringan isu dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan.
21. Kalau masyarakat kita suka diadu-adu, mudah terpancing isu, melalap mentah-mentah berbagai desas-desus, sehingga tanpa pikir panjang langsung terlibat dalam konflik.
22. Maka kita sebenarnya masih hidup seperti di zaman VOC Belanda, atau kita seperti domba yang siap diadu kapan saja dan di mana saja.

(Sumber : internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment