PEMIMPIN
KOMUNIKASI
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Rahasia
Berkomunikasi.
2. Oleh: Aa
Gym.
3. Salah
satu kekuatan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam berkomunikasi.
4. Rasulullah
adalah sosok pemimpin dengan kemampuan berkomunikasi yang tiada duanya.
5. Beliau
mampu menjelaskan Islam dengan sangat brilian, baik kepada pihak luar maupun
kepada umat Islam sendiri.
6. Kepada
pihak luar, Rasulullah menjelaskan bagaimana bagus dan indahnya Islam.
7. Adapun
terhadap umat Islam, beliau bisa memotivasi dan membangun sinergi.
8. Komunikasi
di sini adalah kata-kata.
9. Adapun
kata-kata atau kalimat yang baik itu adalah kalimat yang bukan untuk
kepentingan pribadi atau kalimat yang tersimpan maksud lain di baliknya.
10. Kata-kata
atau kalimat yang diucapkan harus benar-benar tulus demi kemaslahatan.
11. Jika
kita sudah disibukkan dengan kepentingan pribadi atau lainnya, maka perkataan
kita akan melemah dengan sendirinya.
12. Ambil
contoh, seorang pimpinan ditanya oleh karyawannya yang bertugas menyiapkan air
minum.
13. Apakah
dia sedang berpuasa sunah Senin-Kamis atau tidak?
14. Kemudian
dijawab oleh pimpinan dengan bahasa yang bagus, sesuai kaidah EYD, dan dalil
yang komplit.
15. Tetapi,
penjelasan itu malah terkesan berbelit-belit bagi karyawannya, sehingga justru
membuatnya semakin bingung.
16. Mengapa?
17. Karena
daIiI-dalil yang disebutkan hanya untuk kepentingan dirinya supaya tetap
dipandang saleh.
18. Meskipun
pada Senin itu dia sedang tidak berpuasa.
19. DaliI-dalil
yang sekadar dalih seperti ini tidak ada di hati Rasulullah SAW.
20. Beliau
bicara hanya untuk kemaslahatan, lillahi ta'ala.
21. Bukan
untuk pencitraan atau supaya dianggap fasih.
22. Beliau
bicara hanya untuk kemaslahatan, dan cukup.
23. ltulah
rahasianya.
24. Kita
terkadang lebih suka ja'im (jaga image).
25. Ketika
berbicara ingin kelihatan pintar, mendalam, dan berpengalaman.
26. Ada
kalanya lebih dari separuh kata-kata yang diucapkan menggunakan bahasa Inggris.
27. Dan
susunan kalimatnya rapi sesuai dengan tata bahasa Indonesia.
28. Menyebut
semua judul buku yang pernah dibaca pada catatan di cover belakangnya.
29. Atau,
bisa juga menerangkan tempat-tempat bersejarah terperinci dan semirip mungkin
dengan yang pernah didengar dari radio.
30. Penjelasan
seperti itu sebetulnya hanya buat kita sendiri saja.
31. Tidak
untuk dipuji, dikagumi, dan dihormati.
32. Akibat
lebih jauhnya adalah menjadikan kita terbiasa untuk berbohong.
33. Dan,
hal ini sangat buruk.
34. Lebih
bahaya lagi, Allah mengetahui semua yang kita lakukan dan kita ucapkan.
35. Jadi,
menjadi penceramah itu mudah.
36. Tapi
belum tentu diridhai Allah Ta'ala.
37. Bicaralah
apa adanya saja.
38. Tanpa
ada keperluan pribadi atau kepentingan tertentu.
39. Baik
keinginan dipuji dan dikagumi maupun dihormati dan ditakuti.
40. Cukup
apa adanya saja.
41. "Sehebat
apa pun ajakan kebaikan, niscaya tidak akan berdampak apa pun apabila kebaikan
tidak tampak pada penyerunya."
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment