PARTAI UMMAT KAMI ADALAH PARTAI IDENTITAS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Partai Ummat:
Kami Adalah Politik Identitas!
Ketua Umum Partai Ummat.
Ridho Rahmadi sampaikan.
Bahwa partainya usung politik identitas.
Dia mengatakan.
Bahwa partainya.
Melawan narasi politik:
1)
Yang kosong.
2)
Menyesatkan.
Dengan cara:
1)
Beradab.
2)
Elegan.
Beradab artinya:
1)
Punya adab.
2)
Sopan.
3)
Pakai bahasa
yang baik.
Elegan
artinya:
1)
Anggun.
2)
Luwes.
3)
Elok.
4)
Rapi.
"Partai Ummat secara khusus.
Akan melawan cara beradab.
Dan elegan.
Narasi latah kosong.
Dan menyesatkan.
Yaitu soal politik identitas.
Kita lantang
mengatakan,
'Ya, kami
Partai Ummat.
Dan kami adalah politik identitas'," kata
Ridho.
Rapat Kerja Nasional ke-1.
Partai Ummat.
Di Asrama Haji,
Jakarta Timur.
Senin (13/2/2023).
Ridho ungkapkan.
Tanpa unsur agama.
Politik akan hilang arah.
Memisah agama dengan politik.
yaitu 'proyek sekuler’.
"Tanpa moral agama.
Politik akan hilang arah.
Terjebak dalam:
1)
Moral relative.
2)
Etika situasional.
Hal itu.
Proyek besar sekuler.
Ingin pisah agama,.
Dari semua sendi hidup.
Termasuk agama dan politik.
Harus dipahami.
Bahwa politik Identitas.
Yaitu politik yang sesuai.
Dengan Pancasila," terang dia.
Ridho mengatakan.
Politik identitas di Indonesia.
Hanya tentang agama.
Politik identitas Indonesia.
Dikuasai proyek sekuler.
Kita tak bisa pisahkan:
1)
Agama.
2)
Nilai agama.
3)
Moral agama.
Nilai moral agama.
Memberi referensi:
1)
Absolut.
2)
Permanen.
3)
Tak berubah
lintas zaman.
4)
Tak berubah lintas
generasi," sambung dia.
Ridho gambarkan.
Jika politik dipisah dari agama.
Contohnya.
Aturan soal lesbian, gay, biseksual dan
transgender (LGBT).
Ridho sampaikan.
Narasi jangan berpolitik di masjid.
Juga salah.
Masjid zaman Rasululah.
Dipakai untuk:
1)
Pusat pedidikan.
2)
Tukar ide.
3)
Termasuk soal
politik.
Masjid zaman Rasululah.
Dibangun pertama.
Saat hijrah.
Rasulullah membangun:
1)
Masjid.
2)
Pasar.
Jadi harus
bisa dibedakan.
1)
Politik
gagasan.
2)
Politik
provokasi.
Harus bisa dipisahkan.
1)
Politik
persatuan.
2)
Politik pecah
belah.
Mereka kacau.
Tak bisa bedakan.
Asal politik.
Dilarang di masjid.
Dikira politik:
1)
Memecah belah.
2)
Ucapan tak
baik.
3)
Dan
sejenisnya.
Padahal masjid.
Juga tempat belajar dan pendidikan.
(Sumber detik)
0 comments:
Post a Comment