PRO DAN KONTRA POLITIK IDENTITAS
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Politik identitas.
Yaitu politik kesamaan suatu kelompok.
Agar menang pemilu.
Seperti kesamaan:
1) Etnis.
2) Suku.
3) Budaya.
4) Agama.
5) Lainnya.
Politik identitas.
Untuk tujuan tertentu.
Misalnya:
1) Sebagai bentuk perlawanan.
2) Sebagai alat menunjukkan jati diri.
Politik
Identitas.
Yaitu
politik didasari kesamaan.
Politik
identitas.
Untuk
mendulang suara.
Dalam
pemilihan demokrasi.
Di
berbagai negara di dunia.
Pengertian
Politik Identitas.
1. Politik
identitas.
Yaitu
politik untuk merangkul atas dasar persamaan.
1.Politik Identitas Etnis.
Dalam
pilkada.
Calon
mementingkan kesamaan etnisnya.
Untuk
mendulang kekuatan.
2.Politik Identitas Agama.
PAN
berbasis Muhammadiyah.
PKB
berbasis NU (Nahdlatul Ulama).
3.Politik Identitas Gender.
Kuota
khusus wanita.
Untuk
memberi kesempatan.
Para
wanita berkarir di dunia politik.
Politik identitas wajar dan normal.
Contohnya.
Pilkada Jakarta tahun 2017.
A. Pemilih Anies dan Sandi
Anies beragama lslam.
1)Pemilih lslam
64,5 persen.
2)Pemilih Kristen
4,8 persen.
B. Pemilih Ahok dan Djarot.
Ahok bergama Kristen.
1)Pemilih Kristen
84,7 persen.
2)Pemilih Islam 25,2
persen.
3)Pemilih Cina 100
persen.
Kesimpulan.
1. Pemilih
lslam milih lslam.
Hanya
64,5 persen.
2. Pemilih
Kristen milih Kristen.
Pemilih Kristen 84,7 persen.
3. Pemilih Cina milih Cina.
Pemilih Cina 100 persen pilih Ahok.
Artinya.
Ahok
pakai politik identitas.
Yaitu
identitas Kristen dan Cina.
Pro kontra politik identitas.
1.
Tak setuju politik identitas.
1)
Rakyat terpecah.
2)
Merusak persatuan.
2.
Setuju politik identitas.
1)
Wajar identitas agama dan suku.
2)
Beragam ciptaan Allah.
3)
Tak menarik.
Jika semua manusia sama kulit, bahasa, wajah, tradisi.
Seperti jutaan domba seragam.
4)
lndonesia akui perbedaan.
Bhinneka Tunggal Ika.
Warga lndonesia majemuk.
Sadar perbedaan.
Slogan Bhinneka Tunggal Ika.
Terima perbedaan.
Tapi sepakat tujuan.
Yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
Manipulasi Agama.
Jadi soal isu etnis dan agama.
Dimanipulasi dan dipolitisasi.
Untuk menjaring massa.
Demi menang politik.
Tapi langgar:
1)
jujur.
2)
Adil.
3)
Kompetensi fair.
4)
Integritas calon.
Dalam pilih pemimpin.
Tak cukup hanya andalkan:
1)
Etnis sama.
2)
Agama sama.
Tapi harus lihat kualitas calon.
Agar rakyat tak rugi.
Orang cari sama identitas.
1)
Berkawan.
2)
Bisnis.
3)
Politik.
Hal itu wajar dan sah.
Tapi ada manipulasi dan politisasi.
Hal itu bohongi rakyat.
Dan rendahkan martabat agama.
Calon tidak percaya diri.
Dengan modal integritas, popularitas dan
kompetensi.
Dia cari cara lain.
Untuk beli suara rakyat.
Cara mudah.
Membeli suara dan goreng isu agama.
Karena rakyat bodoh dan miskin.
Agama mencerahkan moral.
Dan menguatkan karakter.
Agama adalah:
1)
Rahmat.
2)
Nikmat.
3)
Gembira.
4)
Bukan ancaman.
Politik adalah ilmu dan seni.
Mulia untuk meraih kekuasaan.
Guna melindungi rakyat.
Agar rakyat Makmur.
Ada 2 entitas.
Pada dasarnya baik.
Yaitu :
1)
Agama.
2)
Politik.
Harus jadi akselerasi pembangunan.
Dan kemajuan bangsa.
Bukan pertengkaran dan saling jegal.
Tanpa panduan moral.
Hanya memenuhi ambisi .
Kelompok dan pemodal.
Dalam pemilu.
(Dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment