POLITIK DALAM DEMOKRASI SEPERTI
UDARA BAGI MANUSIA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Eep Saifullah Fatah.
Politik dalam negara demokrasi.
Seperti udara bagi
manusia.
Artinya.
Tak bisa dipisahkan.
Udara sangat penting.
Bagi manusia.
Manusia tak bisa hidup.
Tanpa udara.
Dalam sistem demokrasi.
Tak bisa dipisahkan.
Dengan politik.
Indonesia negara demokrasi.
Politik dan demokrasi.
Seperti udara dan
manusia.
Kita boleh benci.
Karena kualitas udara buruk.
Boleh mengecam.
Karena polusi jelek.
Tapi saat kita berhenti.
Menghirup udara.
Maka selesai juga hidup
kita.
Jadi tak ada pilihan.
Harus berpolitik.
Dalam negara demokrasi.
Pendiri dan CEO PolMark Indonesia.
Eep Saefulloh Fatah.
Selasa, 15 Agustus 2023.
Kita harus paham.
Soal demokrasi dan
politik.
Cara berpikir harus
diperbaiki.
Karena sistem itu.
Tak bisa dihindari.
Mungkin ada yang alergi.
Bicara soal:
1)
Demokrasi.
2)
Politik.
Melarang bicara politik.
Melarang bahas
demokrasi.
Manusia alergi dengan udara.
Dia tak bisa hindari
udara.
Tapi alergi pada debu.
Dia bisa hindari.
Karena debu.
Tak melekat.
Dalam hidup kita.
Jika ada orang alergi
pada:
1)
Demokrasi.
2)
Politik.
Maka harus diubah.
Cara bepikirnya.
Harus memperbaiki.
Apa yang bikin tak suka.
Contohnya.
Dalam pemilu.
Kita pilih Presiden A.
Tapi yang jadi Presiden
B.
Presiden B.
Menaikkan harga BBM.
Kita datang ke SPBU.
Minta harga lama.
Karena milih presiden A.
Bukan Presiden B.
Hal itu mustahil.
Dalam politik.
Kita patuh tak suka rela.
Tapi mandatory.
Tapi dipaksa.
Eep jelaskan.
Bahwa cara berpikir sama.
Harus dimiliki presiden
terpilih.
Jika dia dipilih 57
persen.
Dia tak hanya melayani
57 persen.
Tapi harus layani 100
persen.
Tambah plus plus.
Plus-plus artinya.
Jika partisipasi pilpres
80 persen.
Yang 20 persen tak ikut.
Mereka harus tetap
dilayani.
Karena:
1)
Mungkin suara tidak sah.
2)
Tak datang ke TPS.
3)
Anak di bawah 17 tahun.
4)
Orang gila hilang hak
politiknya.
5)
Dan lainnya.
Semua rakyat harus dilayani.
Oleh presiden terpilih.
Jika disebut presiden .
Adalah petugas partai.
Maka hal itu.
Dalam prinsipnya
dilarang.
Dalam negara demokrasi.
Tiap orang harus proaktif.
Jadi warga negara.
Sebagai warga negara .
Tiap orang paham haknya.
Dan pandai jaga haknya.
Misalnya.
Jalan ke arah rumahnya
rusak.
Maka ia tahu haknya.
Sebagai warga negara.
1)
Tahu haknya.
2)
Tahu hak orang lain.
3)
Tak bergantung pada
orang lain.
4)
Aktif berjuang tuntut
haknya.
5)
Melawan dengan berdab.
Dia bayar pajak.
Dan pajak itu harus
dipakai.
Memperbaiki fasilitas public.
Tapi jalan ke rumah.
Masih rusak.
Maka dia tidak diam.
Dia bikin surat pembaca.
Dia tulis di media social.
Youtube, Fb, instagram .
Dan lainnya.
Dia bikin konten.
Untuk YouTube.
Paham hak orang lain.
Misalnya.
Demo tutup jalan.
Maka ganggu hak orang lain.
Tak bergantung orang
lain.
Tiap orang adalah
pemimpin.
Dan tanggung jawab pada
yang dipimpinnya.
Jangan bikin spanduk.
‘Selamat Bapak Wali Kota Terpilih.
Masa Depan Kota Ini 5
tahun.
Ada di Tanganmu’.
Hal itu.
Contoh yang salah.
Sebab masa depan kota.
Tergantung semua warga.
Tak boleh titip pada
pemimpin.
Lalu diam saja.
Hanya titip saja.
Rakyat berjuang tuntut
haknya.
Tak minta pada orang
lain.
Misalnya.
Saya patuh pada Presiden
Jokowi.
Sebagai Kepala Negara.
Saya taat sepenuhnya.
Tapi konstitusi menjamin.
Saya bebas berpendapat.
Misalnya.
Saya bilang Pak Jokowi,.
Hebat soal infrastruktur.
Tapi sayang.
Belum penuhi 3 aspek.
1)
Belum tuntas ciptakan konektivitas
lintas daerah.
2)
Belum hubungkan langsung.
Pembangunan infrastruktur.
Dengan rakyat sejahtera.
Secara nyata di banyak tempat.
3)
Belum bisa jadikan
kemajuan infrastruktur.
Bikin desa-desa di Indonesia.
Jadi pusat pertumbuhan baru.
Selain harus jaga hak.
Warga negara juga harus penuhi
kewajiban.
Kepada orang lain.
Misalnya.
Seorang Gubernur.
Punya hak:
1)
Dinilai secara adil.
2)
Tak difitnah.
3)
Tak dihina.
Warga negara wajib.
Penuhi itu.
Warga negara.
Tiap orang boleh melawan.
Secara beradab.
Melawan secara sehat.
Berdasar kemanusiaan
beradab.
Kepada siapa pun.
Yang memberangus haknya.
Misalnya.
Gubernur membuat kebijakan.
Ada data unsur korupsi.
Lalu stasiunnya dibakar.
Hal itu tidak beradab.
Tapi ditulis di WA.
‘Berdasar sumber ini.
Ada penyelewengan.
Dalam kasus ini.
Maka saya protes.
Sebelum urusan diluruskan.
Sebaiknya proyek stop
dulu.
Tapi demokrasi itu rumit.
Sebab segala sesuatu
interaktif.
(Sumber kba)
0 comments:
Post a Comment