RUKHSAH KERINGANAN TAK BERPUASA
BOLEH DIAMBIL
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah
ke-2) ayat 183-185.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa seperti
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ
مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى
الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا
فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara
kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib
baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari lain. Dan wajib
bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah,
(yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ
عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ
وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan petunjuk itu dan pembeda (hak dan batil). Karena itu, barang siapa
di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu, dan barang
siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Sekretaris Umum
Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
Abdul Mu’ti tegaskan.
Bahwa beragama itu tidak
sulit.
Jangan merasa berat.
Melaksanakan ajaran
agama.
Rabu (13/3/2024).
Al-Quran tegaskan.
Bahwa kewajiban berpuasa.
Tak hanya bagimu saja.
Tapi umat sebelum kamu.
Juga diwajibkan.
Ada 2 makna makna.
1)
Kesinambungan syariat
Islam.
2)
Secara psikologis jangan
merasa berat.
Untuk berpuasa.
Jangan merasa.
Berpuasa jadi beban.
Umat dahulu juga diwajibkan.
Berpuasa hanya beberapa
hari.
Juga dijelaskan.
1)
Orang sakit.
2)
Musafir.
Boleh tidak berpuasa.
Wajib ganti pada hari lain.
Allah juga beri ruhsash.
Atau keringanan.
Bagi orang yang tak
mampu.
Untuk mengganti puasanya.
Diganti bayar fidiah.
Memberi makan orang
miskin.
Mu’ti tegaskan.
Orang sakit atau musafir.
Lalu tidak berpuasa.
Dia tak melanggar
syariat.
Dia tak maksiat.
Tapi melakukan syariat
Allah yang lain.
Berupa rukhsah.
Atau keringanan.
Rukhsah atau keringanan.
Hal itu penting.
Sebab tujuan syariat.
Selamatkan hidup umat
manusia.
Orang dalam kondisi
berat.
Memaksa berpuasa.
Bisa fatal.
Maka dilarang dalam
Islam.
“Orang ambil rukhsah.
Maka boleh.
Tak melanggar syariat.
Rukhsah itu
peluang.
Boleh diambil.
Tapi jika tak ada rukhsah.
Jangan mencari-cari.
“Mari kita laksanakan
ibadah puasa.
Dengan penuh semangat.
Dengan penuh ikhlas.
Semoga ibadah kita
diterima oleh Allah SWT,” tutup Mu’ti.
(Sumber Abdul Mu’ti)
0 comments:
Post a Comment