MAULID
NABI MUHAMMAD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Tangis
bayi yang baru lahir terdengar dari sebuah rumah di kampung Bani Hasyim di
Makkah pada 12 Rabiul Awwal 571 M.
2. Bayi
itu lahir dari rahim Aminah dan langsung digendong seorang bidan yang bernama
Syifa', ibunda sahabat Abdurrahman bin Auf.
3. Bayinya
laki-laki.
4. Aminah
tersenyum lega.
5. Tetapi
seketika ia teringat mendiang suaminya, Abdullah bin Abdul Muthalib, yang telah
meninggal 6 bulan sebelumnya di Yastrib (Madinah).
6. Bayi
laki-laki itu oleh kakeknya diberi nama Muhammad (Yang Terpuji).
7. Kelahiran
bayi yatim yang kelak menjadi Rasul terakhir itu dituturkan dalam Alquran,
''Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?'' (QS
Adh-Dhuha [93]: 6)
8. Aminah,
janda beranak satu itu, hidup miskin.
9. Suaminya
hanya meninggalkan sebuah rumah dan seorang budak, Barakah Al-Habsyiyah (Ummu
Aiman).
10. Sementara
sudah menjadi kebiasaan bangsawan Arab waktu itu, bayi yang baru dilahirkan
akan disusukan kepada wanita lain.
11. Wanita
yang dipilih biasanya adalah wanita dusun.
12. Alasannya
supaya si anak dapat hidup di alam yang segar dan mempelajari bahasa Arab yang
baku.
13. Menunggu
jasa wanita yang menyusui, Aminah menyusui sendiri Muhammad kecil, selama tiga
hari.
14. Lalu
dilanjutkan oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab, paman Nabi Muhammad.
15. Kemudian
Muhammad dan bayi kalangan terpandang Arab akan disusui oleh murdi'at (para
wanita yang menyusui bayi).
16. Muhammad
ditawarkan kepada murdi'at dari Bani Sa'ad yang sengaja datang ke Makkah
mencari bayi-bayi yang masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan
hadiah.
17. Namun,
mereka menolak karena Muhammad adalah anak yatim.
18. Tapi,
di antara mereka ada Halimah Sadiyah yang belum mendapatkan seorang bayi yang
akan disusui.
19. Karena
itu, ia mengambil Muhammad sebagai anak susuannya.
20. Halimah
(yang berarti lemah lembut) lantas membawa Muhammad ke dusunnya.
21. Keberadaan Muhammad kecil memberi berkah
kepada keluarga Halimah, bahkan bagi kabilahnya.
22. Semula,
Halimah hidup serba kekurangan.
23. Tapi
semenjak mengasuh Rasulullah, kehidupan rumah tangga Halimah berubah total.
24. Keluarga
tersebut kini hidup penuh kedamaian, kegembiraan, dan berkecukupan.
25. Dua
tahun kemudian, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi ibunya.
26. Halimah
memohon agar Muhammad diizinkan tinggal kembali bersama Bani Sa'ad.
27. Aminah
pun menyetujui.
28. Selama
4 tahun Muhammad bersama mereka kembali.
29. Dusun
itu bertambah keberkahan.
30. Domba-domba
yang dipelihara Halimah menjadi gemuk dan banyak memberikan air susu walaupun
rumput di daerah mereka tetap gersang.
31. Karena
itulah, warga menyuruh anak-anak menggembalakan domba-domba mereka di dekat
domba milik Halimah.
32. Harapannya
agar domba milik mereka bisa berubah gemuk dan mengeluarkan banyak susu.
33. Selain
itu, saat mengambil Muhammad sebagai anak susuan, susu Halimah bertambah
banyak.
34. Ia
pun heran.
35. Sebab,
selama ini susunya bukan tidak ada tapi tidak begitu banyak.
36. Namun,
semenjak mengasuh anak Fatimah, air susunya berlimpah.
37. Anehnya
lagi ketika sudah menyusu di susu sebelah dan hendak diberikan sebelah lain
lagi, Muhammad menutup mulut kuat-kuat.
38. Halimah
faham Muhammad menginginkan susu yang sebelah adalah untuk saudara sesusuannya,
Damrah.
39. Sejak
kecil Allah SWT memang sudah memasukkan jiwa keadilan pada Muhammad kecil, dia
tidak ingin mengambil bagian yang bukan untuknya.
40. Muhammad
pun tak pernah menangis, tidak seperti anak kecil lainya yang pasti menangis.
41. Muhammad
cilik baru dikembalikan ke Makkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada.
42. Suatu
hari, dua malaikat datang menghampirinya dengan membawa bejana emas berisi es.
Mereka membelah dada Muhammad dan mengeluarkan hatinya.
43. Hati
itu dibedah dan dikeluarkanlah gumpalan darah yang berwarna hitam.
44. Kemudian
dicuci dengan es. Setelah itu dikembalikan seperti semula.
45. Mendengar
itu, Halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad cilik.
46. Ia
dan suaminya sepakat mengembalikannya kepada ibunya.
47. Setelah
diserahkan, Halimah sudah tidak mengetahui lagi kabar tentang Muhammad, sebab
untuk mendapat informasi di zaman itu sangatlah susah.
48. Baru
ketika usia Muhammad 40 tahun, terdengarlah berita oleh Halimah, rupanya anak
susuannya menjadi Rasul Allah.
49. Namun,
dia kesulitan menemui Rasulullah SAW.
50. Halimah
memeluk Islam dari orang lain dan bukan dari Rasulullah SAW.
51. Hingga
suatu hari akhirnya Halimah dapat berjumpa kembali dengan Rasulullah SAW.
52. Halimah
pun merasakan kebahagiaan luar biasa.
53. Selepas
itu Halimah meninggal dunia. Itulah terakhir kalinya dia berjumpa dengan
Rasulullah SAW, putra susuannya itu.
54. صلو على
النبي ...
55. Ditempa
melampaui dosis tempaan umumnya manusia.
56. Bayangkan
anak usia 6 tahun mengantarkan jenazah dan menyaksikan ibunya dikuburkan.
57. Betapa
hancur hatinya.
58. Mata
basah dalam tatapan kosong dan hampa.
59. Tinggal
bersama kakeknya, 2 tahun kemudian kejadian sama berulang: kakeknya meninggal.
60. Lalu
ia bersama pamannya dan kelak berulang: pamannya meninggal.
61. Semua
yang dicinta, ia lepas berpulang.
62. Bahkan
saat 2 bulan di kandungan, ayahnya berpulang.
63. Sejak
dalam kandungan, semua yang dicinta pulang ke Rahmatullah.
64. Ia
seakan diajarkan bahwa tiada tempat bergantung dan menggantungkan diri selain
pada Sang Khaliq.
65. Tiada
sumber aliran cinta, aliran kasih tanpa henti kecuali aliran dari Sang Maha
Rahman, Sang Maha Rahim.
66. Yang Abadi hanya dari Sang Pencipta.
67. Kisah
masa pilu di mata manusia adalah cara Sang Maha Mengatur menyempurnakan
derajatnya.
68. Gempuran
mental luar biasa itu menghasilkan pribadi, yang akhlaqnya melampaui batas
waktu dan batas geografis.
69. Tiada
manusia lain, sepanjang usia bumi yang telah jutaan tahun ini, yang kisah
hidupnya tercatat dengan lengkap dan bisa dibaca sampai 15 abad kemudian.
70. Semua
detail kisahnya tercatat. Itulah manusia pilihan, itulah Sang Uswatun
Hasanah...
71. Rindu
kami padamu, Ya Rasul...
72. Rindu
kami padamu, Ya Nabi...
73. Hari
ini kami peringati peristiwa kelahiranmu.
74. Di
hari ini Aminah melahirkan.
75. Bayi
itu dikandung dari suami yang telah wafat. Abdullah, pria yang hidupnya
diperpanjang dengan tebusan hingga 100 unta.
76. Belum
pernah terjadi tebusan setinggi itu.
77. Seakan
mengirimkan pesan tentang kemuliaan lelaki itu.
78. Tebusan
perpanjangan nyawa itu hanya untuk sempat menikahi Aminah dan darinya lahir
pribadi sempurna.
79. Kisah
itu semua yang menambah ketakjuban dan kesempurnaan Sang Maha Merencanakan
untuk memberikan bingkai hikmah atas rangkaian peristiwa seputar lahir-besarnya
pribadi sempurna ini.
80. Tanggal
12 Rabiul Awal di Tahun Gajah dikenang sepanjang masa.
81. Dari
Mekkah, cahaya akhlaq dari pribadi itu memancar ke seluruh dunia.
82. Hingga
kini cahaya akhlaqnya terus memancar.
83. Tidak
pernah redup.
84. Itulah
pribadi yang kita cintai, kita rindukan, dan kita junjung.
85. Itulah
Nabi Besar Muhammad shalalahu alaihi wasalam.
86. Semoga
kita semua terus jadi penjaga tradisinya, penerus sunahnya dan selalu
didekatkan dengan sifat-sifatnya...
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment