Thursday, June 21, 2018

899. MEKAH


ISLAM DISEBARKAN DARI MEKAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

     Beberapa orang bertanya,”Mengapa agama Islam disebarkan dan disiarkan dari Mekah, Arab Saudi? Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Apabila seseorang ingin menyampaikan pesan ke seluruh dunia, sebaiknya memilih tempat yang berada di tengah-tengah, serta mencari daerah yang strategis dan lokasi yang memudahkan pesan tersebar kemana-mana, sehingga pesan dapat cepat menyebar ke segala penjuru.
     Hindari tempat yang berpotensi mengganggu, jauhi lokasi yang terdapat kekuatan yang bisa menghalangi, pilih tempat yang tidak merugikan, pilih orang yang simpatik, berwibawa, dan berkemampuan, serta pilih orang yang memiliki daya tarik tersendiri, sehingga  pesan mudah tersiar dan gampang menyebar.
      Mekah dan Madinah di Arab Saudi termasuk wilayah Timur Tengah yang berada di tengah-tengah peta dunia karena peta dunia yang pertama dibuat oleh orang Islam dengan kutub selatan diletakkan di atas peta dan kutub utara berada di bawah peta, sedangkan Mekah berada di tengah-tengah peta dunia.
      Orang Barat membuat peta dunia dengan kutub utara diletakkan di atas peta dan kutub selatan ditaruh di bawah peta, tetapi Mekah tetap berada di tengah-tengah peta dunia.
     Timur Tengah adalah jalur penghubung antara timur dan barat, sehingga sangat wajar apabila Mekah dan Madinah menjadi pilihan tempat diturunkan wahyu dari Allah kepada rasul yang terakhir.
     Pada zaman Nabi Muhammad (abad ke-5 dan ke-6 Masehi) terdapat dua kerajaan raksasa yaitu Persia dan Romawi. Pemimpin dan masyarakat Persia menyembah api, sedangkan Raja dan rakyat Romawi beragama Kristen.
     Kedua adidaya selalu bersaing memperebutkan daerah kekuasaan untuk memperluas wilayah jajahan, tetapi zaman itu, wilayah Hejaz di Timur Tengah belum dikuasai siapa pun, meskipun Raja Abrahah dengan pasukan gajahnya sudah mencoba menaklukkan Mekah, tetapi usahanya gagal karena diserang ribuan burung Ababil.
     Seandainya, agama Islam dikumandangkan di wilayah kerajaan Persia atau di daerah kekuasaan kerajaan Romawi yang  berbeda keyakinan dengan agama Islam, maka semua pengikutnya pasti akan ditumpas dan umat Islam akan habis tidak bersisa.
       Wilayah Timur Tengah kala itu belum dikuasai siapa pun dan banyak kelompok kecil yang saling bermusuhan, perang antarsuku sering terjadi dan belum ada pemenang yang dominan, sehingga tidak ada kepala suku yang menguasai daerah Timur Tengah.
     Mekah adalah pusat daerah Hejaz tempat para pedagang dan seniman berkumpul memamerkan hasil karya mereka, tempat bertemu kafilah antarnegara, tempat berjumpa kafilah dari utara dan selatan, serta lokasi berkumpul para turis lokal maupun mancanegara dari barat dan timur.
      Al-Quran surah Qurasy (surah ke-106) ayat 1-2.

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

     “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy yang suka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kakbah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” 
      Penduduk Mekah sering bepergian pada musim dingin dan musim panas, mereka sering bepergian ke wilayah Romawi dan Persia. Hal ini, akan memudahkan penyebaran agama Islam ke seluruh dunia.
      Faktor lain yang mendukung adalah penduduk Mekah zaman itu belum banyak disentuh peradaban, masyarakat Mekah belum mengenal sifat munafik (bermuka dua) dan watak penduduk Mekah sangat keras kepala dan ungkapan lidah mereka amat tajam.
      Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 19.
أَشِحَّةً عَلَيْكُمْ ۖ فَإِذَا جَاءَ الْخَوْفُ رَأَيْتَهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ تَدُورُ أَعْيُنُهُمْ كَالَّذِي يُغْشَىٰ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ ۖ فَإِذَا ذَهَبَ الْخَوْفُ سَلَقُوكُمْ بِأَلْسِنَةٍ حِدَادٍ أَشِحَّةً عَلَى الْخَيْرِ ۚ أُولَٰئِكَ لَمْ يُؤْمِنُوا فَأَحْبَطَ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ ۚ وَكَانَ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا

      “Mereka bakhil terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya). Kamu lihat mereka memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik. Seperti orang yang pingsan karena akan mati. Apabila ketakutan telah hilang, mereka mencacimu dengan lidah yang tajam. Sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Yang demikian itu mudah bagi Allah.”
      Penduduk Mekah sangat kuat memegang pendiriannya, meskipun ditekan, diancam, disiksa, dan dibunuh mereka tetap teguh memegang keyakinannya, padahal agama Islam  membolehkan berpura-pura asalkan hatinya tetap beriman.
      Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 106.

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

       “Barangsiapa kafir kepada Allah, sesudah dia beriman. Dia mendapat kemurkaan Allah, kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap beriman. Dia tidak berdosa, tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, kemurkaan Allah menimpanya, dan baginya azab yang besar.”
       Sifat orang munafik baru muncul di Madinah, entahlah bagaimana perkembangan agama Islam apabila pada awal perkembangannya sudah ada  orang yang munafik(bermuka dua).
      Suku Quraisy sangat berpengaruh di Mekah, bahasa dan dialeknya amat indah, suku Quraisy memiliki dua keluarga besar yaitu Bani Hasyim dan Bani Umayah, dan keduanya bersumber dari keluarga yang sama, tetapi amat berbeda watak dan perilakunya.
      Bani Hasyim terkenal budiman, gagah, dan taat beragama, sedangkan Bani Umayah adalah politikus, pekerja ambisius, dan penuh tipu daya, maka dari keluarga siapakah yang pantas menerima tugas kenabian? Jawabnya, tentu saja berasal dari keluarga Bani Hasyim.
      Nabi Muhammad terpilih menjadi nabi, karena berasal dari keluarga Bani Hasyim, orangnya gagah, simpatik, berwibawa, penuh pesona, berbudi pekerti sangat luhur, sehingga Al-Quran memuji sifat dan sikap Nabi Muhammad.
      Al-Quran surah Al-Qalam (surah ke-68) ayat 4.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

. “Sungguh, kamu Muhammad, benar-benar berbudi pekerti luhur.”
Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
3.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
4.    Tafsirq.com online



Related Posts:

0 comments:

Post a Comment