Thursday, June 28, 2018

918. RUKUN

UMAT ISLAM JANGAN BERPECAH BELAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Semua umat Islam mengikuti Al-Quran yang sama, tetapi mengapa terdapat aliran dan beberapa pemikiran yang berbeda?” Dr. Zakir Naik menjelaskannya.
      Al-Quran memerintahkan semua umat Islam agar bersatu dan jangan bercerai berai, tetapi ternyata sekarang umat Islam terpecah-belah menjadi beberapa kelompok yang berbeda-beda.
       Terjadinya perpecahan umat Islam bukan disebabkan oleh ajaran Islam, karena ajaran Islam ingin menyatukan semua para pengikutnya dan melarang umat Islam berpecah belah.
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 103.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

      Berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan jangan kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, Allah mempersatukan hatimu, karena nikmat Allah kamu menjadi orang-orang yang bersaudara. Kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu. Allah menerangkan ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
      Ayat Al-Quran ini memerintahkan seluruh umat Islam bersatu di jalan Allah dan melarang berpecah belah, artinya orang yang melepaskan diri atau mengambil jalan lain selain jalan Allah, maka dia yang memisahkan diri dari jamaah umat Islam dan berarti dia yang menyebabkan terjadinya perpecahan.
      Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 59.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
    
Wahai orang-orang yang beriman, taati Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
      Allah menyerukan kepada orang beriman untuk menaati Allah, Rasul, dan ulil amri karena ulil amri adalah pemegang kekuasaan atau pemimpin mereka sebagai wujud keimanan kepada Allah dan hari akhir. 
     Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 159.

إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ

      Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggungjawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
      Ketika ada orang bertanya kepada seorang Islam,“Siapakah Anda?”. Jawaban yang umum adalah,“Saya seorang Suni,” atau “Saya seorang Syiah”. Beberapa orang menyebut diri sendirinya sebagai pengkut empat mazhab terbesar,“Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali”.
     Nabi Muhammad adalah seorang muslim, dan kata “muslim” artinya “orang yang berserah diri kepada Allah”. Ketika ada orang yang bertanya,”Siapakah Nabi Muhammad?” Apakah Nabi Muhammad seorang Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali? Jawabnya, “Nabi Muhammad  adalah seorang muslim, sebagaimana semua Nabi dan Rasul Allah sebelumnya.”
      Al-Quran menyatakan bahwa Nabi Isa adalah seorang muslim (artinya orang yang berserah diri kepada Allah).
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 52.

۞ فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

      Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia,”Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab,”Kami penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikan sesungguhnya kami orang-orang yang berserah diri (muslim).”
      Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 53.

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
   
    Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, Masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).
      Al-Quran menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang muslim (artinya orang yang berserah diri kepada Allah) dan Nabi Ibrahim bukan seorang Yahudi atau Nasrani.
     Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 67.

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

      Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
      Jika seseorang bertanya kepada orang Islam, maka dia harus menjawab, “Saya orang Islam” atau “Saya seorang Muslim”, bukan dengan menjawab, “Saya  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali.”
      Al-Quran surat Fusilat (surah ke-41) ayat 33.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

      Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata,”Sesungguhnya aku termasuk orang muslim, yaitu orang yang berserah diri?”
         Nabi Muhammad pernah mengirim surat kepada para raja non-Islam dan para penguasa mengajak mereka untuk masuk Islam dan dalam surat tersebut, Nabi menyebutkan Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 64.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

      Katakan, wahai Ahli Kitab, mari (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakan kepada mereka, “Saksikan, kami adalah orang muslim, yaitu orang yang berserah diri (kepada Allah).”
      Umat Islam harus menghormati semua ulama besar Islam, harus menghormati semua ustad, kiai, ajengan, tuan guru,  dan ulama Islam lainnya, termasuk empat imam mazhab (Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali), semoga Allah merahmati mereka.
      Mereka semuanya ulama besar, semoga Allah membalas segala amal baik dan kerja keras penelitian mereka, dan kita boleh mengikuti pendapat dan riset yang dilakukan oleh Imam  Hanafi, Maliki, Syafii, atau Hambali. 
     Tetapi, jika dihadapkan pada pertanyaan,“Siapakah Anda?” Jawaban yang semestinya adalah, “Saya seorang muslim.” atau, “Saya orang Islam.”
      Nabi bersabda,”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” Nabi Muhammad memprediksi terpecahnya umat menjadi 73 golongan, tetapi Nabi tidak menyebutkan umat Islam harus membagi dirinya menjadi 73 golongan.
      Nabi bersabda, “Umatku akan terbagi menjadi 73 golongan, kesemuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan”. Sahabat bertanya, “Golongan manakah yang masuk surga?” Nabi menjawab, “Golongan yang mematuhi Allah dan Rasul-Nya”.
     Para ulama berpendapat bahwa perpecahan dalam agama apa pun, biasanya dimulai dari masalah politik, karena para pemimpin politik berebut ingin memperbanyak jumlah pemilih untuk menambah jumlah anggotanya demi kepentingan pemilihan umum, untuk kepentingan merebut jabatan, pangkat, dan harta kekayaan di dunia.
      Para pemimpin politik ingin merebut harta, tahta, dan wanita dengan menggunakan aneka cara, sering kali terjadi para pemimpin menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisi politiknya untuk merebut jabatan dan pangkat yang menggiurkan.
      Sebaiknya para pemimpin kelompok Islam pada tingkatan apa pun dan di mana pun mereka berada, harus saling melengkapi kekurangan kelompok lainnya untuk menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia.
     Sebaiknya sesama umat Islam jangan saling menyindir, menghina, merendahkan, mengafirkan, membid’ahkan sesama Islam, dan jangan gampang diadu domba, karena sesama umat Islam adalah bersaudara, sehingga umat Islam harus rukun damai, saling menyayangi, dan saling menghormati, meskipun terdapat beberapa perbedaan.
    Di dunia ini tidak ada yang sempurna, tidak ada manusia sempurna, tidak ada kelompok yang sempurna, tidak ada golongan yang sempurna, sehingga mereka harus saling melengkapi untuk menutupi kekurangannya.
      Semua umat Islam harus saling menyempurnakan dan menutupi kekurangan lainnya, guna menyebarkan kemuliaan Islam ke seluruh penjuru dunia. Semoga kita semua dapat memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, amin.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
6. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
7. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
8. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment