Friday, June 29, 2018

920. KAFIR


ORANG NON-MUSLIM DISEBUT KAFIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mengapa umat Islam menyebut dan memberi julukan orang-orang non-muslim sebagai orang kafir? Dr. Zakir Naik menjelaskannya.
     Kata “kafir” (menurut KBBI V) dapat diartikan “orang yang tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya”, sedangkan “kafir harbi” adalah “orang kafir yang mengganggu dan mengacau keselamatan Islam sehingga wajib diperangi.”
      Kafir muahid adalah orang kafir yang telah mengadakan perjanjian dengan umat Islam bahwa mereka tidak akan menyerang atau bermusuhan dengan umat Islam selama perjanjian berlaku.
      Kafir zimi adalah orang kafir yang tunduk kepada pemerintahan Islam dengan kewaijian membayar pajak bagi yang mampu dan mendapatkan perlindungan dari pmerntahan Islam.
      Kafir artinya orang yang menolak, karena “kafir” berasal dari kata ”kufr” yang artinya “menyembunyikan” atau “menolak”, dalam istilah Islam, kafir artinya orang yang menyembunyikan atau menolak kebenaran agama Islam.
      Seseorang yang menolak agama Islam dalam bahasa Inggris disebut non-Muslim. Jika seorang non-Muslim merasa bahwa sebutan “non-Muslim” atau “kafir” yang dilekatkan pada mereka sebagai sebuah penghinaan, mengolok-olok, cacian, atau makian berarti mereka salah paham terhadap Islam.
     Mereka sebaiknya mulai belajar memahami Islam dan istilah dalam Islam lewat sumber yang benar, sehingga mereka tidak merasa dihina oleh umat Islam dan dapat menghargai Islam dari sudut pandang yang benar.
     Tetapi, dalam Al-Quran surat Al-Baqarah, tidak semua umat selain umat Islam adalah orang kafir, karena sebagian dari mereka layak masuk surga, asalkan mereka beriman kepada Allah, hari akhir, dan berbuat kebaikan.
      Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 62 menjelaskan bahwa selain umat Islam, umat yang lain dapat masuk surga asalkan dia beriman kepada Allah, hari akhir, dan beramal kebaikan.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
      Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh. Mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
      Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 17 menerangkan bahwa orang yang mengatakan Nabi Isa adalah Tuhan Allah, maka dia menjadi orang kafir.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ۗ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

      Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?" Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
      Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 72 menjelaskan bahwa orang yang mengatakan Nabi Isa adalah Tuhan Allah, maka dia menjadi orang kafir.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
      Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun.
      Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 73 menerangkan bahwa orang yang mengatakan Tuhan Allah adalah salah satu dari tiga tuhan, maka dia menjadi orang kafir.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

      Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
      Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 30 menjelaskan bahwa orang yang mengatakan Tuhan Allah mempunyai anak, maka dia menjadi orang kafir.

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

      Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al-Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?
      Kesimpulannya, menurut ajaran Islam bahwa orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka orang-orang  tersebut dikatakan sebagai orang kafir.
Daftar Pustaka
1.    Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
2.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004   
5.    Kisah Para Sahabat.

0 comments:

Post a Comment