Saturday, June 30, 2018

920. BACA

PERINTAH MEMBACA
ADALAH PERINTAH YANG PENTING
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

      Beberapa orang bertanya,”Mengapa wahyu pertama Al-Quran yang berisi perintah membaca diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tidak pandai membaca dan menulis?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Bulan Ramadan disebut bulan iqra, karena diturunkan wahyu pertama dari Allah kepada Nabi Muhamad melalui malaikat Jibril adalah iqra (perintah membaca), dan perintah membaca adalah perintah yang sangat penting sehingga sampai diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.
      Al-Quran surah Al-Alaq (surah ke-96) ayat 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ  خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
      Kata “iqra” diambil dari “qara’a” yang pada awalnya bermakna “menghimpun” dan kata “Iqra” dapat diartikan “menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, dan mengetahui ciri sesuatu.”
      Malaikat Jibril turun menjumpai Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu dari Allah, malaikat Jibril berkata, ”Iqra (bacalah)!”, lalu Nabi Muhammad menjawab,”Ma, aqra (Apakah yang harus saya baca?”
      Tetapi, tidak ada penjelasan tentang objek atau sesuatu yang dibaca dalam perintah tersebut, artinya perintah membaca itu tidak dikaitkan dengan objek tertentu, sehingga dapat disimpulkan objeknya bersifat umum yang mencakup segala sesuatu yang dapat dibaca.
     Perintah “iqra” dapat diartikan “membaca, menghimpun, menyampaikan, menelaah, meneliti, mendalami, mengetahui ciri segala sesuatu”. Termasuk membaca kitab suci, buku, koran, majalah, alam semesta, masyarakat, dan apa pun yang dapat dibaca, tetapi semuanya harus dikaitkan dengan “bismi rabbika (demi Allah)”.
      Perintah “Iqra (bacalah)” yang kedua dirangkaikan dengan “warabbuka al-akram (Tuhanmu Yang Maha Pemurah)”, karena siapa pun yang membaca karena Allah akan memperoleh anugerah kemurahan berupa pengetahuan, pemahaman, dan wawasan baru, meskipun objeknya sama.
      Dengan membaca Al-Quran selalu terdapat penafsiran dan pengembangan baru, meskipun ayat Al-Quran yang dibaca tetap sama, termasuk membaca alam semesta  akan selalu bermunculan ilmu pengetahuan dan penemuan terbaru.
    Perintah membaca adalah perintah yang sangat berharga yang pernah diterima oleh umat manusia, karena membaca adalah syarat utama dalam membangun peradaban, sehingga suatu saat mungkin muncul istilah manusia adalah makhluk membaca, di samping makhluk sosial dan makhluk berpikir.
       Akhirnya, kembali kepada diri kita pribadi masing-masing termasuk keluarga kita, bagaimana minat baca dalam diri kita? Apakah sudah tersedia bacaan yang baik, bagus, dan bermutu? Apakah kita masih sempat membaca?
     Sebaiknya kita membiasakan untuk banyak membaca segala sesuatu yang tersurat (tertulis secara eksplisit) maupun yang tersirat (terkandung dan tersimpul di dalamnya) yang bermanfaat untuk kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
5. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
6. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
7. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
8. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
9. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment