Thursday, June 28, 2018

917. AKHIRAT

BUKTI ADANYA KEHIDUPAN AKHIRAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.


      Beberapa orang bertanya,“Bagaimana membuktikan adanya akhirat dan   kehidupan setelah kematian? Dr. Zakir Naik  menjelaskannya.
      Ke-1, Keimanan dan kepercayaan adanya akhirat bukan keyakinan  buta karena banyak orang bertanya, “Bagaimana orang modern dengan pendekatan ilmiah dan logika bisa berpegang pada kepercayaan adanya kehidupan setelah kematian?”
     Beberapa orang menganggap bahwa orang yang beriman adanya akhirat adalah orang tolol, bodoh, dan dengan kepercayaan buta, padahal kepercayaan tentang kehidupan akhirat berdasarkan pendapat yang logis dan masuk akal. .
      Ke-2, Keimanan terhadap adanya akhirat adalah keyakinan yang masuk akal karena terdapat ratusan ayat Al-Quran yang menyebutkan fakta ilmiah telah dibuktikan kebenarannya dalam beberapa abad terakhir, tetapi iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) belum sampai ke level tertinggi untuk mengonfirmasi setiap pernyataan Al-Quran.
      Misalnya, 80 persen pernyataan Al-Quran terbukti benar dan sisanya 20 persen belum dikategorikan secara ilmiah karena belum adanya iptek untuk membuktikan kebenaran pernyataannya.
      Dengan terbatasnya iptek maka tidak dapat dikatakan satu persen atau satu ayat dalam Al-Quran yang 20 persen salah karena ketika 80 persen isi Al-Quran telah dibuktikan benar dan 20 persen isi Al-Quran tersebut belum dapat dibuktikan, maka logika akal yang baik mengatakan pasti yang 20 persen itu pun benar.
      Adanya kehidupan akhirat termasuk dalam porsi yang 20 persen itu dan logika akal yang baik mengatakan itu pasti benar.
      Ke-3, Konsep kedamaian dan nilai kemanusiaan akan berguna dengan adanya konsep adanya akhirat, misalnya perampokan itu tindakan baik atau jahat? Seorang yang normal akan mengatakan perampokan adalah perbuatan jahat.
      Misalkan, seorang penjahat yang sangat kuat, berkuasa, cerdas, dan logis, maka  penjahat berpendapat bahwa perampokan adalah perbuatan yang baik, karena dirinya dapat memperoleh kemewahan dan kesenangan hidup dari hasilnya.
      Jika ada orang yang mampu memberikan argumen yang logis bahwa  merampok adalah buruk, maka penjahat akan berhenti merampok.
     Beberapa jawaban yang mungkin adalah berikut ini.
     Pertama, Seorang yang dirampok akan menghadapi kesulitan karena hartanya habis dirampok, maka perampok menjawab,”Benar bahwa perampokan tidak baik bagi korban, tetapi merampok itu baik untukku, karena hasilnya dapat kupakai untuk bersenang-senang.”
     Kedua, Seorang perampok suatu saat akan dirampok juga oleh orang lain, maka perampok menjawab,”Tidak ada yang berani merampokku, karena aku adalah pimpinan perampok yang kuat, berkuasa, dan memiliki banyak pasukan pengamanan.”
     Ketiga, Polisi akan dapat menangkap perampoknya, maka perampok menjawab,”Polisi tidak mampu menangkapku, karena aku mampu mengatasi polisi dan merampok adalah cara memperoleh uang dengan mudah, sehingga orang yang logis pasti memilih cara paling gampang.”
     Keempat, Merampok adalah perbuatan tidak manusiawi, maka perampok menjawab,”Benar merampok tidak berperikemanusiaan, tetapi mengapa aku harus mengikutinya, hukum semacam ini cocok untuk orang yang kuno, sentimental, dan emosional, tetapi tidak cocok untuk penjahat yang logis dan tidak peduli orang lain.”
     Kelima, Merampok adalah tindakan egois, maka perampok menjawab,”Benar, merampok adalah tindakan yang barbar, tetapi kenapa aku tidak boleh merampok, padahal dengan merampok aku dapat hidup mewah dan berfoya-foya?”
   Kesimpulannya, tidak ada alasan logis yang dapat membuktikan bahwa merampok adalah perbuatan jahat karena semua argumen untuk membuktikan merampok adalah tindakan kejam dan jahat telah gagal.
     Semua argumen tersebut memang memuaskan bagi orang yang baik, tetapi tidak cocok bagi seorang penjahat yang kuat dan berkuasa. Semua argumen itu tidak berhasil mengingatkan, penjahat sehingga tidak mengherankan jika muncul banyak kejahatan.
      Tetapi ajaran Islam mampu meyakinkan seorang penjahat yang kuat, berkuasa, dan berpikiran logis dengan cara bertukar peran. Misalnya, Anda adalah seorang penjahat yang sangat kuat, berkuasa, berpikiran logis, sanggup mengatasi polisi, dan penegak hukum lainnya, serta memiliki kekuatan militer untuk melindungi Anda.
      Saya orang Islam akan meyakinkan Anda bahwa merampok, memperkosa, menipu, dan kejahatan lainnya adalah tindakan yang jahat, jelek, dan tidak berperikemanusiaan, caranya adalah berikut ini.
      Ke-1, Setiap manusia pasti menginginkan keadilan, meskipun penjahat tidak menginginkan keadilan untuk orang lain, tetapi dia pasti menginginkan keadilan untuk dirinya sendiri.
      Setiap orang pasti berkeberatan jika kejahatan menimpa diri mereka, tetapi mengapa orang jahat berubah menjadi tidak sensitif? Karena mereka memuja harta, tahta, wanita, serta memuja kekuasaan dan pengaruh.
      Kekuasaan, kekuatan, dan pengaruh tidak hanya membuat orang melakukan kejahatan kepada orang lain, tetapi juga menjaga agar orang lain tidak mampu membalas kepada dirinya.
     Allah adalah Tuhan Yang Maha Berkuasa dan Adil, maka sebagai orang lslam, saya akan meyakinkan penjahat tentang keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Mengetahui yang lebih berkuasa terhadap dirinya.
      Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4)  ayat 40.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۖ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا

    Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
      Seorang penjahat yang pintar, logis,  dan berilmu pasti akan mempercayai adanya Tuhan Allah setelah dihadirkan bukti ilmiah dari Al-Quran, dia mungkin bertanya,”Mengapa Tuhan Allah Yang Maha Berkuasa tidak menghukumku?”
     Jawabannya,”Semua orang yang melakukan kejahatan harus dihukum, karena setiap orang yang menderita karena kejahatan, pasti menginginkan pelaku kejahatan mendapatkan hukuman.”
     Semua orang normal menginginkan para penjahat memperoleh ganjaran setimpal, meskipun sebagian besar kejahatan telah diberikan hukuman, tetapi masih banyak yang terbebas dari hukuman, bahkan beberapa orang jahat justru merasakan kebebasan, kesenangan, dan kemewahan hidup di dunia. 
       Al-Quran surah Al-Mulk (surah ke-67) ayat 2.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

      Allah yang menjadikan mati dan hidup untuk mengujimu, siapakah di antaramu yang lebih baik amalnya? Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
     Al-Quran surat Ali Imran (surah ke-3) ayat 185.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

      Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Sesungguhnya pada hari kiamat disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanya kesenangan yang menipu.
       Pengadilan terakhir akan diputuskan pada hari kiamat nanti, setelah seseorang meninggal dia akan dibangkitkan bersama seluruh umat manusia, mungkin saja seseorang menerima sebagian ganjaran ketika ia masih hidup di dunia, tetapi pahala dan hukuman akan diterima di akhirat nanti. Allah mungkin tidak langsung menghukum para pelaku kejahatan di dunia ini, tetapi kelak pasti akan diperhitungkan di akhirat.
     Nabi bersabda,”Sesungguhnya orang kafir, apabila ia melakukan kebaikan  dibalas dengan diberikan langsung di dunia, sedangkan untuk yang orang beriman, Allah  menyimpan kebaikannya untuk di akhirat dan diberi rizki di dunia atas ketaatannya.”
      Nabi bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak menzalimi kebaikan seorang mukmin, dengan kebaikan itu ia diberi rezeki di dunia dan diberi balasan di akhirat, sedangkan orang kafir dengan kebaikan yang dikerjakan, akan diberi rezeki di dunia saja, ketika di akhirat tidak lagi memiliki satu kebaikan."
     Jadi, wajar banyak orang kafir mempunyai harta kekayan di dunia ini, karena Allah membalas kebaikan mereka di dunia saja, tetapi di akhirat kelak mereka kekal di neraka.
      Misalnya, Hitler membakar enam juta kaum Yahudi, meskipun pihak berwajib telah menangkapnya dan hukuman apa yang layak diberikan kepada Hitler untuk menegakkan keadilan?
     Yang dapat dilakukan adalah menghukum dengan memasukkan Hitler ke ruang gas beracun untuk membalas pembunuhan satu orang Yahudi, tetapi bagaimana dengan pembalasan atas pembantaian 5.999.999 orang Yahudi lainnya?
      Allah dapat membakar Hitler sebanyak lebih dari enam juta kali di neraka, seperti dijelaskan dalam Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 56.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

      Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
      Konsep dalam nilai kemanusiaan tidak terlepas dari kehidupan akhirat, karena tanpa meyakinkan seseorang tentang adanya akhirat dan kehidupan setelah kematian, maka konsep dalam nilai kemanusiaan dan tindakan kebaikan atau kejahatan yang dilakukan mustahil dapat dibuktikan bagi penjahat yang memiliki pengaruh, kekuatan, pikiran logis, dan kekuasaan.
     Kesimpulannya, bahwa keyakinan, kepercayaan, dan keimanan tentang adanya kehidupan akhirat adalah berdasarkan pikiran yang logis, wajar, normal, dan masuk akal.
Daftar Pustaka.
1. Naik, Zakir Abdul Karim. “Answer to non-muslim common question about Islam”. Jawaban Berbagai Pertanyaan Mengenai Islam.
2. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
4. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
5. Al-Kandahlawi, Maulana Muhammad Zakaria. Himpunan Fadhilah Amal. Penebit Ash-Shaff. Jogyakarta. 2000.
6. Hisyam, Ibnu. Sirah Nabawiyah. Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah.
7. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
8. Tafsirq.com online

0 comments:

Post a Comment