NIKMAT
KEMERDEKAAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang nikmat kemerdekaan?” Quraish Shihab menjelaskannya.
1. Nikmat
(menurut KBBI V) dapat diartkan “enak”, “lezat”, “merasa puas”, “senang”, dan
“pemberian atau karunia (dari Allah)”.
2. Kemerdekaan
adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dan
sebagainya).
3. Kata
“kufur” (menurut KBBI V) adalah “orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya”,
“kafir”, “ingkar”, dan “tidak pandai bersyukur”
4. Kata
“kafir” dalam berbagai bentuknya terulang dalam Al-Quran sebanyak 525 kali.
5. Kata
“kafir” pada awalnya berarti “menutupi”, sehingga para petani yang menutupi benih
dengan tanah dinamakan “kuffar” (jamak dari kafir).
6. Kufur
nikmat artinya tidak bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan oleh Allah.
7. Al-Quran
surah Al-Hadid (surah ke-57) ayat 20.
اعْلَمُوا أَنَّمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ
الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan
dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu.
8. Teks-teks
keagamaan memakai kata “kafir” sedikitnya untuk 5 arti..
9. Umat
Islam disarankan jangan cepat “mengafirkan” seseorang (menilainya keluar dari
agama), meskipun terdapat teks yang menunjuk kepada kekafirannya.
10. Salah
satu arti “kafir” adalah “tidak mensyukuri nikmat”.
11. Kemerdekaan
bangsa Indonesia adalah salah satu nikmat dari Allah.
12. Orang
Indonesia yang tidak bersyukur atas nikmat kemerdekaan dapat disebut “kafir” (tidak
mensyukuri nikmat dari Allah).
13. Dalam
Al-Quran, Nabi Muhammad diperintahkan untuk merenungkan ucapan Nabi Musa yang
menyerukan kaumnya untuk mengingat nikmat kemerdekaan yang dianugerahkan oleh
Allah.
14. Al-Quran
surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 20.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ
لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ
أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ
الْعَالَمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada
kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat
nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan
diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun
di antara umat-umat yang lain".
15. Dalam
konteks ini, Al-Quran menggunakan kata “kufur” sebagai lawan kata “syukur”.
16. Dengan
kata lain “kufur” artinya “tidak mensyukuri nikmat”.
17. Al-Quran
surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 7.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".
18. Ayat
Al-Quran ini memerintahkan mensyukuri nikmat kemerdekaan, termasuk kemerdekaan bangsa
Indonesia dan tidak mengufurinya, artinya “tidak menutupi” nikmat dari Allah.
19. Para
ulama berpendapat bahwa “mensyukuri nikmat kemerdekaan” salah satunya dengan cara
mengisi kemerdekaan itu sesuai dengan tujuan kita meraihnya dan tujuan Allah menganugerahkannya
kepada kita.
20. Dengan
kata yang lebih singkat mengisi kemerdekaan dengan membangun peradaban yang
lebih baik untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
21. Al-Quran
melukiskan akibat kekufuran terhadap nikmat kemerdekaan dalam suatu peristiwa
yang menimpa suatu negeri.
1) Yang
asalnya aman sejahtera dan rezekinya melimpah ruah di segenap penjuru.
2) Tetapi
karena mereka kufur, maka Allah menjadikan merekamerasakan kelaparan dan ketakutan
karena ulah mereka sendiri.
22. Al-Quran
surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 112.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا
قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ
مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ
وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari
nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan
dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
23. Jika
pesan ini kita pahami dalam kaitannya dengan Negara Indonesia, maka berarti
Allah yang telah menganugerahkan kepada kita tanah air yang kaya raya.
24. Dalam
perut bumi dan kedalaman laut tanah air Indonesia terpendam berbagai nikmat dari
Allah.
25. Semua
nikmat dan karunia dari Allah harus disyukuri dan tidak boleh dikufuri, yang
artinya “tidak boleh ditutup-tutupi”.
26. Semua
kekayaan alam di seluruh wilayah Indonesia adalah anugerah dari Allah harus diolah
yang baik dan benar.
1) Agar
bermanfaat bagi semua orang dan dinikmati oleh semua warga masyarakat.
2) Supaya
cepat tercapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indoneisa.
27. Yang
dimaksudkan dengan “kekufuran” yang dilakukan oleh penduduk negeri yang dikisahkan
dalam Al-Quran di atas adalah karena mereka tidakmengolah kekayaan alamnya dengan
baik dan benar, sehingga menimbulkan kelaparan, kemiskinan, dan ketakutan akan datangnya
bencana yang ditimbulkan akibat ulahnya sendiri.
28. Jika
makna “kekufuran” adalah “tidak mensyukuri nikmat dari Allah”, maka “Dapatkah dikatakan bahwa di kalangan umat
Islam pun terdapat orang-orang yang kafir, meskipun dia beriman kepada Allah, malaikat,
kitab, rasul, dan hari kiamat?”
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat.
Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Somad,
Abdul. Buku 37 masalah popular. Penerbit Tafaqquh Press, 2018.
5. Somad,
Abdul. Tanya jawab 99 seputar salat. Penerbit Tafaqquh Press, 2018.
6. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
7. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment