HUSBUL WATHAN
MINAL IMAN
Oleh: Drs. H.
M. Yusron Hadi, M.M.

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan
tentang naluri cinta tanah air menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab
menjelaskannya
1.
Para ulama berpendapat bahwa persamaan sejarah muncul sebagai unsur
kebangsaan karena unsur ini adalah salah satu yang terpenting untuk menyatukan
perasaan, pikiran, dan langkah-langkah masyarakat.
2.
Sejarah menjadi penting, karena umat, bangsa, dan kelompok dapat
melihat dampak positif dan negatif pengalaman masa lalu, kemudian mengambil
pelajaran dari sejarah, untuk melangkah ke masa depan.
3.
Sejarah yang gemilang dari suatu kelompok akan dibanggakan anggota
kelompok serta keturunannya, dan sebaliknya.
4.
Al-Quran sangat menonjol dalam menguraikan peristiwa sejarah.
5.
Tujuan tujuan utama dari uraian sejarah adalah untuk mengambil
“iktibar” (pelajaran) guna menentukan langkah berikutnya.
6.
Dapat dikatakan bahwa unsur kesejarahan sejalan dengan ajaran
Al-Quran.
7.
Jika unsur ini dijadikan salah satu faktor lahirnya paham
kebangsaan, hal ini inklusif berada di dalam ajaran Al-Quran, selama uraian
kesejarahan itu diarahkan untuk mencapai kebaikan dan kemaslahatan
8.
Rasa kebangsaan dapat dibuktikan dengan adanya patriotisme dan
cinta tanah air.
9.
Cinta tanah air tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama,
bahkan inklusif dalam ajaran Al-Quran dan praktik Nabi Muhammad.
10. Hal ini bukan
sekadar dibuktikan melalui ungkapan terkenal yang dinilai oleh sebagian orang
sebagai hadis Nabi, “Hubbul wathan minal iman” (cinta tanah air adalah bagian
dari iman).
11. Nabi Muhammad menerapkan
cita tanah air dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.
12. Para ulama
berpendapat ketika Nabi Muhammad berhijrah dari Mekah ke Madinah, beliau salat
menghadap ke Baitul Maqdis, Palestina.
13. Setelah sekitar
17 bulan, beliau rindu kepada Mekah dan Kakbah.
14. Kakbah adalah
kiblat leluhur Nabi Muhammad dan kebanggaan orang-orang Arab.
15. Nabi Muhammad berbolak-balik
menengadah ke langit, memohon kepada Allah agar kiblat diarahkan ke Mekah, dan
Allah merestui keinginan ini.
16. Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 144.
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ
ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ
وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah
ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkan mukamu ke arah MasjidilHaram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan
mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang
diberi Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram
adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.
17. Cinta Nabi Muhammad
kepada tanah air tampak pula ketika meninggalkan kota Mekah dan berhijrah ke
Madinah.
18. Sambil
menengok ke kota Mekah Nabi bersabda,”Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekah)
adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan orang yang bertempat
tinggal di sini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya”.
19. Nabi Muhammad berdoa,”Wahai
Allah, cintakan kota Madinah kepada kami, sebagaimana Engkau mencintakan kota
Mekah kepada kami, bahkan lebih”.
20. Cinta kepada
tanah air adalah naluri setiap manusia.
21. Nabi Muhammad menilai
salah satu tolok ukur kebahagiaan adalah, “Rezeki yang diperoleh dari tanah airnya
sendiri”.
22. Muncul ungkapan,
“Hujan emas di negeri orang dan hujan batu di negeri sendiri, tetapi lebih
senang di negeri sendiri.”
23. Nabi Muhammad bersabda,”Orang
yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta dan negeri sendiri,
bernilai sebagai mati syahid seperti orang yang gugur membela agama”.
24. Al-Quran surah
Al-Mumtahanah (surah ke-60) ayat 8-9 menggandengkan membela agama dengan
membela negara.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ
يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ
تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ
قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ
إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
Allah
tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah
hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena
agama dan mengusirmu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang
yang zalim.
25. Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 148.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ
جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam
berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
26. Kesimpulannya,
bahwa paham kebangsaan dan cinta tanah air tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
27. Artinya paham
kebangsaan daan cinta tanah air tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis
Nabi.
Daftar Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan.
Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas
Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.





0 comments:
Post a Comment