Tuesday, July 30, 2019

2823. SEJARAH MUSHAF AL-QURAN


SEJARAH MUSHAF AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M.  Yusron Hadi, M.M.
 
      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan sejarah pembukuan mushaf Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
A.   Zaman Nabi Muhammad.
1.    Al-Quran adalah sumber utama agama Islam yang diwahyukan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.
2.    Mutawatir ialah sifat hadis yang memiliki banyak sanad, yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya, sehingga mustahil mereka bersepakat berdusta atau memalsukan hadis.
3.    Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.
4.    Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.
5.    Nabi Muhammad menghafalkan ayat-ayat Al-Quran secara pribadi dan mengajarkan kepada para sahabat untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.
6.    Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya agar mudah dihafal oleh para sahabat, Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat yang sangat cerdas.
7.    Zaid bin Tsabit diperintah oleh Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing, agar Nabi dapat mengirimkan surat kepada para pemimpin bangsa lain.
8.    Zaid bin Tsabit sangat cerdas sehingga mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.
9.    Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri dan selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.
10. Alat tulis menulis amat terbatas, sehngga para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran pada pelepah kurma, lempengan batu dan kepingan tulang hewan, dan lainnya.
11. Naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan, tetapi masih berserakan, tidak terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.
12. Sengaja dibentuk dengan hafalan dan penulisan teks Al-Quran oleh para sahabat, karena Nabi Muhammad masih menunggu wahyu berikutnya, dan sebagian ayat Al-Quran ada yang “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).
13. Ayat “mansukh” ialah ayat Al-Quran yang dihapuskan, dibatalkan, atau ditiadakan.
14. Ayat “nasikh” adalah ayat yang menghapuskan, membatalkan, atau meniadakan.
15. Ayat yang “dimansukh” adalah ayat yang “diganti”.
16. Ayat yang “dinasikh” ayat yang “mengganti”.
17. Al-Quran belum dibukukan, karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun kepada Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

B.   Zaman Khalifah Abu Bakar.
1.    Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar menjadi  Khalifah.
2.    Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak yang dipimpin Musailamah al-Kazzab yang mengaku sebagai nabi, Khalid bin Walid (komandan pasukan Islam) berhasil menumpas pemberontak.
3.    Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur, Umar bin Khattab gelisah dan mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.
4.    Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu melakukannya, karena Nabi Muhamad tidak pernah melakukannya.
5.    Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran, dibentuk Tim Pengumpulan Al-Quran, Zaid bin Tsabit (penulis wahyu pada zaman Nabi)  diberi tugas sebagai ketua tim.
6.    Zaid bin Tsabit menerima tugas tersebut, meskipun awalnya menolak.
7.    Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya, Khalifah Abu Bakar memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.
8.    Syarat yang harus dipenuhi oleh para penyetor naskah tulisan Al-Quran.
1)    Naskah tulisan yang dikumpulkan harus sesuai dengan hafalan para sahabat yang lain.
2)    Naskah tulisan ayat-ayat Al-Quran memang diperintah oleh Nabi dan dituliskan dihadapan Nabi Muhammad, karena beberapa sahabat menulis naskah atas inisiatif sendiri.
3)    Naskah tulisan yang disetorkan harus dibuktikan dengan dua orang saksi.
9.    Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya.
10. Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.
11. Ketika Abu Bakar wafat buku mushaf Al-Quran disimpan oleh Khalifah Umar Bin Khattab.

C.   Zaman Khalifah Umar Bin Khattab.
1.    Tidak terjadi penyusunan dan permasalahan mushaf Al-Quran.
2.    Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai, semua sahabat sepakat, dan tidak terjadi perselisihan.
3.    Khalifah Umar bin Khattab konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.
4.    Umar bin Khattab wafat, buku mushaf Al-Quran disimpan oleh Khalifah Usman bin Affan.

D.   Zaman Khalifah Usman Bin Affan.
1.    Wilayah Islam semakin luas, beragam suku bangsa yang masuk Islam, terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca ayat-ayat Al-Quran.
2.     Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran dengan Zaid bin Tsabit sebagai ketuanya, dengan anggota  Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.
3.    Khalifah Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar, dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek menjadi dialek Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy).  
4.    Khalifah Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf, yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria, sedangkan yang 1 mushaf disimpannya sendiri.
5.    Mushaf Al-Quran tersebut dikenal dengan nama Mushaf Usmani.
6.    Al-Quran surah Al-Hijir (surah ke-15) ayat 9.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
     
      Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment