Tuesday, July 30, 2019

2819. NALURI CINTA TANAH AIR


NALURI CINTA TANAH AIR
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang naluri cinta tanah air menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya
1.    Para ulama berpendapat bahwa persamaan sejarah muncul sebagai unsur kebangsaan karena unsur ini adalah salah satu yang terpenting untuk menyatukan perasaan, pikiran, dan langkah-langkah masyarakat.
2.    Sejarah menjadi penting, karena umat, bangsa, dan kelompok dapat melihat dampak positif dan negatif pengalaman masa lalu, kemudian mengambil pelajaran dari sejarah, untuk melangkah ke masa depan.
3.    Sejarah yang gemilang dari suatu kelompok akan dibanggakan anggota kelompok serta keturunannya, dan sebaliknya.
4.    Al-Quran sangat menonjol dalam menguraikan peristiwa sejarah.
5.    Tujuan tujuan utama dari uraian sejarah adalah untuk mengambil “iktibar” (pelajaran) guna menentukan langkah berikutnya.
6.    Dapat dikatakan bahwa unsur kesejarahan sejalan dengan ajaran Al-Quran.
7.    Jika unsur ini dijadikan salah satu faktor lahirnya paham kebangsaan, hal ini inklusif berada di dalam ajaran Al-Quran, selama uraian kesejarahan itu diarahkan untuk mencapai kebaikan dan kemaslahatan
8.    Rasa kebangsaan dapat dibuktikan dengan adanya patriotisme dan cinta tanah air.
9.    Cinta tanah air tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama, bahkan inklusif dalam ajaran Al-Quran dan praktik Nabi Muhammad.
10. Hal ini bukan sekadar dibuktikan melalui ungkapan terkenal yang dinilai oleh sebagian orang sebagai hadis Nabi, “Hubbul wathan minal iman” (cinta tanah air adalah bagian dari iman).
11. Nabi Muhammad menerapkan cita tanah air dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.
12. Para ulama berpendapat ketika Nabi Muhammad berhijrah dari Mekah ke Madinah, beliau salat menghadap ke Baitul Maqdis, Palestina.
13. Setelah sekitar 17 bulan, beliau rindu kepada Mekah dan Kakbah.
14. Kakbah adalah kiblat leluhur Nabi Muhammad dan kebanggaan orang-orang Arab.
15. Nabi Muhammad berbolak-balik menengadah ke langit, memohon kepada Allah agar kiblat diarahkan ke Mekah, dan Allah merestui keinginan ini.

16. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 144.

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

       Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah MasjidilHaram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
17. Cinta Nabi Muhammad kepada tanah air tampak pula ketika meninggalkan kota Mekah dan berhijrah ke Madinah.
18. Sambil menengok ke kota Mekah Nabi bersabda,”Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekah) adalah bumi Allah yang paling aku cintai, seandainya bukan orang yang bertempat tinggal di sini mengusirku, niscaya aku tidak akan meninggalkannya”.
19. Nabi Muhammad berdoa,”Wahai Allah, cintakan kota Madinah kepada kami, sebagaimana Engkau mencintakan kota Mekah kepada kami, bahkan lebih”.
20. Cinta kepada tanah air adalah naluri setiap manusia.
21. Nabi Muhammad menilai salah satu tolok ukur kebahagiaan adalah, “Rezeki yang diperoleh dari tanah airnya sendiri”.
22. Muncul ungkapan, “Hujan emas di negeri orang dan hujan batu di negeri sendiri, tetapi lebih senang di negeri sendiri.”
23. Nabi Muhammad bersabda,”Orang yang gugur karena membela keluarga, mempertahankan harta dan negeri sendiri, bernilai sebagai mati syahid seperti orang yang gugur membela agama”.
24. Al-Quran surah Al-Mumtahanah (surah ke-60) ayat 8-9 menggandengkan membela agama dengan membela negara.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

      Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusirmu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
25. Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 148.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

     Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
26. Kesimpulannya, bahwa paham kebangsaan dan cinta tanah air tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
27. Artinya paham kebangsaan daan cinta tanah air tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadis Nabi.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


0 comments:

Post a Comment